*
*
*
*
" Apa ada lagi barang titipan yang mereka minta ? " Yuta membuka suaranya setelah memasukan beberapa kotak tisu kedalam troli belanjannya.
" Sebentar, aku akan bertanya pada mereka. " Pemuda tinggi yang berada di depannya menjawab sambil kemudian mengirimkan pesan suara ke grup chat di ponselnya.
Yuta melihat-lihat isi rak di sebelahnya sambil menunggu Johnny yang sedang sibuk dengan ponselnya. Ini jadwal mereka berbelanja, sebenarnya hanya Johnny saja. Yuta sudah mendapatkan bagiannya satu bulan lalu sebelum Natal tiba. Tapi karena Doyoung yang menjadi partner berbelanja Johnny terlalu sibuk menonton drama, pria tinggi itu jadi menyeret yuta yang tengah berbaring santai di kamarnya.
Sejujurnya Yuta ingin sekali menolaknya, ayolah akhirnya dia mendapatkan hari bebasnya setelah beberapa lama. Jadwalnya memang tidak sepadat member lainnya, tapi tetap saja ini adalah hari paling berharga, Yuta akhirnya bebas berkencan dengan kasur tercinta.
Tapi dengan seenaknya Makhluk tinggi yang pernah tinggal di Amerika itu mengganggu kencan manisnya. Gagal sudah rencana menonton Gojo Satoru di laptopnya. Ingatkan Yuta untuk meminta bayaran pada Johnny dengan mentraktir nya makan malam di restoran mahal.
" Ada lagi atau tidak, aku pegal jangan lama-lama. " Yuta memprotes sambil berjongkok di belakang troli yang sedang dibawanya.
Entah perasaannya saja, atau memang lampu supermarket ini yang meredup sejenak disekelilingnya ?
" Tidak ada, Yangyang dan Hendry katanya akan membeli sendiri kaus kaki baru nya. Jadi sudah tidak a- hey kau tidak apa-apa ? " Ucap Johnny sambil menolehkan pandangan dari ponselnya kearah Yuta.
Pria itu kemudian buru-buru merubah kalimatnya begitu melihat Yuta yang berjongkok sambil tetap memegangi troli yang mereka bawa.
" Kau tidak apa-apa ? " Johnny berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Yuta. Dia mengulang lagi kalimat yang sempat diucapkannya.
" Mm. " Yuta mengangguk sekilas sebelum berdiri kembali. Dia memang tidak apa-apa hanya sedikit pusing mungkin karena dia tadi tiba-tiba berdiri.
Johnny sedikit memicingkan matanya, sangat tidak yakin dengan apa yang pemuda Jepang itu katakan. Wajah Yuta terlihat pucat, memang Johnny tidak bisa melihat seluruhnya karena masker yang Yuta pakai di sebagian wajahnya. Tapi bukan berarti Johnny tidak hafal bagaimana warna kulit orang yang menjadi rekan satu grupnya. Anak itu memiliki kulit yang sedikit kemerahan alih-alih pucat. Dan saat ini sebagai wajah Yuta terlihat pucat, Johnny juga dapat melihat poni pemuda itu yang sedikit lepek karena keringat.
Hey, ini musim dingin. Yuta tidak mungkin kegerahan hanya karena pemanas ruangan yang supermarket ini pasang kan ?
" Kita ke food court dulu setelah ini, Kau pucat. Sini, kau bawa saja keranjang ini. Troli nya serahkan padaku. " Johnny menyerahkan satu keranjang tidak penuh berisi Snack dan camilan yang sejak tadi dia pegang.
Jika kalian bertanya mengapa isinya hanya setengah, itu hanya sebagian kecilnya saja. Sisanya ada di salah satu troli yang dibawa yuta. Belanjaan mereka memang bukan hanya satu troli saja, melainkan ada tiga. Salahkan beberapa member Unit NCT yang menitipkan barang-barang tidak pentingnya untuk di beli juga. Seperti sumpit, buku gambar, lilin, sampai ke botol bergambar Iron Man dan Pororo yang baru keluar edisi terbarunya.
Sudahlah tidak perlu dibahas, Yuta akan kesal sendiri jika mengingat apa saja isi dari troli-troli di depannya. Mereka ini berbelanja kebutuhan untuk dua puluh tiga manusia dewasa, bukan perlengkapan anak TK, mengapa harus membeli botol minum dan buku gambar segala, siapa juga yang memesannya ? Jisung ? Winwin ? Shotaro ? Awas saja jika sampai itu Lucas atau haechan, Yuta bersumpah akan memecahkan benda itu sekalian di depan mereka. Humph! Sebal!
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuta's Fever Diary
Romancehanya berisi sekumpulan cerita tentang yuta saat terkena demam dengan para bucinnya