TakeDown [BL] Apabila Yakuza Jatuh Cinta

Bab 14 : 13

Catatan:

peringatan bab: nsfw.

harap lewati bagian pertama bab ini jika Anda merasa tidak nyaman dengan konten seksual

“ Kau sudah seperti ini hanya dari jariku? Hm, hal yang akan aku masukkan ke dalam dirimu tidak seberapa dibandingkan dengan jari-jariku. ”

Daiki mengusap pintu masuknya begitu dia selesai berbicara. 

" Aaah ... hngh .." 

“ Bagaimana menurutmu? Apa kau akan baik-baik saja jika aku memasukkan sesuatu seperti ini ke dalam? ”

“Saya tidak tahu. Ini akan menyakitkan…. jangan… ”

"Tidak akan sakit."

Mendengar suara tangis Minjoon, Daiki mengusap tangannya yang besar di sepanjang punggungnya yang mulus, mengikuti dengan lidahnya, membuat bibirnya yang basah beristirahat di pintu masuk Minjoon. Daiki meraih tubuh Minjoon, mencengkeram pinggulnya sambil melebarkan pipi pantatnya.

“Apa, apa yang kamu lakukan….? Jangan sentuh aku di sana. "

"Itu adalah naluri pria untuk ingin melakukan sesuatu jika semakin sering Anda menyuruh mereka untuk tidak melakukannya."

" Ya Tuhan, tolong lakukan saja."

Minjoon terengah-engah saat meninggikan suaranya, merasa kesal saat Daiki terus menggodanya. 

"Baiklah, jika Anda bersikeras."

Daiki tersenyum saat dia mulai mendorong lubang Minjoon dengan lidahnya.

“ Ah! Kamu gila?"

Mengabaikan seruan Minjoon, Daiki mendorong ujung lidahnya untuk melewati lubangnya dan menekan ke bawah, memaksa masuk ke dalam. 

" Haaa .... hnngh."

Minjoon membenamkan wajahnya di selimut, meneriakkan nama Daiki seperti orang gila saat tubuhnya dikalahkan oleh kesenangan yang menggembirakan. Minjoon berhasil menggigit lidahnya dan berbalik, tangan gemetar saat ia meletakkan satu di atas kepala Daiki bergerak dengan ritme yang stabil. 

"....Tolong berhenti. Saya tidak bisa mengambil ... lagi ... "

Daiki mengangkat kepalanya mendengar permintaan Minjoon. Rambutnya yang acak-acakan jatuh berantakan di dahinya, membuatnya tampak awet muda. Minjoon menjilat bibirnya dengan menggoda, menatap jauh ke dalam matanya yang tenggelam dalam kenikmatan. 

"Tolong hentikan. Tidak apa-apa sekarang. ”