Happy reading, guys😘😘
Hati-hati, typo bergentayangan👻👻Liana menyugar rambut Jonathan dan sesekali mengusap wajah pria itu dengan lembut. Tangannya mengusap kelopak mata bawah Jonathan yang membengkak karena pria itu menangis seperti gadis kecil.
Tangan kecil Liana bergerak menggenggam tangan Jonathan dan menciumnya dengan lembut, sementara Jonathan diam menikmati perlakuan Liana. Dia merasa nyaman dan tekanan yang selama ini dipendamnya seakan berkurang setelah dia bercerita kepada Liana.
"Terus kenapa kak Jo marah setiap kali orang lain sebut nama Jovan?" tanya Liana.
Jonathan mendekat dan memeluk Liana. Kepalanya ia sandarkan di dada Liana, dan mendusel manja di sana.
"Karna terlalu merasa bersalah, aku bahkan tidak pernah bertemu dengannya sejak kami bertukar posisi. Aku selalu menghindar saat keluargaku berusaha mempertemukan kami."
"Saat Jovan bangun dan mengetahui segalanya, dia beberapakali mencoba untuk mengakhiri hidupnya. Orangtuaku akhirnya putusin buat mindahin Jovan ke Canada agar dia punya suasana baru, dan aku berakhir di sini sama kamu." Jonathan semakin mengeratkan pelukannya dan kepalanya bergerak menuju ceruk leher Liana.
Liana membalas pelukan Jonathan dan sebelah tangannya mengusap kepala pria itu. Hatinya sakit melihat pria itu menagis, menyalahkan dirinya atas kematian sahabatnya dan menganggap dirinya sebagai penyebab saudara kembarnya lumpuh.
"Ini bukan salah kamu, semua terjadi berdasarkan skenario buatan Tuhan. Jangan terlalu merasa bersalah, kak Keenan pasti nggak suka lihatnya. Dan kalau boleh jangan menghindari kak Jovan lagi, dia pasti pengen ketemu kak Jo." Liana berucap mencoba memberi saran pada cowok itu.
Jonathan merasa bahwa perkataan Liana ada benarnya, jadi dia hanya mengangguk saja dan terus menyurukkan kepalaya di ceruk leher Liana yang terbuka.
Masih dengan posisi duduk sambil berpelukan, Liana menatap jam di dinding kamar Jonathan dan menghela napas karena sudah pukul 10.05 pagi.
"Kak Jo, kita kebawah, yuk! Kita belum bebere sama sekali. Kakak mau makan apa, nanti aku masakin," tawar Liana mencoba melepaskan Jonathan dari tubuhnya.
Namun, Jonathan sama sekali tak bergerak dan terus menyosor mendekati Liana. Hidungnya sudah mengendusi leher Liana dan sesekali lidahnya menjilat permukaan kulit leher Liana.
Liana terkesiap dan berusaha mendorong Jonathan namun cowok itu dengan sigap mengunci pergerakan Liana dan semakin gencar mengeksplor leher Liana.
"Kak Jo ngapain, sih? Geli tau," protesnya masih berusaha mendorong dada Jonathan.
"Na, pengen. Bentaaaarr aja," bujuk Jonathan dan kembali mengecupi garis leher gadis itu.
Jonathan menciumi tengkuk hingga bahu Liana, dan meninggalkan beberapa tanda. Liana menengadah dengan mata terpejam menikmati semua perlakuan Jonathan. Gadis itu menggigit bibir bawahnya dan tangannya meremas baju Jonathan dengan kuat.
"Joooooooo! Nanaaaaaa!" Liana tersentak kaget dan langsung mendorong Jonathan saat mendengar suara yang tak asing baginya.
Ia meloncat turun dari kasur dan segera berlari ke kamar mandi meninggalkan Jonathan yang merutuki ibu kostnya yang entah kenapa sudah pulang jam segini.
"Biasa juga pulang sore, kenapa jam segini udah di rumah?" gerutu Jonathan sembari melangkah keluar dari kamar.
"Jooooo! NATHANNNN, YUHUUUU"
"Apasih mah, berisik banget. Baru pagi juga," dumel Jonathan mendudukkan bokongnya di sofa, dan langsung dihampiri oleh si manis Cheewee.
"Nana mana?" tanya Lina menatap Jonathan dengan curiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Senior (Hiatus untuk sementara)
Roman pour AdolescentsFOLLOW SEBELUM BACA, GUYS Hanya cerita yang udah mainstream banget, but bisalah sekedar hiburan belaka. Dibawah umur 17, gua harap menjauh. Tapi kalo ngotot, tanggung dosa masing-masing😆😆