05. Bad Birthday

111 23 2
                                    

"Selamat Pawaret!"

Ohm,Punn dan Claire memeluk Pawaret atas keberhasilan sidang pemuda itu. Selesai sudah tugas Pawaret sebagai penerus keluarga Kirdpan. Kini, dia hanya akan melanjutkan rencananya yang tertunda. Membawa cinta nya kembali.

"Jadi, besok kau akan berangkat menemui anak itu?" goda Claire

Ohm terkekeh, "Claire,jangan menggodanya.. Pawaret sudah sangat merindukan anak itu,"

Punn menepuk pundak Pawaret, "Hati-hati. Kabari aku jika nanti kau akan berangkat. Aku akan menghubungi dia malam ini,"

Pawaret mengangguk, kemudian membiarkan teman-temannya membawanya ke caffe untuk hari ini.

Light mengepalkan tangannya, buku tangannya memutih menahan amarah, "Tidak Pawaret. Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkanmu. Meski harus melenyapkan dia!"

Pawaret tersenyum simpul melihat Ohm dan Claire saling ejek seperti biasanya.

"Jika kau berhasil membawanya kembali, mari adakan reuni Pawaret,"

Pawaret mengangguk, "Tentu saja Punn, aku juga ingin sesekali bertemu yang lainnya,"

Jam menunjukan pukul tiga sore, si sulung Kirdpan itu maju kemudian membayar bill teman-temannya, "Ohm,Claire,Punn. Aku harus pulang agar besok tidak ketinggalan pesawat, besok hari yang sangat penting,"

Ketiganya mengangguk, "Sampaikan salam untuk anak itu Pawaret," ujar Claire, Pawaret mengangguk kemudian meninggalkan teman-temannya.

Sesampainya dirumah, Ningpoo,Traffic dan Tay bergantian memberikan selamat pada Pawaret.

Tay menyodorkan amplop kepada cucunya, "Bukalah Nak,"

Pawaret membuka amplop itu, "Kek.." Pawaret menatap kakeknya juga orang tuanya bergantian. Sebuah tiket pesawat dengan penerbangan awal, "Kek..ini,"

"Hadiah kecil dari kakek untukmu Nak, Pergilah. Dan cepat kembali dengan membawa cucu menantu untuk kakekmu ini," ujar Tay

Pawaret menggeleng dan memeluk Tay,Tay terkekeh dan memeluk balik cucu laki-lakinya itu.

Tay melepaskan pelukan Pawaret, "Apapun yang kau butuhkan setibanya disana, kau bisa menghubungi kakek atau papa mu, jangan khawatirkan apapun, mengerti?" ujar Tay yang diangguki Pawaret.

"Nah, pergilah ke kamarmu. Siapkan keperluanmu. Besok pagi-pagi papa akan mengantarmu ke Bandara." ujar Traffic.

Pawaret mengangguk dan untuk pertama kalinya setelah sekian tahun, senyum tulusnya bisa dilihat kembali oleh keluarganya. Ningpoo memeluk Traffic lega melihat senyum putra sulungnya yang perlahan kembali.

Pawaret memeluk erat frame di nakasnya, Tunggu aku, aku akan segera menemuimu besok. Aku sangat merindukanmu,sangat. Pawaret mengusap sudut matanya yang berair, dan mencium frame itu,

"Tunggu aku"

Tepat jam duabelas malam. Ponsel pawaret berdenting, namun si empunya tetap tidur.

Jam lima pagi, Pawaret sudah siap dengan semuanya. Koper juga Tas nya sudah masuk kedalam bagasi mobil.

Ningpoo dan Prim bergantian memeluk Pawaret, "Tunggu Nak.. sebelum kau berangkat, tiup lilinmu dulu Nak," ujar Ningpoo, Pawaret mengangguk dan meniup lilinnya, kemudian memeluk Ningpoo.

"Selamat ulang tahun sayang.."

"Thankyou Ma.."

"Hal baik bersamamu Nak,"

"Pawaret,ayo. Pesawatmu nanti terlambat," ujar Traffic, Pawaret mengangguk dan masuk mobil.

"Sampaikan salam Papa padanya Nak, katakan padanya.. Keluarga kirdpan menunggunya," ujar Traffic setelah sampai di bandara.

REMEMBERWhere stories live. Discover now