Sreeekkk..
Sreeekkk..
Sreeekkk..
Suara polybag yang di seret terus menggema di sepanjang lorong yang begitu gelap dan sepi.
Sampai dimana, langkahnya terhenti tepat di ujung lorong. Saat sebuah cahaya kecil mengusik perhatiannya.
Ia melepas genggamannya dari kantung hitam besar berbahan plastik tersebut. Lalu mengeluarkan sebuah ketapel dan peluru dari kantongnya.
CTAK!
DAKK!!!
Layar monitor berubah menjadi gelap seketika.
"Ck.. brengsek!"
Jaevin menunduk pasrah, tangannya dengan reflek menggebrak meja monitor CCTV. Benar-benar kehilangan harapan.
"PUTRIKUUU... KEMBALIKAN PUTRI SAYA!!!"
Raungan seorang wanita kembali mengusik perhatian Jaevin, begitu Ia keluar dari ruang monitor.
"Bu, mohon pengertiannya. Ini kan demi kebaikan anak Ibu juga.." bujuk seorang tim forensik dengan name tag Revita.
"GAK! GAK BISA! GAK ADA LAGI YANG BOLEH NYENTUH ANAK SAYA, SEBELUM KALIAN NEMUIN PELAKUNYA!"
.
.
.
"Kalau Kamu yakin gak melakukan kesalahan, harusnya Kamu jujur, Liana" - Reno"Lian udah jujur Pa! Papa aja yang gak mau percaya!" - Liana
"Lian, dari awal Papa udah peringatin Kamu untuk pergunakan sebaik mungkin!" - Reno
Bagi Liana, ini sangat lah menyusahkan. Ia harus masuk ke dalam masalah yang bahkan seharusnya tidak menjadi urusanya. Demi Neptunus, Ia tidak melakukan apapun!
"Terserah! Lian juga gak pernah minta buat nerima kemampuan sialan ini!" - Liana tertawa sinis
"Liana!" - Reno
Ia tak menyangka putrinya akan berucap seenteng itu.
"Kalau dari awal Lian tau kemampuan ini bakal nyusahin kayak sekarang, Lian gak akan mau dilahirkan kayak gini, Pa" - Liana
Liana beranjak keluar dari ruang konseling.
BRAK!
.
.
.
Liana menyodorkan sebungkus rokok pada teman laki-laki yang kini tengah berdiri di sebelahnya. Namun, alih-alih menerimanya. Bara justru membuang rokok tersebut ke sembarang arah."Ck! Gak asik" - Liana
"Jadi gimana? Belum dapet apa-apa?" - Bara
"Ah! Bangsat, enyah sana Lo. Bikin bad mood aja, najis!" - Liana
"Gue cuma gak mau, Lo nolongin orang yang salah" - Bara
"Dia gak salah" - Liana
"Di mata Lo. Tapi di mata Hukum, Penjahat bakal tetap bersalah. Apapun motifnya" - Bara
"Lo ngatain Gue bego gitu?" - sinis Liana
"Hah?" - Bara
"Terserah. Cerama aja sana Lo, di depan kaca" - Liana
Bara menghela napas berat seraya menggaruk tengkuknya.
.
.
.
"Lo itu tolol" - Naya'Ia' menoleh pada sumber suara.
"Selama apapun Lo sembunyi kayak hewan punah. Endingnya pasti bakal ketembak" - Naya memperingatkan
'Ia' semakin membeku di tempatnya.
"Sebenernya sih, sama aja. Mau Lo nyerahin diri sekarang atau secepatnya. Lo pasti bakal kena karma. Itu mutlak" - Naya
"Maksud Lo apa?"
"Yang ngebedain cuma, saat kita liat reaksi orang. Kira-kira mereka akan IBA atau malah semakin BENCI sama Lo?" - Naya
"Limbah" - Naya
Naya pun berlalu dari perpustakaan setelah mengambil buku absen.
.
.
.
WIIINGG!WIIINGG!
WIIINGG!
(Bunyi Alarm Bahaya)
Liana masih terus mencengkam leher gadis malang tersebut. Hingga yang terangkat pun mengapung tak menapak pada tanah.
"LIANA! KONTROL DIRI LO!" - Bara
"AAAAAARRRRGGGGHHHH!!!!" - Teriakan Histeris Liana
"LIAN! LEPASIN DIA SEKARANG. JANGAN MAU DIKENDALIIN!" - Julio masih berusaha menarik tangan Liana
(Teriakan dan Tangisan Histeris Liana)
"Dek, tolong tenangin Kakak Lian, ya. Kamu udah janji bakal bantuin Abang, kan?" - Davis
"VIS, BAHAYA GILA! SITUASI SEKARANG BEDA SAMA YANG KEMARIN!" - Bara
"Lo mau ngebiarin Putri mati?" - Davis
"Dan Lo mau ngorbanin adek Lo sendiri?" - Bara
Mereka terlalu sibuk berdebat. Hingga Mei, adik perempuan Davis tanpa sadar terlepas dari pengawasan. Ia menghampiri Liana dengan begitu berani.
"VIS, ADEK LO!" - Naya
"MEI!" - Reno
"Kakak.. lepasin..."
"AAAAARRRGGGGHHH!" - Liana
"Akh" - Mei
BUGH!
Kami tau, bertindak gegabah adalah hal yang SANGAT SALAH. Namun, ketika Kami memutuskan untuk Speak Up pun, hanya akan membahayakan diri kami sendiri. Kenapa?
Sekarang giliran Kami, para KORBAN INTROVERT BERHATI BATU yamg bertanya. Apa Kami akan terlindungi secara 24/7, setelah Kami menggantungkan keselamatan hidum Kami pada 'PIHAK YANG BERPENGALAMAN'?
Sedangkan mereka yang terlahir dengan 'SENDOK EMAS' terus menindas Kami setiap detik.
Jadi, apa yang arus Kami 'Para Sampah' ini lakukan?
Membiarkan itensitas yang merugikan ini seenaknya atau menikmati serpihan siksa neraka di sisa hidup kami yang sia-sia ini?- KAMI PERLU MENJADI GILA,
JIKA INGIN TETAP WARAS -Kami, Siswi Apatis Dari Barisan Terbelakang
🦄
.
.
.
COMING SOON!
.
.
.
🦄HALO SEMUANYAAAAA \(^0^)/
AKU KEMBALIIII!!!
Gimana? Ada yang kangen gaaak???
*ENGGAAAK!*
*PLAK (Ternyusrug Online)*Jadi ini Indigo Season 3 ya..
Udah pada tau kan?
Udah lah pasti. Kan kalian yang nagihin wkwk.
Bercanda NAGIH😭🔫Sedikit penjelasan,
1. Di sini peran utamanya udah bukan The Kisains lagi. Melainkan generasinya (Anak2nya lah istilahnya)
2. Namanya Aku ganti jadi Indonesia semua. Termasuk member The Kisains yang udah pada jadi Mamak dan Bapak iniii wkwkwk. FYI, mereka masih muncul ya di Book ke 3 ini. Walaupun jarang.Maaf kalau kurang puas, karna Aku tau kan kalian suka baca work ini karna pemerannya member NCT ya..
Tapi, hampuraaa sekali lagi ini mah yah. Aku teh juga pengen work Aku ini di baca sama Reader yang Non K-Pop juga. Jadi kan pemasaran work Aku lebih luas ya hehehe..
Mohon pengertiannya Tuan dan Nyonya🙏🙏🙏So..
Happy Reading
dan
See Ya di Chapter selanjutnya ya..
Jangan lupa Vote dan Comment🙃
Terima Kasih🙏
LUV YUUU, CUCOK MEONG❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO ? 3 [UNCONSTIOUS]
Mystery / ThrillerKelahirnya kembali generasi Baru. Menimbulkan masalah baru yang lebih kompleks dari sebelumnya. Apakah mereka akan bisa menyelesaikannya dengan baik? UPDATE SETIAP SENIN!