Tentang Rasa

1K 84 37
                                    

Yosh... terimakasih untuk temen-temen yang udah kasih feedback positif di Chapter perdana Fanfic Sebatas Nakama. Semoga bisa lanjut sampai fanfic ini layak dilabeli "complete"

Tapi mohon maaf kalau nggak bisa update terjadwal dikarenakan kesibukan di real life. Sibuk ngumbai, yo asah-asah, yo masak, yo nyapu, yo mencintaimu po barang. hilih 😬

Gas.. langsung ae di woco. Ampun kesupen vote n komen nggeh. 😚

Keep calm n ship Zorobin.

Enjoy!






Normal POV

Setelah berhasil melewati laut Wano dengan selamat, Nami merasa sangat kelelahan. Meskipun hanya berteriak memberikan instruksi, ternyata hal itu cukup menguras energinya. Ia pun beristirahat di kursi panjang yang berada di bawah teduhnya payung warna pelangi. Semilir angin laut yang berhambus mampu membuatnya rileks hingga tak sanggup menahan kantuk.

Menurut prediksi Nami, sang Navigator yang selalu akurat. Cuaca saat ini sangat cerah sehingga mereka bisa bersantai sejenak tanpa khawatir akan datang badai. Mereka menggunakan waktu bersantai itu untuk melakukan aktivitas masing-masing. Seperti Sanji yang berada di dapur untuk menyiapkan makan siang, Franky dan Usopp yang sibuk memeriksa kondisi kapal dan Luffy yang tengah terkagum-kagum melihat keahlian Jinbei berenang di lautan untuk menangkap ikan. Saking kagumnya membuat Luffy lupa diri dan hampir ikut menceburkan diri ke lautan. Beruntung Chopper dalam mode humannya menahan Luffy sekuat tenaga.

"Luffy, hentikan." Kata Chopper sembari memeluk tubuh Luffy yang terus memberontak.

"Luffy-san, Kita pengguna buah iblis lho. Kita bisa mati jika memaksakan diri berenang. Meskipun aku sendiri sudah mati. Yohohoho.." tambah Brook.

"Chopper, Brook.. lihatlah Jinbei. Kakoiii..." pekik Luffy dengan mata berbinar-binar.

Tiba-tiba Jinbei muncul ke permukaan laut dengan gaya yang sangat keren*. Ia memegang gurita dengan ukuran yang cukup besar di tangan kirinya.

*pakai efek slowmo terus rambutnya dikibas-kibasin wkwkwkw

"Woaaah... tako." Pekik Luffy, Chopper dan Brook bersamaan.

"Luffy-kun.. apa segini masih kurang?" Tanya jinbei menunjukkan hasil tangkapannya.

"Em.. tolong tangkap lebih banyak, Jinbei. Dan biarkan aku membantumu. Aku juga ingin berenang dan menangkap ikan."

"Tidak luffy-kun. Kau tidak bisa berenang. Kau cukup perhatikan saja dari situ. Biarkan aku saja yang berenang." Kata jinbei kembali menenggelamkan dirinya.

"Huhh.. membosankan." Gumam Luffy seraya mendengus kesal dan menyandarkan kepalanya dengan malas di pagar sunny go.

Sementara itu, Robin juga tengah beristirahat. Ia duduk di kursi yang berada di sebelah Nami dan memangku sebuah buku tebal. Namun, ia tidak sedang fokus membaca buku melainkan sedang melamun menatap seorang laki-laki bersurai hijau cerah yang tengah tertidur di sisi lain geladak kapal. Tidak ada seorang pun yang menyadari bahwa Robin tengah melamun karena ia memakai kacamata hitam. Alih-alih berlindung dari silaunya cahaya matahari, ia justru menggunakan kacamata hitam itu untuk berlama-lama menatap Zoro agar tidak diketahui teman-temannya.

Robin POV

Roronoa Zoro. Pria yang tengah tertidur dengan bersandar di pagar Sunny go. Entah mengapa aku tidak bisa melepas pandanganku darinya. Dari kejauhan, aku dapat melihat rambut hijaunya yang bergoyang-goyang tertiup angin serta dadanya yang kembang-kempis dengan teratur.

Sebatas Nakama | ZorobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang