6

3 1 0
                                    

______________ vote _____________

18+

Luisa sampai di apart ken diparkiran basement luisa mengeluarkan sebuah kotak kardus dari bagasi mobilnya dan membawa itu menuju lift, didepan pintu apart ken luisa terdiam sejenak, terdengar suara jeritan wanita walaupun rumah itu kedap suara tapi tetap juga luisa bisa mendengar sayup-sayup jeritan, luisa memakasi masker medis yang ada didalam kotak kardus yang dipegangnya.

Luisa mengetuk pintu itu terlebih dahulu, tiba-tiba suara yang sayup itu hening, tak terdengar lagi. Pintu dibuka sedikit,luisa masuk kedalam rumah itu.

Gelap, dan suram itu yang mengambarkan apart ken sekarang, luisa meletakkan kotak kardus tersebut di meja dapur.

Luisa melihat sekeliling apart ken, cowok itu tak terlihat wujudnya sama sekali .

Luisa melihat kompor yang menyala langsung mematikan nya.

"ken"

"Ken"panggil luisa lembut. Tidak ada jawaban dari ken ,Luisa hanya menghela nafasnya saja luisa melihat pintu kamar biasa tempat ken bermain-main dengan kesedangannya.

Luisa menuju kamar itu, luisa membuka perlahan pintu itu, darah dan benda-benda tajam, bermacam-macam pisau yang ada diatas meja tersusun rapi , tali mengikat leher anjing ada didinding yang mempunyai bermacam-macam model , lilin disekeliling ruangan, dan banyak lagi , padahal ini bukan awalnya luisa memasuki ruangan itu tapi luisa masih merinding saat memasukinya.

Di lantai ken sedang barjongkok, memagang lilin dengan ukuran sedang, ken menitikinya ketubuh seorang wanita yang sudah berdarah-darah akibat sayatan d9 sekujur tubuhnya, sayatan itu bukan sembarang sayatan, sayatan itu nama seseorang yang ditulis berulang kali, luisa menatap ngeri melihat ken saat ini.

"Ken, udah selesai,gue bawain bahan makanan, gue mau lo masakin gue"

"Darahnya gak hilang dilantai lu, gue gak suka liat ruangan ini berantakan"

"Gue bantu bersihin ya"ucap luisa lembut

"Lu, ini tasya lu, gue baru ngeh gak ada yang boleh mirip sama andin"

"Ken dengar, sekarang lo pergi mandi, bersihin tubuh lo sebersihnya terus pergi ke dapur buatin gue makan, ngerti gak" ucap luisa pelan sambil mengusap pipi ken pelan, ken mengangguk menurut.

"Ini gimana" sambil menunjuk kondiri tasya yang sudah hampir tidak sadarkan diri, wanita itu sudah seperti diambang kematian nya.

"Biar gue urus lo lansung mandi aja ken"

"Iya" ken keluar dari kamar itu,luisa menatap tasya yang sangat menyedihkan didepannya.

"Gue bilang apa, ken itu gak akan bisa lo kendali-in,lo mau gue kasih tau rahasia"

"To...loo......nghh" ucap tasya

"Ken itu gila, sangat gila malah,dia itu bipolar, psiko, lo ingat gue bicara sama lo kemarin"

Flashback

Luisa sedang duduk disebuah kafe seorang diri bersama laptop didepannya. Luisa mengambil teleponnya dan menelpon seseorang.

"Halo raja"

"Halo lu kenapa"

"Lo masih ingatkan ucapan gue yang didepan sekolah itu"

"Yang mana"

"Pelupa bener deh lo, gue minta tasya temuin gue"

"Ahh itu gue inget, mau ketemu kapan"

"Sekarang di kafe lavender dekat sekolah gue"

"Oke tasya aja"

"Iya,bye"

"Bye" Luisa menutup teleponnya dan kembali fokus mengerjakan tugasnya di laptop.

30 menit berlalu tugas luisa hampir selesai, seorang wanita berpakaian seksi menghampiri meja luisa dan duduk didepan nya. Wanita itu mengetuk meja menandakan bahwa dia sudah tiba.

"Sebentar lagi, pesan dulu apa yang lo mau"

"Iya"ucap tasya

Selesai tasya memesan, luisa menutup leptopnya dan memasukkannya didalam tas nya, tasya memperhatikan setiap gerak yang dilakukan luisa. Sesudah berkemas luisa menatap datar ke arah tasya didepannya. Tasya yang ditatap merasa resah melihatnya,ia pun mulai bicara dahulu.

"Kenapa manggil gue"

"Udah berapa kali lo ketemu ken"

"Itu urusan gue" ucap tasya sewot

"Gue bertanya sebagai bos lo, bukan teman ken"

"5 kali mungkin"

"Terlalu banyak"

"Gue gak sengaja ketemu ken,beberapa kali"

"Lo tau peraturannya kan,gue gak suka ada terjadi sebuah hubungan antara objek gue ,sama pengurusnya"

"Tapi kalau ken cinta gue gimana"ucap tasya pede

"yakin ken cinta lo"

"Iya lah,ken selalu terpaku kalau liat gue, seperti gue ini cewek tercantik yang dia liat"

Luisa tersenyum sinis mendengar kata-kata tasya. Wanita itu sangat pede sekali dengan segala ucapan nya.

"Ken itu gak bisa lo kendali-in"

"Gue bisa kok,semua klien gue selalu puas sama gue, kalau cuma ken yang kalau liat gue aja udah kayak muja gue aja akan gampang gue kendaliin"

"Kalau untuk ken dia bisa terpaku liat wajah lo,kalau gue kasian liat wajah lo"

"Kenapa lo iri"

"Ingat gue masih bos lo"

"kalau ken betulan cinta sama gue,gue minta lo setujui hubungan gue"

"Kalau lo udah seyakin itu gue bakal pertimbangkan"

"Oke"

"Tapi ingat tasya ken itu gak akan bisa lo tebak apa yang dipikiran nya, gue gak bakal tanggung jawab sama apa yang bakal dia lakuin ke lo"

Minuman tasya datang, luisa beranjak berdiri menuju kasir lalu pergi meninggal kan tasya sendiri.

Flashback end

Untunglah luisa memakai saat ini karena sudah dipastikan bau darah akan menyengat memasuki indera penciuman nya, sejujurnya luisa benci bau darah yang seperti besi berkarat itu, tapi demi ken luisa bisa melakukan apapun agar ken terkontrol.

"Tasya gue gak bisa bunuh lo, tapi gue juga gak bisa selamatin lo, jalan satu-satunya lo harus bunuh diri"

Luisa berdiri dan berjalan menuju meja koleksi pisau ken, luisa mengambil salah satu pisau kecil lalu berjalan dan berjongkok lagi didepan tasya.

"Ini pisaunya, gue gak akan maksa lo kok. Semua pilihan ada di tangan lo, tapi gue pastiin lo gak bakal bisa keluar dari sini selain cara itu, dan juga lo gak pengen kan mati dengan tubuh lo gak lengkap, ini baru awal kegilaan ken"

"Too...lo...ngh..."

"Tasya lo salah satu objek gue yang paling banyak disukain orang, tapi lo salah jatuh cinta sya, ken emang ramah tapi itu untuk menutupi kegilaan nya"

Luisa meletakkan pisau kecil itu ditangan tasya " ada kata terakhir yang mau gue dengar?" Ucap luisa sambil tersenyum ramah yang jarang dilihat oleh semua objek luisa.

"Ka...lii...ahn... ja....haat...."

Luisa yang mendengar itu hanya tersenyum saja lalu gadis itu berdiri dan berjalan menuju pintu. Saat hendak membuka pintu luisa tanpa berbalik yang mengatakan "tasya lo gak perlu maafin gue, tapi gue mau lo maafin ken" ucap luisa langsung keluar dari kamar itu sempat mendengar tangisan pilu tasya.

LUISA POISONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang