8

4 1 2
                                    


Luisa memandangi pengumuman di mading sekolahnya. Telah dibuka Seleksi SNMPTN disekolah nya. Bagi yang mau mendaftar silahkan segera mengantarkan rapor ke guru BK .

"Lu, lo bakal ke kampus mana?" Tanya seseorang dari belakang luisa, gadis itu terkejut namun tak lama senyum nya  mengembang.

"Masih seleksi ,belum pendaftaran kampus"

"Gue yakin lo bisa masuk,secara lo sering ikut olimpiade" ucap orang itu sambil menepuk pundak luisa

"lo sendiri mau kampus mana"

"Gue bakal lanjut di luar negeri" ucap dinda sedih

"Loh kok jauh banget"

"Bokap gue ada bisnis di maroko, jadi keluarga gue bakal pindah deh"

"Yah,gak bisa ketemu lagi deh"

"Keluarga gue over banget sama gue, gue sebenarnya mau tinggal sendiri aja dirumah tapi, keluarga gue gak izinin"

Luisa terdiam mendengar ucapan dinda, ada secuil rasa iri dihati luisa mendengar keluarga dinda yang sangat perhatian kepadanya, sedangkan keluarganya sendiri, menuntutnya melakukan apapun agar diakui, sampai-sampai mengorbankan nyawanya sendiri.

"Gapapa kok din, itu berarti keluarga lo sayang sama lo, dan gak mau anak nya kesepian" ucap luisa tersenyum masih memberi semangat dinda.

"Iya makasih ya lu, oh ya kalau lo liburan ke maroko jangan lupa telepon gue ya, bakal gue ajak lo jalan-jalan"

"Hehe iya iya,tenang aja lo bakal jadi orang pertama yang bakal gue hubungin untuk jadi pemandu wisata gue" ucap luisa sambil tertawa bersama dinda.

______________ vote ______________

Pembicaraan dengan dinda membuat luisa memikirkan ken, ia tak dapat meninggalkan ken ke kampus berbeda, selain ia membutuhkan ken, ia juga harus mengawasi ken terus, agar ken tidak macam-macam.

Luisa menuju kantin untuk membeli air, tak sengaja ia melihat ken dan violet sedang duduk di kantin bersama teman-teman ken, ia hendak pergi keperpustakaan setelah ini, tapi rian tak sengaja melihatnya dan memintanya untuk bergabung.

"Lu ayo duduk sini, masa lo mau keperpus lagi sih jam segini"

"Iya mending ngobrol bareng kita"

Luisa hanya berdehem saja,violet nampak menempel kepada ken, luisa menyeringar tipis, tak ada yang memperhatikan nya kecuali ken yang dari tadi melihat luisa.

"Owh ya lu, mau kampus mana nih?" Tanya rian. Diantara semua teman ken hanya rian sendiri yang masih peduli pendidikan dirinya sendiri, sedang kan yang lain,entahlah ia luisa pun tak tau nasib mereka.

"Ngomong-ngomong ken ikut lo gak,secara hampir mustahil banget ken bisa masuk di kampus impian lo"

"Bakal gue usahain" ucap luisa

"Denger lo ken, gue yakin luisa bisa masuk kampus impian nya, lah elo?, harus mati-matian ikut luisa"

"Gue gak bakal maksa ken buat ikut gue, gue juga bisa ikut ken" orang yang mendengar kata itu pasti akan salah paham termasuk violet juga merasa marah.

"Emang kak ken dan kak luisa gak bisa kampus beda ya"ucapan tiba-tiba violet membuat mereka terdiam ,merasa engan menjawab lalu luisa menjawab nya. "Bisa kok, tapi semua itu tergantung ken"

"Gue bakal ikut luisa" ucapan ken yang singkat itu membuat semua dimeja itu tercengang. Violet nampak cemberut mendengarnya. Lalu gadis itu langsung pergi keluar kantin tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Mereka yang melihat itu hanya nampak santai saja.

LUISA POISONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang