eps 2

853 103 24
                                    

Jong Dae tidak pernah membayangkan akan sikap dingin ayahnya. Sejak ia datang, saat makan malam bahkan pagi ini ayahnya tidak memandangnya dengan tatapan seorang ayah.
"Apakah dia tidak merindukanku anaknya yang sejak lahir tidak pernah di tengok," pikir Jong Dae.

Ketika mengetahui ia akan tinggal dengan orangtuanya, ia merasa senang bisa merasakan kehangatan orang tua seperti teman-temannya. Tapi kenyataannya berbeda.

"Jong Dae perhatikan apa yang aku jelaskan, dan patuhi. Aku tidak menerima penolakan dan bantahan," ucap Yong Tae.
"Kau setiap hari tidur jam 9, bangun jam 4. Dan ikuti kegiatan yang sudah dijadwalkan setiap harinya. Yeonggi, berikan salinannya," jelasnya.

"Dan dia adalah Yeonggi yang bertugas menjadi asisten pribadimu. Ingat Jong Dae, tidak ada kata telat dalam mengikuti kegiatan itu. Kau mengerti?" ucap Yong Tae dengan tatapan tajam dengan suara yang tegas.
"Nee Appa. Boleh aku bertanya?"
Yong Tae mengangguk.
"Aku tidak pergi ke sekolah?" tanya Jong Dae setelah melihat jadwal nya.
"Bukankah sudah jelas ditulis disitu. Kau akan sekolah di Rumah, akan ada guru yang datang," ucap Yong Tae. Lalu berlalu dari hadapan Jong Dae, ia tidak suka berdebat.

Baru beberapa langkah Yong Tae bersuara lagi. "Ingat, jangan bertanya hal yang sudah jelas. Mengerti?"
"Ah nee Appa," ucap Jong Dae menunduk.

"Ayo tuan muda, kita mulai," ucap Yeonggi.

Jong Dae di didik keras oleh ayahnya. Membuat fisik nya kuat, mulai lari, sit up, renang, bahkan mendatangkan instruktur fitnes.
Keterampilan untuk melindungi diri mulai memanah, taekwondo, menembak. Jong Dae juga mendapat pelajaran seperti di sekolah.

Ia tidak paham kenapa harus menjalani semua ini, namun ia harus lakukan karena hukuman menanti jika melanggarnya.
Selama menjalani semuanya ia merasa kesepian dan tertekan.

Hidup dengan orang tuanya tidak membuatnya bahagia, jarang bertemu ataupun berbincang.

Ia hanya ditemani pembantu, asisten pribadi dan para bodyguard.

Ia pun tidak pernah keluar rumah, semua dilakukan di dalam rumah atau lingkungan rumah yang memang sudah tersedia fasiltas.

Ia bingung dan tidak tahu sebenarnya apa pekerjaan ayahnya dan kesibukan orang tuanya.

Usianya yang memasuki 12 tahun ia diajak Yeonggi keluar dari rumah atas perintah ayahnya. Jong Dae tidak tahu akan di bawa kemana, tapi setidaknya ia senang bisa melihat dunia luar.

Ia di ajak masuk ke sebuah rumah besar kembali. Di dalam rumah itu terdapat anak lain yang sepertinya seusianya atau lebih tua.

"Tuan muda, mulai sekarang kau akan latihan disini bersama para sepupu mu," ucap Yeonggi.
"Ah, ini anak dari samchon(paman) Yong Tae?" ucap Yongki.

"Tampan juga," ucap Yeon So.
"Hai hyung," sapa Yeon Joo.

"Kenalkan ia Yongki anak dari kakak tuan besar. Mereka Yeon So dan Yeon Joo anak dari adik tuan besar," ucap Yeonggi memperkenalkan.
"Halo semua," sapa Jong Dae sambil membungkuk.
"Sopan sekali," ucap Yeon So.
"Sebentar lagi juga hilang itu sikap sopannya," celetuk Yongki.

"Bersiaplah kita akan ke markas," ucap Yeonggi kepada mereka semua.
"Kemana Paman?" tanya Jong Dae.
"Sudah kau ikut saja," ucap Yongki.
Ketiga sepupu Jong Dae sudah tahu mereka pergi ke markas untuk apa, namun tidak dengan Jong Dae. Ia hanya mengikuti mereka pergi.

Begitu sampai di markas Jong Dae berpisah dengan saudara sepupunya.
"Mereka kemana paman?" tanya Jong Dae.
"Mereka melakukan pekerjaan mereka," ucap Yeonggi.
Jong Dae mengangguk mengerti.
Ia pun berjalan mengikuti langkah Yeonggi, begitu masuk lebib ke dalam ia terkejut bukan main. Di sana terdapat barang-barang ilegal seperti narkoba, minuman keras dan senjata api dengan berbagai jenis. Bukan hanya itu ia melihat banyak sekali tumpukkan uang yang tidak pernah ia lihat.

Yeonggi mengajak nya berkeliling, masuk ke ruangan yang penuh dengan gadis muda yang terlihat kumuh dan terlihat ketakutan. Lalu ia dibawa masuk ke ruangan ayahnya.

"Jong Dae yang kau lihat itu adalah bisnis keluarga kita yang nantinya akan menjadi milikmu saat dewasa," ucap Yong Tae.
Raut wajah Jong Dae yang bingung, takut, dan seperti tidak percaya jadi satu.

"Jangan kecewa akan takdir hidupmu, kau dilahirkan dari keluarga mafia. Hidup ini tidak seindah yang kau bayangkan, dunia ini keras Jong Dae. Terima, pelajari dan jalani," ucap Yong Tae begitu tegas dan dingin.

Jong Dae tidak berani protes atau menolak semuanya. Sejak itu hidup Jong Dae mulai berubah, ia mulai di sertakan dalam setiap kegiatan ilegal. Sifatnya pun mulai menjadi pribadi yang keras.

Menginjak usia 17 Jong Dae sudah diserahkan penuh kepemimpinan oleh ayahnya yang memilih duduk dibelakang. Kepemimpinan bertangan dingin Jong Dae membuat bisnis mereka bertambah besar dan daerah kekuasaan bertambah luas.
Tentu ia dibantu oleh orang orang kepercayaannya. Membuat Yong Tae bangga akan anaknya itu.

Jong Dae sangat ahli dalam strategi, ahli dalam negosiasi, ahli dalam menggunakan senjata, ahli dalam bercinta.

Bukan hanya bisnis ilegal nya berkembang, ia juga membangun bisnis legal yang sebenarnya hanya kamuflase. Perjudian, prostitusi, narkoba, penjualan senjata, minuman keras, penjualan wanita dikuasai oleh kelompok Jong Dae. Bisnisnya pun merambah ke luar negeri.

Di bawah kepemimpinan Jong Dae segala bentuk penipuan, pengkhianatan tidak di tolerir olehnya, jika terjadi maka kematian akan menjemput.

Menjadi pimpinan kelompok mafia terbesar di daerah bagian utara menjadikan Jong Dae sosok yang di segani. Daerah-daerah kecil tidak ada yang berani mencari perkara dengan nya.

Dingin, kejam, tegas, itulah Jong Dae dalam memimpin.

Tentu terlibat dalam dunia ini sangat rentan dengan bahaya, namun Jong Dae tidak takut justru ia ditakuti oleh lawan.

Segala yang di bisniskan sudah Jong Sae rasakan.

Narkoba? Segala jenis yang dijual bahkan dibuat sendiri telah dicobanya.

Senjata api? Koleksi di lemari kamar pribadinya penuh dengan senjata canggih dan koleksinya juga sudah memakan banyak korban.

Minuman keras? Ia memiliki toleransi dengan kadar alkohol tinggi sekalipun ia tidak mabuk

Perjudian? Jangan pernah mengajaknya bermain jika tidak lawan akan dibuat sekarat sampai harta tak bersisa.

Prostitusi ? Setiap wanita yang akan jadi jalang di tempatnya, dipastikan harus melewatinya dulu. Jong Dae orang pertama yang akan menikmatinya dahulu.
Jika saat Jong Dae memasuki ternyata perawan, maka akan diterima. Jika tidak perawan akan sulit masuk dalam prostitusi milik Jong Dae.

Memperlebar daerah kekuasaan perkara mudah bagi Jong Dae, memakai sistem simbosis mutualisme banyak penjahat kecil menjadi pengikutnya.

Jong Dae terkenal dengan memiliki banyak wanita, setiap daerah yang dia taklukkan ada wanita yang menjadi penghangat tidurnya.

Jong Dae selalu mengeksekusi musuhnya dengan tangannya sendiri. Selain musuh dari dunia gelapnya, ia juga punya musuh dari dunia lain.
Yang sayangnya baik dari kedua dunia itu tidak dapat menyentuh Jong Dae.
Walau kegiatannya melanggar, banyak kejahatan dari kelompoknya Jong Dae tidak tersentuh oleh hukum.







Tbc............

Mafia love cruelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang