eps 15

377 59 49
                                    

Jong Dae mengisyaratkan pada tangan kanannya Yeonggi agar hari ini semua urusan di Jepang harus selesai.

"Dae bagaimana dengan undangan makan malam dirumah Mr. Otsaka?" tanya Yeonggi.
"Aku disini hanya urusan bisnis, tidak ada pertemuan pribadi," ucap Jong Dae.
"Baiklah, akan aku sampaikan pada Mr.Otsaka," ucap Yeonggi.

Jong Dae bersiap dengan sarapannya tatkala pegawai hotel membawa makanan kedalam kamarnya.
Yeonggi mengundurkan diri, berlalu dan menunggu di lobby hotel.

Setelah selesai Jong Dae memulai aktivitasnya, berjalan di pelataran lobby dengan penuh kharismatik. Banyak pasang mata baik pegawai hotel maupun para tamu yang memandang terpesona akan ketampanan dan wibawa Jong Dae. Yeonggi beserta para bodyguard menunduk hormat tatkala melihat Jong Dae datang.
Mereka pun mengikuti Jong Dae berjalan di belakang.

Beberapa bodyguard di pintu keluar memastikan keamanan sebelum boss nya masuk ke mobil.
Jong Dae masuk mobil bersama Yeonggi dan mereka berlalu dari halaman hotel menuju suatu daerah di pinggiran kota Jepang.

"Bagaimana hasil pantauanmu?" Jong Dae menatap tabletnya.
"Masih murni," jawab Yeonggi.
"Oke ... kuberi waktu satu bulan untuk menaklukkannya," ultimatum Jong Dae.

Sementara itu Hyemin sibuk dengan pekerjaannya.
"Jeno keruanganku," Hyemin baru saja datang di kantor. Berjalan menuju keruangannya.
Jeno dengan sigap membawa pulpen dan buku catatan mengikuti langkah Hyemin.

"Kasihan Jeno, ku kira jadi asisten Hyena merupakan penderitaan. Tapi justru yang ini lebih menderita," celetuk
Sehun. Kedua teman lainnya ikut menggeleng kasihan melihat Jeno.

"Jaksa baru itu benar-benar ya kerja bagaikan kuda," ucap Donghe.
"Masih bagus Hyemin lah daripada kau yang enggak kerja," Keyra mengejek.
"Hei ... Aku ini kerja, tidak lihat ini berkas," Donghe emosi tidak terima ucapan Keyra.
"Kerja cuma ambil kasus yang ringan, bagaimana bisa karir naik." Kembali Keyra menyindir.
Junho hanya bisa cekikikan, sedangkan Donghe menahan emosi.
"Kau sekarang jadi satu kubu dengan Hyemin,"sindir Donghe.
"Tidak. Aku hanya melihat kapasitas seseorang. Hyemin menangani kasus-kasus berat yang sulit, ya pantas ia bekerja keras untuk bisa berhasil memenangkan kasusnya. Dan selama seminggu lebih ini kulihat ia tidak pernah mengeluh, ya tidak heran kenapa ia di angkat jadi Jaksa senior." Keyra menjelaskan pandangannya.
"Betul itu, Sunbae kenapa kau tidak membantu Hyemin. Daripada hanya mengurus kasus sepele," Junho menyarankan.
"Aku masih mau hidup," ucap Donghe.

"Bagaimana perkembangan berkas kasus yang tersisa?" Hyemin meletakkan mantelnya.
"Dua kasus yang berpotensial, sisanya tidak bisa masuk persidangan," jawab Jeno.
"Sudah kau cek semua kelengkapannya?" tanya Hyemin memeriksa berkas.
"Sudah. Geomsanim bisa ajukan ke pengadilan." Jeno meyakinkan.
"Oke." Hyemin memasukkan berkas tersebut ke tas kerjanya.
"Tentang kejadian kemarin, aku sudah menyerahkan bukti ke Ho Seong sunbae. Kau tunggu informasi darinya." Ucap Hyemin.
Jeno mengangguk.

"Dan jika nanti kau di jadikan saksi bersedia kan?" Hyemin menatap serius.

Dalam pikiran Jeno perkataan Hyemin bukan sebuah pertanyaan yang bisa dijawab tidak atau iya. Melainkan pernyataan ia harus siap menjadi saksi.

"Iya Geomsanim," Jeno menjawab nada ragu.
"Aku akan menjamin keselamatanmu, tenanglah." Hyemin tahu Jeno cemas.
Jeno mengangguk.

"Kembali ke mejamu, hari ini kau bebas. Aku menyiapkan surat tuntutan dan akan ke pengadilan," ucap Hyemin.
"Mau ku temani ke pengadilan?" Jeno menawarkan diri.

"Tidak usah," ucap Hyemin. Ia mengerti telah menyusahkan Jeno beberapa hari bahkan membuat anak itu hampir terancam nyawa.
"Baiklah," Jeno keluar dari ruangan Hyemin.

Mafia love cruelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang