Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Playing now | Doja Cat — Boss B*tch
Ga vote. Ga komen. Ga lanjot!
.
.
▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒
Umpatan, cacian, dan makian yang datang menyerangmu,
Aku merasakannya.
Bahkan segala kesakitan yang menerpamu, Aku juga merasakannya.
Lalu bagaimana mungkin aku bisa ikut merasakan deritamu, jika memang diantara kita hanya ditakdirkan sebatas bertemu?
Si - A
▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒
.
.
Anindira menghentikan langkahnya di depan pintu kelas 12 IPS 1 diikuti dengan derap langkah Arsha yang baru saja berhenti di sampingnya. Terlihat dari cara cowok itu bernapas, Anindira langsung tahu kalau Arsha baru saja berlari.
"Cepet--huh banget sih lo--huh," ujar Arsha ngos-ngosan. Anindira menaikan sebelah alisnya acuh lalu langsung masuk kedalam kelas.
Blam!
Suasana kelas yang semula ramai bak pasar setan sekarang telah berganti menjadi sunyi tanpa suara. See, perubahan yang sangat drastis.
Semua orang terperangah melihat kedatangan Anindira secara tiba-tiba, termasuk dengan Ilham dan Hendra yang sedang dangdutan di belakang. Didalam hati mereka sudah bertanya-tanya mengapa Anindira datang ke kelasnya? Apa alasannya? Apakah ada masalah?
Seketika semua pertanyaan yang menyelimuti seisi kelas telah sirna saat Arsha menyusul memasuki kelas dengan barang bawaan yang sama seperti Anindira.
Ohh jadi Arsha yang bawa Anindira kesini. Begitulah bunyi isi hati dari anak-anak IPS 1.
Tak sedikit juga yang bereaksi berlebihan melihat Arsha dan Anindira. Contohnya saja Elfa dan gengnya, cewek itu sudah kepanasan melihat Anindira ada disini, bersama Arsha pula. Dan juga Ilham Hendra yang melongo dari belakang melihat kelakuan temannya membawa singa betina ke dalam kelas.
Setelah meletakkan buku paket tadi di meja guru, Anindira langsung pergi keluar kelas tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Memang apalagi yang akan dia lakukan? Bukankah tugasnya sudah selesai?
