Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Playing now | Jaz - Dari Mata
Ga vote. Ga komen. Ga lanjot!
.
.
▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒
Hanya dengan melihat manik matamu, Aku langsung jatuh cinta padamu.
Sesederhana itu caraku mencintaimu.
Si - A
▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒
.
.
Anindira berjalan santai menuju kelasnya sambil menggenggam sebotol air mineral yang tersisa setengah. Dia baru saja dari kantin untuk membeli air mineral untuk menghilangkan dahaga selepas melakoni hukuman tadi.
Saat Anindira ingin masuk kedalam kelas, tanpa disangka Chelsea berlari dari dalam kelas menuju kearahnya lalu berjongkok memeluk kaki kanan Anindira sambil berderai air mata.
"Hiks! Hiks! Raa... Maafin gue, pleaseee," mohon Chelsea sambil sesegukan di bawah sana. Anindira cukup terkejoet dengan tingkah Chelsea yang bisa dibilang sangat berlebihan itu. Apalagi sekarang mereka berdua menjadi tontonan gratis anak-anak yang tersisa di dalam kelas.
"Ini s-semua s-salah gue -hiks, Ra. S-seharusnya gue g-ak ngajak -hiks elo ngomong pas u-ulangan," ujar Chelsea terbata-bata sambil terus memeluk kaki Anindira dengan erat.
Anindira masih bergeming ditempat, dia tidak marah tapi dia hanya ingin mendengar semua perkataan maaf dari Chelsea tanpa ada niatan menyela sedikitpun. Ia cukup tau bagaimana cara menghargai orang yang sedang meminta maaf.
"RA! JANGAN DIEM AJA, RA! MAAFIN GUE, RAAA!" jerit Chelsea makin histeris diikuti anak-anak lain yang datang berbondong-bondong dari luar kelas.
Stop! Anindira harus menghentikan semua ini. Dia bukan tipe orang yang sulit memberikan maaf pada seseorang yang sudah berniat meminta maaf padanya.
"Berdiri." titah Anindira sambil menunduk melihat Chelsea.
"L-lo mau maafin gue kan, Ra?" cicit Chelsea menatap wajah dingin Anindira sambil terus berderai air mata.
Bagaimana mungkin Anindira tega melihat wajah Chelsea yang menyedihkan dibawah sana? Wajah putihnya memerah, matanya sembab, hidung mungilnya mengeluarkan ingus yang cukup banyak, dan bibir yang biasanya tersenyum sepanjang hari kini berubah dipenuhi oleh isak tangis.
