R

48 8 16
                                    

2. Putri? Kesatria!
❄️❄️❄️❄️

"Selamat pagi, ma'am,"

"Selamat pagi, Ms. Saverio. Kau selalu tepat waktu seperti biasanya,"

"Demi membodohi orang aku harus selalu lebih dahulu, ma'am,"

Wanita paruh baya itu tertawa dengan tingkah salah satu muridnya itu.

"Kau tak membawa pengawal mu?"

"Dia tengah sarapan, sebentar lagi dia akan tiba,"

"Baiklah kita mulai pemeriksaan tugas mu, Ms. Saverio." Rineve mengangguk dan memberikan buku tugasnya pada wanita paruh baya yang bernama Melinda, guru bahasanya

Melinda mulai memeriksa tugas yang dikerjakan Rineve. "Kau semakin baik, Rineve. Sudah tidak ada kesalahan lagi,"

"Aku mempelajarinya langsung dari orang terpercaya, ma'am. Ah yah, aku juga sudah menghafal bahasa gaul, ma'am!" Seru Rineve

"Kau bisa mempraktekkannya sekarang," ujar Melinda

Rineve menarik nafas dalam dan menghembuskannya. "Janc*k, itu bisa digunakan saat menyapa teman ma'am. Atau kau juga bisa menggunakan anying or anjrot ketika terpana dan bercanda,"

Rahang Melinda terjatuh. "That's a bad words, Ms. Saverio,"

"Gak bisa bahasa enggres!" Pekik Rineve

Melinda menepuk jidatnya, menatap Rineve dengan tragis. "Kau mengikuti pengajaran yang sesat, Rineve." Melinda menatap nanar

"Aku belajar dari sumber terpercaya ma'am, ah yah.. akan ku praktekan pada teman teman ku nanti," ujar Rineve dengan bangga

"Kau tidak berniat mempraktekkannya pada ibu mu?" Tanya Melinda

"Ah, aku lupa. Ibuku terlalu asyik bertukar kabar dengan suaminya," cibir Rineve

"Aku bisa menebak kau yang tidak berminat mencampuri percintaan orang tuamu, Rineve," cibir Melinda

Rineve tersenyum manis. "Aku cukup jijik melihat pemandangan bucin mereka, ma'am." Melinda menghela nafasnya lelah dan menikmati tingkah muridnya yang mempelajari bahasa jalur sesat

Bunyi hantaman di tembok membuat kedua orang itu kompak menoleh, Melinda menghela nafasnya pasrah sedangkan Rineve mengambil permen di meja sang guru dan memakannya

"Kau harus segera mencari gedung baru, ma'am," ujar Rineve dengan kekehan saat retak di tembok semakin nyata

Melinda menghela nafasnya lelah. "Aku bingung dengan penghuni sebelah, dia tak pernah melapor walau sudah babak belur." Rineve terkekeh keras sedangkan Melinda hanya mampu menggeleng geleng. "Tidak akan ada yang mau mendengarkan kesaksiannya, ma'am. Pasangannya cukup mapan untuk itu, aku mendengar pasangannya juga jago bermain." Melinda segera melotot kaget

Rineve semakin terbahak. "Tenanglah selagi kau tak berniat menonjolkan diri, pasangannya tidak akan tergoda denganmu, ma'am." Melinda bernafas lega

Melinda menyewa sebuah bangunan bertingkat dua di lingkungan yang bisa dibilang tidak terlalu ramai, Melinda tinggal bersama adiknya namun sang adik berasrama sehingga Melinda tinggal sendirian. Di sebelah bangunan yang ia sewa ada bangunan yang tidak pernah dibuka namun tempat parkirnya selalu dipenuhi mobil mobil mewah, tak lupa selalu ada bunyi kegaduhan tiap pagi menjelang siang dan malam menjelang subuh

Setiap keributan yang terjadi akan berlangsung dua jam lebih dan setelahnya akan hening seperti gedung kosong

"Ma'am, kau berniat tinggal bersama ku sementara waktu?" Tanya Rineve. Melinda segera menggeleng dengan tegas, ia tidak ingin menyulitkan siapa pun

Hah? (slow up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang