Juara ke-1
Karya: Intan Permato****
“Maaf, Ri. Gue ga bisa anter lo lagi, gue harus anterin kakak gue ke rumah sakit.”
“Oh oke, gapapa kok.”
Klik.
Gadis dengan tas merah di pundaknya itu mematikan panggilan telepon dari sang kekasih. Rasa kesal tak terlalu menyelimutinya, karena dia paham bahwa kakak dari kekasihnya itu sedang hamil.
Gantari Priyatama Sandhya, gadis yang kerap dipanggil Tari itu kini melangkah dengan hati-hati. Hatinya terus berharap ada angkutan umum atau taksi yang lewat, karena 20 menit lagi jam kuliahnya akan dimulai.
Tiin!
Mobil sedan hitam yang sangat Gantari kenali tiba-tiba mendekat ke arahnya. Senyum Gantari terlihat tatkala melihat sosok yang ada di dalam mobil itu. Gantari tak henti mengucap syukur, semesta masih berpihak pada kakinya hari ini.
****
“Makan!” perintah Gantari untuk ke dua puluh dua kalinya kepada lelaki yang kini hanya diam dengan benda pipih di tangannya.
“Makan, nanti baru main HP.” Baik, Gantari sudah memerintahkan lelaki itu sebanyak dua puluh tiga kali, sama banyaknya dengan member NCT saat ini. Karena kesal tak ditanggapi, tangan Gantari merebut benda pipih itu dari tangan lelaki yang tak lain kekasihnya itu.
“Balikin!” ucap lelaki itu tanpa ekspresi.
“Makan dulu makanya Gerhana Putra Sagara, pacar Tari yang paling ganteng, posesif, gampang ngambek, cemburuan, suka marah-marah, dingin!” celoteh Gantari panjang lebar, setidaknya Gantari mengurangi beban saya sebagai penulis untuk menjelaskan sifat kekasihnya itu.
“Cerewet, pacar kamu sebenernya siapa sih?” tanya lelaki yang bernama Gerhana, masih dengan wajah datarnya.
“Sendirinya juga kadang cerewet! Oh masih cemburu ceritanya? Pacar aku Kim Doyoung mas, mau kenalan?” balas Gantari sedikit kesal karena Gerhana masih saja cemburu perihal dia dan Aryan, lelaki yang tadi memberinya tumpangan.
“Oh, oke.” Gerhana beranjak dari duduknya.
“Eh-eh, bercanda hei!” Gantari menahan tangan Aryan agar tidak beranjak kemanapun.
“Tadi cuman berangkat bareng doang, astaga kamu ga percaya sama pacar sendiri?” Gantari langsung merubah ekspresinya menjadi sedih. Gerhana yang melihatnya menjadi tak tega.
“Maaf,” ucap Gerhana lalu mulai memakan, menuruti ucapan sang kekasih.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Event Cerpen GPS
Short StoryEvent Cerpen GPS 🐋 Ketika kata tidak bisa diutarakan, maka kata bisa dituangkan lewat karya.