JUARA HARAPAN
Karya : Agatha Christina Widjaja****
Lelaki itu melirik gadis yang berdiri terpaut jarak satu meter darinya. Sang gadis tahu bahwa lelaki yang berstatus kekasihnya itu sesekali mencuri pandang ke arahnya. Ia ingin sekali menghampiri lelaki itu, tetapi melihatnya asyik bercengkrama dengan seorang gadis yang merupakan teman sekelasnya membuat sang gadis mengurungkan niatnya karena takut mengganggu. Sang gadis berbalik dan melangkah ke kelasnya.
“Sandhya!” Panggilan itu membuat si gadis berbalik lagi. Ia melihat seorang lelaki yang sangat ia kenal—ralat—ia cintai sedang berlari ke arahnya.
“Ya, Gerhana?” tanya sang gadis, bingung dengan kedatangan sang lelaki.
“Kau ingin bicara sesuatu?” Gerhana berharap Sandhya mengutarakan kecemburuannya melihat Gerhana asyik bercengkrama dengan wanita lain. Namun, Sandhya bukanlah seorang yang cemburuan, ia akan memilih berpikir bahwa Gerhana memang ada keperluan, bukan ada maksud lain.
“Tidak. Aku tidak ingin bicara apa-apa padamu.” Runtuh sudah harapan Gerhana. Gerhana hanya bisa tersenyum pahit menanggapi jawaban kekasihnya yang kurang peka itu.
“Tadinya, aku pengen ngajak kamu makan di kantin, tapi kayaknya kamu lagi asyik ngobrol, aku takut ganggu. Jadi, aku balik aja ke kelas, eh taunya kamu malah ngejar aku. Kamu ngomongin apa tadi?” tanya Sandhya dengan aksen cempreng khasnya.
“Tugas,” jawab Gerhana singkat. Sandhya hanya mengangguk. Ia paham betul dengan sosok Gerhana yang irit bicara.
Sandhya tidak banyak bertanya lagi dan melenggang ke kelasnya yang berada berseberangan dengan kelas sang kekasih, Gerhana.
****
Setelah mengantar Sandhya pulang dengan selamat, Gerhana langsung kembali ke istananya. Ia mengganti baju dan makan seperti biasa sebelum berangkat ke pulau kapuk kesukaannya.Gerhana tengah asyik berbaring sembari menatap langit-langit kamarnya yang ia hiasi dengan beberapa origami berbentuk bintang. Ia sedang memikirkan masalah yang ia anggap serius, walaupun sebenarnya tidak terlalu serius juga.
Masalah itu tentang seorang gadis yang berhasil meluluhkan hatinya bernama Gantari Priyatama Sandhya, atau yang kerap disapa Sandhya.Sebenarnya, Gerhana sedang bertanya-tanya, apakah Sandhya benar mencintainya? Ataukah satu bulan yang lalu, hari dimana Gerhana menembak Sandhya, Sandhya mengiyakan dan menyetujui hubungan mereka hanya karena tidak ingin membuat Gerhana sakit hati? Pertanyaan itu terus terlintas di benak Gerhana. Ia ingin menanyakannya langsung pada Sandhya, tetapi ia tidak enak hati, ia takut Sandhya tersinggung. Di lain sisi, ia merasa Sandhya tidak benar-benar mencintainya. “Astaga, Sandhya! Kenapa lo bikin gue jadi begini sih?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Event Cerpen GPS
القصة القصيرةEvent Cerpen GPS 🐋 Ketika kata tidak bisa diutarakan, maka kata bisa dituangkan lewat karya.