03. Jalan

43 2 0
                                    


"Menurut lo gue bener ngga sih?"

Happy lagi-lagi memasukkan kerupuk pisang yang di buat Bunda tadi ke dalam mulutnya. Cewek itu sedang bercerita lewat telpon dengan Hanggi, cewek Bang Satria.

Hpnya dia spekear agar ia leluasa bercerita sambil nyemil.

"hmm gue bilang salah tapi sebenarnya lo ngga salah, gue nanti bilangnya ngga salah tapi dalam hal lain salah."

"Apaan dah. Ngga ngerti ah. Jangan muter muter dong."

Di seberang sana Happy denger suara tawa Hanggi yang renyah. Tawanya aja enak banget di denger pantes aja Abangnya kepincut.

"Kasian banget sih adek gue. Sebenarnya susah juga sih jadi lo. Harus mati-matian dukung keenan buat jadian sama Aya padahal ada perasaan yang patah saat itu juga."

"Nggak usah di perjelas." Dengusnya.

"Pi,"

"Ape?"

"Lo kalau mau perjuangin perasaan lo ngga apa-apa."

Happy terdiam membiarkan pacar abangnya ini melanjutkan ucapannya.

"Lo ngga salah kok kalau harus jodohin orang yang lo suka, tapi ya.. Konsekuensinya sih harus sakit. Itu baru cinta."

"Lo juga ngga harus nyalahin perasaan lo yang kenapa harus Keenan yang lo suka. Gue bahkan ngerti banget kenapa ada rasa itu tumbuh di lo."

"Gue denger dari Satria sih, kalian emang dari kecil udah deket banget. Mandi pernah bareng, makan pasti sepiring berdua, ngerayain ultah pasti harus berdua, jalan-jalan juga sering berdua. Kalian dari kecil emang udah lengket Pi. Keenan apa-apa pasti ceritanya ke lo, lo juga sama kan? Kalau keenan ada masalah pasti larinya ya ke lo, begitupun sebaliknya. Pundak kalian itu udah jadi tempat bersandar ternyaman masing-masing. Dan tiba-tiba lo ngomong kalau jatuh hati sama Keenan, itu salah? Nggak. Tapi waktu dan keadaan lo ngga mendukung. Itu yang salah."

Happy menghela napas. Kerupuk pisang buatan Bunda udah ngga ada lagi rasanya. Hambar.

"Jadi gue kudu ottoke?"

"Terserah lo lah. Kalau hati lo ngga apa-apa pas liat Keenan jalan tadi yaaa udah.."

"Tapi tadi hati gue nyeri-nyeri sedep gitu."

"Hahaha berarti lo ngga siap? Harus siap kalau ngomongnya sama Keenan bakal bikin Aya sama dia jadian. Salah sendiri nge-iyain."

"Ih gue nelpon lo tuh pengen minta solusi bukannya makin bikin gue resah anjrit."

"Ngapain minta solusi ke gue? Sama satria gih, dia anaknya ahli cinta. Mantannya ada di semua penjuru kampus tuh."

"Lo sama aja kak."

"Kalo kata gue mah turutin hati lo aja sih. Kalau ngga siap yaa lo tau bakal gimana. Kalau siap yaudah."

"Hm iya-iya."

"Btw tadi Keenan ajak jalan Aya gimana?"

"KURANG AJAR SIA, NGGAK TAU AH."

Detik itu juga Happy langsung matiin sambungan telfon dia sama Hanggi.

Kalau gini caranya yang galau mah cuman dia malam ini.

Keenannya lagi mesem-mesem nggak jelas di kamarnya gara-gara acara jalannya sama Aya lancar jaya.

••••

Pulang sekolah tadi

"Nan!"

HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang