Ch.3 Seminar

5 1 0
                                    

Lesi celangak-celinguk ke arah sekelilingnya. Ia mengecek handphonenya yang menampilkan sebuah peta sebelum akhirnya tersenyum puas. Lesi menatap bangunan di depannya dengan perasaan gugup pasalnya ini adalah pertama kalinya ia mengikuti seminar sendirian. Benar. Seminar. Lesi yang kian hari dibuat frustasi dengan memikirkan masa depannya, memutuskan untuk mengikuti seminar dengan tema ' tujuan hidup ' yang ia lihat di Instagram.

Bangunan di hadapannya hanya terdapat satu ruangan yang sepertinya biasa digunakan untuk pertemuan besar seperti saat ini. Lesi melihat orang-orang memasuki ruangan tersebut dan ada spanduk bertuliskan 'Seminar Tujuan Hidup' di samping pintu, membuatnya yakin ia tidak salah lokasi. Lesi mulai berjalan mendekati pintu besar yang terbuka lebar itu sebelum bola matanya membesar.

Ramai sekali. Itulah kata yang memasuki pikiran Lesi ketika melihat lebih dari sebagian kursi sudah terisi dengan orang yang Lesi tidak familiar, hanya beberapa tempat duduk yang berlokasi di belakang yang tersisa. Lesi segera mengambil tempat duduk berbaris kedua dari belakang sebelum kursi-kursi yang tersisa dipenuhi.

Sembari menunggu seminar dimulai, Lesi memerhatikan dengan detail ruangan tersebut. Terdapat panggung diujung ruangan dimana baris-barisan kursi menghadapnya. Di sudut panggung, terdapat mimbar yang sudah disiapkan mic di atasnya dan proyektor besar di sisi belakang. Sedangkan, dua speaker besar berada di samping panggung. Terdapat banyak orang yang berlalu lalang yang Lesi yakini sebagai staff seminar tersebut dengan berpakaian baju putih dan garis biru untuk mengecek sekali lagi persiapan acara.

Lesi mengecek ponselnya. Tulisan 09.00 terpampang dengan jelas di layar ponselnya. Lesi mengernyit kala melihat itu, harusnya sesuai yang tertulis di deskripsi acara, acara harusnya sudah dimulai saat ini tapi sepertinya staff masih pada sibuk dan belum ada tanda tanda akan mulai.

Tepat saat Lesi berpikiran saat itu, staff pada turun dari panggung dan seorang pria berusia pertengahan 30 menaiki panggung dengan senyum formal menyambut hadirin. Pria itu menaiki mimbar yang tersedia dan mulai memperkenalkan diri.

" Hai, yang sudah hadir disini. Apa kabar ? Perkenalkan nama saya Radensyiah Putra selaku motivator kali ini. Biasa dipanggil dengan Raden, karna umur saya yang tidak terlalu tua-tua amat mohon dipanggil dengan kak ya ". Suasana ramai akan obrolan orang yang duduk disana tiba-tiba diam ketika pria itu membuka suara dengan nada yang santai tapi tegas.

" Wahhh, terima kasih atas perhatiannya tapi saya harap kalian tidak tegang. Tolong santai saja biar keadaan tidak terasa jenuh apalagi kita akan berada di gedung ini selama beberapa jam. Saya harap kalian juga tidak bosan ya dengan saya". Lesi ikut tersenyum ketika melihat motivator tersebut tersenyum dengan diiringi suara ramai ' iya ' dari kursi penonton .

" Hmmm untuk tema seminar kali ini adalah tujuan hidup. Tentu masing-masing di antara kalian mempunyai permasalahan tersendiri tapi saya yakin hal itu kembali lagi seperti yang tema sampaikan. Tujuan hidup. Ada yang bingung, ada yang gelisah, ada yang takut, ada yang frustasi, ada yang kehilangan, ada yang muak, ada yang sedih, dan masih banyak lagi. Meskipun setiap orang memiliki perasaan yang berbeda ketika datang tapi saya yakin bahwa semua yang hadir mencari jawaban yang sama. Tujuan hidup"

Kak Raden berbicara dengan kata-kata formal, tapi hal itu bukannya terkesan kaku malah terdengar santai apalagi dengan nada bicaranya yang ringan. Kata formal yang menunjukan keseriusan dalam topik tema ini dan nada ringan yang menunjukkan keramahan agar membuat siapapun dapat merasa tenang. Tenang tapi tetap harus serius. Tidak butuh lama, semua orang sudah berkutat dengan pikirannya masing-masing ketika mendengar perkataan Kak Raden.

Mencari MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang