Kling, Kling, Kling, Kling, Kling
Aduh pagi – pagi ponselku sudah bergaduh saja, padahal ini adalah hari minggu. Aku masih ingin menikmati nikmatnya tidur ditemani dengan selimut dan bantal guling kesayanganku. Hujan deras semalaman membuat udara di hari minggu pagi ini terasa dingin sekali, cocok untuk mendukung hobi ku "rebahan".
Karena ponselku terus saja berbunyi, aku akhirnya mengecek ponselku dengan sedikit berdumel
Gaes ayo datang ke acara launching resto milik temanku, hari ini jam 10 pagiOke gas meluncur
Ternyata ada ajakan dari teman ku SMA untuk datang ke launching resto milik temannya. Kebetulan hari ini aku sedang tidak ada kegiatan, dan daripada terus suntuk dirumah. Kali ini yang mengajak ku keluar adalah kelima teman baikku waktu SMA. Bisa dibilang kita ini satu "geng". Dulu waktu SMA kita terkenal sebagai Para Penjaga Pintu, entah julukan itu berasal darimananya. Oh mungkin karena dulu waktu jam istirahat, kita sering ke basecamp. Yap, dan basecamp itu ada di taman depan ruang kelasku.
Dengan senang hati aku akan bergabung dengan mereka untuk datang ke acara itu. Kulihat di jam masih pukul 8 pagi, aku bergegas beranjak dari tempat tidur dan langsung menuju kamar mandi, untuk mandi tentunya. Sebelum mandi, aku chat salah satu temanku itu untuk menawarkannya jemputan, karena aku bawa motor dan kebetulan rumah kita searah.
Nad Nad, mau nebeng gue ga? Mumpung gue bawa motor nih
Wah boleh banget dong Ril
Okay, lu yang bonceng ya nyet
Oke siyap
***
"Gimana gimana udah pada nemu jodoh belom di tinder?" kata salah satu temanku
"Belum sih, cuman ada beberapa yang udah chattingan sama gue, asik juga banyak yg chat daripada gabut wkwk"
Aku hanya diam dan sedikit tertawa sembari mengaduk gelas di depanku saat mereka tertawa. Aku tak begitu tertarik dengan pembahasan mereka seputar aplikasi pencari jodoh itu. Bagiku itu hal yang sangat menjijikkan dan membuang waktu. Apalagi sistemnya kita hanya berkenalan lewat dunia maya yang sebagian besar isinya hanyalah tipuan. Yang dunia nyata saja kadang sanggup menipu, apalagi yang di dunia maya, bisa jadi jauh lebih parah.
"Eh Ril, diem mulu daritadi. Gimana lu juga udah dapet belom? Bukannya waktu itu lu dah install dan bikin akun ya?" tanya temanku
"Udah aku uninstall, ngapain coba main kayak begitu." Jawab ku
"Yaelah, siapa tau lu bisa dapet pengganti Vino disitu, ya kan? Itung – itung nambah relasi juga. Masa ga ada yg chat lu sama sekali Ril?"
"Ya ada sih banyak, malah ada yang satu kampus sama gue."
"Nah itu kan bagus Ril, sapa tau jadi kan?"
"Duh masih ga kepikiran buat kesana deh, masih mati rasa ini. Nanti kalau dah siap install lagi deh."
"Tapi betul juga kata mereka, apa aku install lagi aja ya aplikasi itu. Lagipula ada salah satu akun yang bikin aku penasaran. Apa aku kembali lagi ya buat tau tentang dia? Ah tapi masa secepat ini, aku masih belum siap buat jatuh cinta lagi, aku takut kecewa. Pikir dirumah aja deh nanti."
***
Hujan deras mengguyur kota malam ini. Anginnya kencang sekali dan di beberapa titik dikota ini sudah mulai tergenang oleh air. Aku sedang berada di kamar sembari melanjutkan laporan praktikumku yang masih terbengkalai. Di jendela kamarku terlihat derasnya rintik hujan yang tiba di bumi, aku suka wangi aroma tanah saat hujan turun, menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka, Cinta, dan Satu Semester
RomanceSatu semester yang sangat complicated sekali. Ada luka, cinta, dan ada kamu tentunya. Berpisah dengan dia dan bertemu dengan kamu di semester yang sama