Di awal Chapter pembaca langsung disambut oleh suasana pesta perkawinan mewah seorang anak tunggal dari single parent Kinanti Subagio. Kinanti menikahkan putri satu-satunya itu dengan seorang jutawan anak dari sahabat mendiang suaminya. Kalau kalian mikir ini perjodohan sudah pasti kalian salah besar. Ini bukan perjodohan karena mempelai lelaki sudah jatuh cinta pada gadis bernama lengkap Djoana Fainty Nala sejak pertemuan pertama mereka di sebuah Cafe.
Oh iya kali ini Author sengaja gak selipin gambar dari masing-masing tokoh utama ya. Karna takut ngerusak bayangan kalian semua jadi kalian bebas mau seperti apa ya gambaran tokoh-tokohnya. Terkecuali Reiki ya sudah ada di sampul tapi tetep kalian boleh bayangin karakter sesuai keinginan kalian.
Lanjuuut.....Mudah bagi seorang Reiki Altero Savian untuk mencari informasi tentang gadis yang baru saja Ia temui di Cafe. Tinggal mengerahkan orang suruhan dalam waktu kurang dari 24 jam Reiki sudah mengantongi informasi lengkap tentang gadis itu. Beruntungnya lagi ternyata gadis itu adalah anak dari rekanan bisnis ayahnya dulu. Ini yang dikenal dengan istilah Kalo Sudah Jodoh Tidak Akan Kemana.
Butuh waktu 40 hari untuk Reiki Altero Savian mempersiapkan segala keperluan pernikahan mewah dengan gadis pilihannya. Mulai dari pendekatan agar mengenal lebih jauh sampai tahap melamar seminggu sebelum pernikahan sakral dilangsungkan.
"Ayune putri Ibu ini... Duuh jadi ingat waktu ibu muda dulu...." puji Kinanti pada seorang gadis mengenakan kebaya tak berlengan berwarna putih di padu manik-manik mutiara pada tepi kain melingkar sebatas dada.
Djoana tersipu malu menanggapi pujian Kinanti. Ibunya itu juga tidak kalah cantik darinya dengan balutan kebaya berwarna senada Kinanti tampil anggun. Pernikahan muda membuat wajah Kinanti masih terlihat seperti kakak beradik saja bila disandingkan dengan putrinya.
Mengikuti jejak Ibu tercinta, Djoana pun menikah di usianya yang baru menginjak 22 tahun. Dirinya baru saja lulus dari perguruan tinggi dan meraih gelar S1 Ilmu Komunikasi. Meskipun demikian Djoana bukanlah anak manja yang tak tahu balas budi karena baru lulus kuliah sudah menikah. Setidaknya kan bekerja dulu menghasilkan uang untuk membiayai kehidupannya bersama sang Ibu. Eeitts... Djoana sudah menghasilkan uang sejak di bangku SMP hasil dari bakat mahirnya membuat karya tulis berupa Novel dan cerpen yang Ia unggah di aplikasi novel online. Tidak sedikit lo karya hasil keuletan jari jemarinya di atas keybord itu di kontrak oleh perusahaan penerbit buku baik Lokal maupun Internasional. Dari sanalah Djoana mampu membiayai sekolahnya hingga lulus sarjana. Untuk kehidupan sehari-hari Djoana beserta Kinanti memanfaatkan usaha toko bunga yang di bangun dari harta warisan peninggalan Ayahnya.
Sejak kelas 2 SMP Djoana sudah dilatih hidup mandiri oleh tragedi perginya sang Ayah meninggalkan Djoana beserta Kinanti Istrinya untuk selama-lamanya. Berawal dari sana Djoana mulai belajar menulis mencurahkan segala isi hatinya menghasilkan karya-karya tulis sampai detik ini. Djoana juga berniat akan mengangkat kisah cintanya yang menikah tanpa melewati tahap pacaran seperti anak-anak muda pada umumnya.
"Bu ! Jojo gugupp !" pekik Djoana di tengkuk Kinanti.
"Ada Ibu disini Jo... Nda perlu takut ya..." Kinanti tersenyum mendengar ucapan Djoana.
"Kamu bahagia kan Nak ?" Kinanti melepaskan pelukan lalu meletakkan setengah badan Djoana persis dihadapannya.
"Mmmm..." Djoana menggangguk meng-iyakan pertanyaan Ibunya.
"Tapi perasaan Jojo tiba-tiba nggak nyaman Bu... Seperti akan terjadi sesuatu.." Djoana mengungkapkan rasa tak enak yang tiba-tiba muncul dari dalam hati.
Mungkin perasaan tak nyaman itu timbul karna rasa gugupnya. Semua wanita pasti akan merasa gugup saat hari H pernikahan. Moment sakral itu selalu menyedot seluruh isi kepala sampai ujung kaki, itu lah yang akan dirasakan oleh calon pengantin dibelahan dunia manapun. Tidur tak nyenyak, makan tak selera entah kenapa padahal itu adalah moment-moment bahagia. Beda cerita kalau pernikahan itu paksaan bukan keinginan bersama.
"Joooojoooo !!!" teriak histeris seorang wanita dari luar membuyarkan adegan drama saling berpelukan yang diperankan oleh Ibu dan Anak di dalam ruangan kamar pengantin.
Seketika wanita tersebut berlari menghambur memeluk sang pengantin wanita tanpa ampun. Djoana dibuat kuwalahan oleh tingkah sahabat karibnya Farah pemilik suara cempreng yang meneriakkan namanya dari luar tadi. Kinanti ikut tersenyum bahagia melihat Farah memeluk Djoana penuh kebahagiaan.
"Lo tu ya gak ada angin gak ada hujan gak ada petir tau-tau udah nikah aja ! Gw yang udah pacaran bertahun-tahun malah belum juga dilamar-lamar ! Udah gitu calon suami lo tu ya gantengnya gak ada obat dah !" cerocos farah sambil meremas-remas lengan Djoana.
"Sakit tau Far Huhuhu..." rengek Djoana.
"Bu Kinan mempelai pria sudah tiba !" tegur seorang wanita paruh baya seraya mengajak Kinanti keluar dari kamar pengantin untuk menyambut kedatangan mempelai pria meninggalkan Djoana dan Farah.
Mendengar kabar bahwa mempelai pria telah tiba seketika membuat jantung Djoana melompat-lompat seperti mau keluar. Wajahnya merona menegaskan warna blush on di pipinya.
"Tenang Jo jangan gugup gitu ah ! Bentar lagi lo tu jadi nyonya dari pangeran tampan kenapa mesti gugup sih !" hibur Farah menyadari sahabatnya itu sedang gugup.
Di tempat berbeda Reiki Altero Savian sedang mengucapkan kalimat-kalimat ajaib dipandu oleh penghulu dan disaksikan kerabat yang menghadiri prosesi ijab kabul. Berhubung Djoana sudah tidak memiliki Ayah, Kinanti menunjuk kakak kandung suaminya untuk menjadi wali nikah anaknya.
"Saya terima nikah dan kawinnya Djoana Fainty Nala Binti Jordain Malik Subagio dengan maskawin tersebut TUNAI !" suara tegas Reiki saat mengucap ijab kabul terdengar lantang melalui pengeras suara.
"Bagaimana saksi ?" tanya penghulu kepada para saksi tertunjuk.
"Saaahh !!!" serentak mereka menjawab mantap.
"Alhamdulillah...." seru riuh seluruh isi ruangan yang menyaksikan dan dapat di dengar sampai keluar rumah.
"Huuuhhhh !" Djoana menghembuskan nafas panjang untuk menetralkan rasa gugup.
Kini tiba giliran Djoana harus keluar untuk menemui lelaki yang telah sah menjadi suami hingga akhir hayat hidupnya. Itu lah prinsip Djoana, menikah cukup sekali seumur hidup seperti sang Ibu tercinta. Di depan pintu Kinanti berdiri menjemput putrinya berlinang air mata bahagia bercampur haru sedih. Putri kecilnya itu sudah menjadi seorang wanita dewasa dan menjadi seorang istri. Kinanti mengusap air mata di pipinya menggunakan punggung tangan, bibirnya tersenyum meraih tubuh Djoana. Djoana pun tak sanggup membendung air mata kesedihan karna sebentar lagi Ia akan tinggal bersama suami meninggalkan Ibunya.
Dipandu oleh sang Ibu dan sahabatnya Farah disisi kiri, Djoana melangkah perlahan keluar kamar. Beberapa pasang mata kerabat di luar kamar menyambut haru. Ada yang ikut menangis sesenggukan, ada yang tersenyum, tak sedikit juga dari mereka terpesona oleh kecantikan Djoana dibalik balutan kebaya pengantin. Mata Djoana terus saja melihat kebawah untuk mengurangi rasa gugup karna sadar dirinya pasti menjadi pusat perhatian seluruh pasang mata yang hadir disana. Berulang kali Farah menarik-menarik lengannya tetapi Djoana tetap memilih menunduk. Pikir Djoana sahabatnya Farah itu pasti sedang heboh terpesona oleh ketampanan Reiki.
Setibanya di panggung Djoana duduk di kursi yang sengaja disiapkan untuk dirinya persis disamping lelaki yang baru saja sah menjadi suaminya. Djoana masih belum berani menatap kedepan sampai tiba prosesi sungkem dalam istilah biasanya disebut Batalin Wudhu.
Reiki menyerongkan badan agar posisinya menghadap gadis cantik disampingnya lalu mengulurkan tangan kanan. Djoana siap menyambut uluran tangan suaminya untuk melakukan prosesi sungkem. Belum sempat menangkap tangan Reiki mata Djoana membelalak lebar melihat punggung tangan lelaki di hadapannya itu. Punggung tangan lelaki itu menggembung besar begitupun dengan jari jemarinya. Djoana terkejut bukan kepalang saat pandangannya beralih menatap ke arah lelaki yang duduk disampingnya itu. Tubuh Djoana terasa lemas penglihatannya berkunang-kunang seketika itu Djoana tersungkur lemas. Dengan sigap Reiki menangkap tubuh Djoana sebelum terjatuh ke lantai.
Nah gimana ? Bantu Author Klik tombol vote buat yang mau lanjut ya...
1
2
3
Terima kasih.... Sayang kalian semua...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Imperfect Husband
Romance"Gila ganteng bener...." decak Farah menatap cowok yang baru saja melintas dari hadapannya sampai mulutnya menganga membentuk huruf O. Plakk !!! "Auwch ! Sakit kali Jo...." eluh Farah seraya mengusap-usap kepala merespon jitakan pedas tangan sahabat...