Sad Wedding

5 1 0
                                    

Bermodalkan tubuh tambunnya Reiki mendorong Djoana hanya menggunakan satu jari telunjuk hingga Djoana tersungkur ke atas springbed jumbo di dalam sebuah kamar berukuran sangat luas. Ukiran marmer memenuhi permukaan dinding ruangan kamar dengan didominasi warna mocca keemasan. Terdapat pula lampu crystal menggelantung tepat di tengah-tengah bagian atap. Reiki memamerkan body topless berdiri di sisi ranjang. Djoana menangis sesenggukan mendapatkan perlakuan kasar suaminya.
"Kamu istriku ayo layani aku..." Reiki menyeringai seperti binatang buas yang siap menerkam mangsanya.
Tangisan Djoana semakin pecah tubuhnya meringkuk bulu kuduknya bergidik menyaksikan pemandangan tubuh topless lelaki beringas di depannya. Tak peduli dengan respon histeris istrinya Reiki terus berjalan mendekat, semakin dekat dan siap menjatuhkan tubuhnya di atas badan wanita yang tergeletak di atas kasur.
"Aaaaaaaaaaa !!!" Djoana berteriak histeris. Kedua tangannya mengibas-ngibas ke udara seolah sedang mengusir sesuatu.
"Djoana bangun sayang... Ada apa nak bangun" Kinanti merangkup tubuh Djoana penuh khawatir.
"Kamu sudah sadar sayang ? Ada yang sakit ?" tanya Kinanti memastikan kondisi Djoana yang baru saja tersadar dari pingsan.
Djoana menangis memeluk erat Ibunya meratapi kenyataan pahit yang harus Ia telan utuh.
Di kepalanya penuh tanda tanya siapa lelaki yang menikahinya ? Kenapa lelaki itu ? Kenapa bukan lelaki yang Ia temui di Cafe waktu itu ? Kenapa bukan lelaki yang beberapa kali mengunjunginya membawa bingkisan hadiah menarik untuknya ? Masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan berkecamuk mengacaukan sususan saraf di otaknya. Satu-satunya orang yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu adalah Kinanti sang ibu.
"Bu jelasin ke Jojo siapa pria yang di panggung tadi ? Kenapa bukan Reiki Bu ?" Djoana bertanya penuh antusias.
"Itu Reiki nak... Reiki suamimu...." jawab Kinanti meyakinkan Djoana.
"Bukan bu. Reiki yang Jojo kenal bukan dia. Reiki gak gendut bu !" bantah Djoana sesenggukan.
"Pelankan suaramu nak kasihan suamimu jika mendengar. Itu Reiki nak suamimu." jawab Kinanti sekali lagi.
"Bukan bu Reiki itu keren cakep badannya bagus !" tangisan Djoana pecah.
"Ibu kan sudah lihat Reiki berkali-kali. Ibu kan yang selalu menemui Reiki setiap kali mengantarkan hadiah untukku ! Iya kan bu ?!"
Kening Kinanti mengerut ada tanda tanya berukuran besar keluar dari kepala. Selama ini Djoana telah salah sangka, Kinanti bertanggung jawab untuk menjelaskan siapa lelaki yang dimaksud Djoana. Kinanti diam sejenak mengumpulkan beberapa fakta untuk disampaikan pada Djoana agar tak berbelit dan membuat Djoana semakin salah paham.
"Reiki baru sekali ke rumah nak mengunjungi ibu untuk memperkenalkan diri. Waktu itu kamu pergi ke jogja. Selanjutnya Kenzo lah yang kerap kali kerumah mengantarkan hadiah titipan dari Reiki untukmu karna Reiki sangat sibuk" panjang lebar penjelasan Kinanti meluruskan kesalah pahaman Djoana.
"Kenzo ?" Djoana semakin bingung.
"Jadi yang selama ini Jojo temui itu Kenzo bukan Reiki ?!"
Kinanti mengangguk membenarkan ucapan Djoana. Nasi sudah menjadi bubur. Ijab kabul sudah terlaksana bersama ikrar janji suci sehidup semati. Djoana harus menelan bulat-bulat kenyataan pahit karna kecerobohannya sendiri. Tiga hari lagi resepsi pernikahan akan di gelar di sebuah gedung kenamaan yang sudah disewa. Undangan telah tersebar ke seluruh penjuru kota hingga luar negeri.
"Jojo harus menemui cowok yang namanya Kenzo itu bu buat minta penjelasan kenapa selama ini dia gak jujur ke Jojo ?! Kalau tau Reiki yang dimaksud bukanlah Kenzo yang Jojo kenal Jojo juga ogah nikah bu !" Djoana bersungut-sungut penuh emosi.
"Husssst !!" telapak tangan Kinanti membukam mulut Djoana khawatir kerabat di luar kamar mendengar terutama Reiki menantunya.
"Gak harus hari ini nak. Besok saja ya di luar masih banyak tamu. Apa kata mereka nanti." cegah Kinanti menenangkan Djoana.
"Jojo gak mau ketemu siapapun terutama cowok gendut itu. Jojo nggak sudi ketemu dia bu. Jojo belum siap ! Sampaikan kalo Jojo butuh waktu untuk beristirahat !" pinta Djoana.
Kinanti mengangguk lalu berjalan keluar kamar untuk menemui tamu di luar dan menyampaikan pada Reiki beserta keluarga bahwa Djoana sudah sadar dalam keadaan baik hanya saja tak ingin menemui siapa-siapa. Di luar pintu Kinanti bertemu Farah lalu mempersilahkan Farah masuk kamar.
"Udah sadar lo Jo ?" Farah menghampiri Djoana seraya ikut duduk di samping Doana.
"Gue syok Far..." gumam Djoana.
"Jangankan lo gue juga syok tadi pas liat yang duduk di depan penghulu bukan pangeran tampan" balas Farah.
"Gimana ceritanya Jo kok fatal gini ?" tanya Farah penasaran.
"Ya mana gue tau !" sentak Djoana.
"Tapi gak papa lah Jo dia juga gak kalah cakep kok tajir melintir cuma di badan aja sih masalahnya hehehehe.." hibur Farah namun terdengar meledek.
"FARAH hufppp!!" teriakan Djoana segera dibungkam oleh tangan Farah khawatir terdengar dari luar.
Acara pernikahan masih berjalan sesuai rencana. Reiki pulang bersama keluarga dan disusul para tamu undangan kerabat kedua mempelai. Mereka akan dipertemukan kembali di acara resepsi sesuai rencana yang sudah diatur sebelumnya.
***
Djoana duduk di kursi taman kota tengah menanti seseorang. Kaki kanannya bergerak cepat naik turun seperti bergetar mengusir rasa bosan karna sudah terlalu lama menunggu. Kecemasannya memudar ketika melihat bayangan seorang pria berjalan mendekatinya. Djoana berdiri ikut berjalan mendekati lelaki tersebut.
Plak !!!
Sebuah tamparan mendarat di pipi Kenzo tak sempat Ia tangkis karna tidak menyangka akan mendapat sambutan sebuah tamparan dari wanita yang ditemuinya. Kenzo hanya mengelus pipi merasakan panas bekas tamparan. Matanya menatap tajam wajah Djojo yang penuh amarah.
"Maksud lo apa coba ngelakuin ini ke gue ?! Salah gue apa hah ?!!" Djoana menengadah ke atas menatap wajah Kenzo.
"Kenapa lo gak jujur ke gue kalo lo tu sebenernya cuma pesuruh Reiki ?! Kenapa loe cuma diem menyaksikan kebodohan gue yang berfikir kalo lo lah orangnya ! Orang yang gue suka dan yang gue kira punya perasaan sama sampai serius mau nikahin gue ?!" air mata Djoana menggenang di sudut matanya.
Badan Kenzo terguncang-guncang mendapat pukulan bertubi-tubi di dada bidangnya. Tak kuasa melihatnya Kenzo pun merangkup Djoana menenggelamkan Djoana ke dalam pelukan. Kesalah pahaman ini sebenernya sudah Kenzo sadari tapi nggak ada kesempatan buat ngomong ke Djoana. Kita flashback sebentar ya..
Jadi waktu itu hari ketiga, hari terakhir Reiki meminta bantuan sepupunya Kenzo mengantar sebuah bingkisan berisi kebaya pengantin lengkap dengan bucket bunga dari Reiki. Saat itu Kenzo menemui Kinanti.
"Kebayanya cantik sekali nak Kenzo. Wah... Jojo pasti akan terlihat cantik mengenakan kebaya ini." Kinanti menjembreng kebaya berwarna putih pemberian calon menantunya.
"Maaf tante lagi-lagi Reiki nda bisa kasih langsung ke Djoana karna Reiki ke luar kota urusan bisnisnya...." terang Kenzo.
"Nda papa... Tante paham nak Kenzo... Reiki itu persis sekali dengan ayahnya kalau sudah urusan pekerjaan."
Plok ! Plok ! Plok !
Terdengar suara derap langkah kaki dari arah tangga mengalihkan perhatian Kinanti dan Kenzo.
"Bu Jojo berangkat !!" Djojo berlari tergopoh-gopoh ke luar rumah. Langkahnya terhenti waktu melihat ada tamu yang sedang berbincang dengan Ibunya.
"El-lo ! Kenapa ibu nda panggil sih kalo ada tamu ?" Djoana berbalik menghampiri lelaki yang disangka Reiki itu lalu memberikan isyarat agar ibunya meninggalkan mereka berdua.
"Apa kabar Jo ?" basa-basi Kenzo pada Djoana.
"Baik ! Apaan ini ?" Djoana mengobrak-abrik isi bingkisan seketika bola matanya berbinar melihat sepasang atasan dan bawahan kebaya pengantin lengkap dengan sepatu bermotiv senada.
"Jadi lo beneran serius mau nikahin gue Ki ? Kirain gue halu aja ada cowok yang baru sekali gue temui trus dekatin ibu gue nunjukin keseriusan buat jadiin gue istri...." Djoana memeluk kebaya itu sambil menatap Kenzo penuh arti.
"Iya Reiki memang serius sama lo Jo.." balas Kenzo masih tidak menyadari bahwa Reiki yang dimaksud Djoana itu adalah dirinya.
"Oh iya minggu depan lo jadi bawa keluarga lo buat ngelamar gue ? Kalau semisal gue gak bisa hadir lo gak apa-apa kan Ki ? Gue ada jadwal launching buku di Bandung sekaligus jumpa Fans." terang Djoana memasang air muka rasa bersalah.
Kening Kenzo mengernyit mendengar Djoana mengajaknya bicara dengan menyebutkan nama Ki panggilan Reiki padanya. Ucapan Djoana barusan menghadirkan rasa senang sesaat sebelum kembali tersadar bahwa orang yang di maksud bukanlah dirinya. Awalnya Kenzo mengira salah mengerti ucapan Djoana.
"Andai saja itu beneran gue Jo.." guman Kenzo dalam hati.
"Ki kok diem sih ? Maafin gue ya. Tapi lo tenang aja jawaban ibu gue sudah mewakili jawaban gue kok. Atur aja kapan kita nikah gue manut " sekali lagi ucapan Djoana memastikan bahwa benar Djoana menganggap Kenzo itu Reiki.
"Mmm.. Ma maksud loe Jo ? Mmmm.. Gu gue Ken...." ucapan Kenzo terpotong oleh suara nada dering ponsel Djoana.
Secepat kilat Djoana menyambar ponsel di atas meja lalu bergerak menjauh. Djoana berbicara pada ponselnya sekitar dua menitan lalu berjalan cepat mendatangi Kenzo mendaratkan kecupan di pipi Kenzo dan bergegas meninggalkan Kenzo.
"Sorry Ki gue harus pergi sampai ketemu di pelaminan ! Daaa... !" pamit Djoana meninggalkan tubuh Kenzo yang terpaku mendapatkan sebuah kecupan. Kecupan dari gadis yang memang dia sukai sejak pertemuannya itu tapi kalah cepat dengan sepupunya. Berat memang melepaskan tapi jasa Reiki begitu besar untuk keluarga Kenzo sehingga membuat Kenzo merelakan gadis incarannya dilamar.

My Imperfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang