Prolog

38 8 0
                                    

Kyra celingak-celinguk ke segala arah. Dia mencari-cari keberadaan ibu dan kakaknya yang ntah ke mana. Kyra tadi sibuk memperhatikan hiasan berbentuk kucing berwarna keemasan di etalase sebuah minimarket yang sedang mereka kunjungi. Karena terlalu asik memperhatikan hiasan tersebut, dia sampai tidak sadar ternyata ibu dan kakaknya sudah hilang dari pandangannya. Gadis kecil berumur enam tahun itu mulai panik, karena tetap tidak menemukan ibu dan kakaknya.

Matanya sudah berkaca-kaca. Dia berlari keluar minimarket tersebut sambil melihat-lihat semua orang yang lewat, berharap bisa menemukan ibu dan kakaknya. Dia mulai menangis, dan tangisannya itu menarik perhatian setiap orang yang ada di sekitarnya.

"Hei, kenapa kamu nangis?" tanya seorang anak laki-laki yang sepertinya berbeda tiga tahun darinya.

"Aku nggak bisa nemuin ibu dan kakakku."

"Tenanglah, aku bakalan bantu kamu." Anak lelaki itu berusaha untuk menenangkan Kyra dengan memberikan permen lolipop yang dia punya.

"Kak, tunggu aku! Untung aja nggak susah nyarinya." Muncul seorang anak laki-laki lainnya yang kira-kira seumuran dengan Kyra. Dia menatap kesal ke arah anak laki-laki pertama tadi.

"Ayo kita bantu anak ini," kata anak laki-laki pertama itu. Ternyata mereka berdua adalah kakak beradik.

Anak itu menatap bingung kepada kakaknya. Dia penasaran siapa anak perempuan yang bersama kakaknya itu. "Siapa dia? Terus apa yang harus kita bantu?" tanyanya.

"Aku nggak tahu, kita bantu nyari Ibu dan kakaknya aja, kamu bisa, 'kan?"

"Tapi aku kan nggak tahu wajah Ibu sama kakaknya." Adiknya menatap bingung kepada kakaknya, karena bagaimana dia bisa menemukan mereka jika wajahnya saja dia tidak tahu.

"Kamu punya foto Ibu atau kakakmu, nggak?" tanya anak laki-laki itu kepada Kyra.

"Aku nggak punya," jawab Kyra yang tangisannya sudah mulai reda. Mungkin dia lega karena sekarang dia tidak sendirian.

"Kalau gitu coba kasih tahu ciri-cirinya aja."

Setelah Kyra memberitahukan ciri-ciri ibu dan kakaknya, mereka langsung pergi mencari dengan jalan dipimpin oleh adik dari anak laki-laki itu. Selang 5 menit, mereka menemukan ibu dan kakaknya yang sedang menangis dan panik mencari-cari Kyra. Kyra langsung berlari memeluk ibunya sambil menangis. Kedua bersaudara itu tersenyum lega setelah berhasil membantu Kyra. Saat mereka berdua ingin berbalik beranjak dari situ, mereka mendengar panggilan Kyra.

"Tunggu dulu! Kita belum kenalan, namaku Kyra." Kyra menjulurkan tangan kanannya, disambut lebih dulu oleh anak laki-laki yang pertama menemuinya itu.

"Namaku ...."

==================================

Terima kasih buat semua yang sudah baca, vote, dan komentar di cerita ini yaa. Sorry kalau banyak typo.

Sampai ketemu di part selanjutnyaa ~

^_^

Idiosyncratic HumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang