baca lagi ya ^^V

790 22 0
                                    

Hi guys! :D long time no see ya hehe. Pertama-tama, gue disini mau minta maaf yang sebesar-besarnya(?) karena modifier destiny on hold dulu ya ;( ngestuck parah ;( tapi disini gue bkn mau ngasih tau ituuuu...

Gue ada project baru *sokamat* eits, tapi jangan salah hehe cerota gue kali ini udah gue ketik sampe END! Dan ini Short Story jadi cuman sekitaran 5 part he he.


Judulnya COMFORT ZONE


Karena gue gak bikin sinopsis yang panjang, sama prolog.. Ini gue taroh part 1 nya disini.

Kalo tertarik lanjut ke lapaknya ya! Jangan lupa vomments ya he he.


---------


Apakah kamu tahu betapa sakitnya aku? Apakah kamu tahu betapa hancurnya aku? Ah, aku rasa kamu tak mengetahuinya, dan aku rasa kau tak perlu mengetahuinya.

Aku nyaman di zona ini. Bersamamu.

"Chris! Lo dengerin gue gak sih?" Aku terlonjak kaget mendengar perkataanmu. Aku memberikan senyuman terbaikku padamu. Sementara kau mendecak kesal.

"Maaf Kal! Hehe. Apa lo bilang tadi?" Mohonku padamu.

Kamu menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. "Menurut lo, cewek yang tipe-tipe Jesica sukanya apa?"

Jesica. Jesica. Jesica. Apakah hanya ada nama Jesica di dalam pikiranmu, Kalva?

"Menurut analisa gue nih ya, cewek kayak Jesica itu sukanya barang-barang branded!" ucapku sotoy. Tidak, bukan sotoy juga sih, itu kebenarannya. Tetapi mata seorang Kalva sepertinya sudah di butakan oleh Jesica.

"Lo kata dia matre?" Kamu mendecak kesal lagi. Aku terkekeh dalam hati aku berkata 'Iya Kalva! Dia matre! Dia manfaatin lo, tau gak!'

"Becanda kali kalva!" Aku tidak sedang bercanda Kalva. "Palingan lo kasih bunga sama coklat aja, udah klepek-klepek dia."

"Bener ya? Awas aja lo, dia nolak gue! Lo yang gue salahin." Ucapanmu yang sebenarnya hanya gurauan membuatku terlonjak kaget. Tidak. Bukan tentang kamu ingin menyalahkanku, tapi tentang kamu-sepertinya-berencana serius dengannya. Jadi, Kamu benar-benar akan menembaknya, Kal?

"Iya! Good luck deh buat lo! Gue yakin lo gak bakal di tolak!" Ucapku berusaha ceria. Dan ya, aku yakin, kamu gak mungkin di tolak. Secara, siapa yang tahan tidak menerima pernyataan cinta seorang Kalva?

Kamu terkekeh. "Lo emang suntikan semangat gue, chris! Makasih ya!"

Aku tersenyum-miris. Akupun pura-pura menerima telepon dari seseorang, karena aku merasa air bening dari mataku ini tak sanggup lagi aku tahan.

"Kal, gue balik dulu ya! Kakak gue udah nyariin!" bohongku lagi. Entah sudah berapa kali aku berbohong kepadamu.

"Kok balik? Kita kan baru aja nyampe? Pesenannya gimana?"

"Sorry Kal, entar gue bayar deh. Tapi ini bener-bener gue harus pulang sekarang."

Kamu menghela nafas kembali tersenyum. "Yaudah deh, makanannya biar gue bayar aja. Titip salam buat kak Richo ya! Maaf gue gak bisa nganter lo pulang. Hape lo pokoknya harus aktif ya, dan sms gue kalo lo udah nyampe!" tuturmu panjang lebar dan penuh kekhawatiran membuat hatiku sedikit cerah.

"Iya Kalva bawel! Christi yang unyu-unyu ini pulang ya!" Kamu menggeleng-geleng sambil tersenyum mendengar ucapanku yang sangat PD. Bukan kePDan tapi aku hanya ingin terlihat ceria dimatamu.

****

Kalva bawel, gue udah nyampe rumah!!

Send.

Setetes air mata kembali jatuh di telapak tanganku, yang aku pakai untuk menahan tangis ini. Maaf Kalva, aku bohong lagi. Sepertinya sangat tak mungkin pulang ke rumah dengan mata sembab seperti ini.

"Mau sampai kapan lagi sih Chris, lo mau begini?" Ucap Ina, sahabatku. Tempat pelarianku. Ina kini berdiri di sebelahku menyodorkan tissue.

Aku menggeleng, "Gak tau, Na."

"Lo harus ungkapin tentang perasaan lo ke dia Chris! Sampe dunia kiamat juga tu anak gak bakalan peka!" Ina mulai berapi-api. Aku tau betapa pedulinya, Ina kepadaku sehingga ia seperti ini.

"Gue nyaman kayak gini, Na." ucapanku membuat Ina mendecih.

"Nyaman darimana nya sih Chris! Coba lo hitung, berapa kali lo nangis gini di depan gue? Apa ini yang lo bilang nyaman?!" Ina memang tau persis bahwa aku sering menangis seperti ini, hanya dia yang tau. Entah sudah berapa puluh kali aku menangis seperti ini di depan Ina.

Aku terdiam, membuat Ina menghela nafas. "Gue cuma mau yang terbaik buat lo, Chris. Cowok kayak Kalva gak pantes buat lo, Chris! Bisanya bikin sakit hati. Lagian dengan tampang dan kepribadian lo yang perfect gini. Gue yakin banyak cowok di luar sana yang ngantri buat dapetin cinta lo!" Ucapan Ina memang ada benarnya. Bukan. Ucapan Ina memang sangat benar. Beribu kali Ina mengungkapkan hal seperti ini, namun hatiku tidak bisa membenarkan ucapan Ina. Aku masih percaya bahwa Kalvalah yang terbaik. Hanya di dekat Kalva aku merasa nyaman.

Aku masih terdiam, kemudian aku mulai menyunggingkan senyuman. "Makasih Na, lo emang sahabat terbaik gue! Tapi biarlah, gue tetap tinggal di zona nyaman ini."

Kamipun berpelukan. Sempat aku mendengar helaan nafas kasar Ina. Aku tau, aku keras kepala. Tapi aku hanya berusaha mengikuti kata hatiku. Aku tau ini yang terbaik untukku.

Tbc.

Gimana?:D kalo suka lanjut ke COMFORT ZONE ya! Jangan lupa vomments juga ya hehe.

(A/N): maaf kalo ada typo! Gak edit hehe.

Note lagi: buat Crazy Love in process ya he he.

Unique Love (KumCer 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang