Awal

315 49 5
                                    

Kaki kecilnya berusaha untuk terus berlari dan sesekali ia melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Koridor sepi itu memantulkan suara yang ditimbulkan gesekan sepatunya. Ia dapat melihat pintu ruangan yang ditujunya semakin dekat namun pandangannya teralih ke seorang pemuda berkemeja biru.

"Kun!" Kakinya menghampiri pemuda yang dipanggilnya sedangkan Kun menghentikan langkahnya.

"Apa kamu dikejar preman lagi?" tanya Kun setelah orang yang memanggilnya itu berada di hadapannya. Pria di hadapannya membungkukkan badan dengan ke dua tangannya berada di lutut.

"Haahh... Ti-tidak. Kenapa kamu tidak masuk kelas? Bukankah kelas akan dimulai?"

"Astaga, Ten. Apa kamu tidak membuka grup? Sepertinya tidak karena kamu tidak tau jika kelas akan diganti hari Sabtu minggu depan."

"HAH?!" Ten segera menyalakan ponselnya. Jari dan matanya bergerak dengan cepat untuk memastikan. Tatapannya beralih ke arah Kun namun tak lama dahinya terasa sakit. Dia mengaduh lalu menatap tak terima ke Kun, pelaku yang baru saja menyentil dahinya.

"Gunakan ponselmu dengan benar, bocah. Jangan bermain terus."

"Hehehe." Helaan napas Kun terdengar kasar. "Ayo ke kantin."

"Let's goo, Mama!" teriak Ten disusul suara tawa.

"Let's goo, Mama!" teriak Ten disusul suara tawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Pertemuan dengan Mr. Noah akan dimulai, Tuan." Sang tuan berdiri dari kursi kebesarannya, mata tajamnya melirik bingkai foto di atas meja kerja sebentar lalu melangkah keluar.

"Apa Kim belum memberi kabar lagi?" Langkah tegas dan aura yang dipancarkan membuat semua karyawan menunduk hormat.

"Belum, Tuan. Terakhir kali ia hanya memberi tau akan ke Neo University."

"Neo University ya?" "Baiklah, segera hubungi aku jika Kim membawa kabar terbaru."

"Baik, Tuan."

Bersambung -

Menurut kalian gimana sama chapter awal? Bisa kasih saran dan respon kalian...

Makasih semuaaa!!!

Chance | TaeTenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang