2. Agam Savian Bartram

69 16 9
                                    

Hai hai! Sebelum baca jangan lupa vote and coment nya dulu.
Terimakasih:)

HAPPY READING✨

***

Agam pernah berfikir, jika ia melawan, yang ada mereka akan terus mengganggunya.

Terkadang, Agam pun membenci dirinya sendiri yang hanya bisa diam ketika di-bully, tidak bisa melawan barang sedikit pun. Mengajak teman? Bahkan ia tak punya.

Saat ini lelaki itu berdiri di depan mereka.

"Heh!"

Bruk!

Salah satu dari mereka mendorong Agam hingga terjatuh.

'Sial!'

Agam mengumpat dalam hati, jika ia bicara langsung, bisa-bisa ia habis saat ini juga.

Arggh ia benci jika seperti ini! jerit batinnya.

"Lo kemaren ke mana? Kenapa lo gak masuk sekolah? Takut lo sama kita-kita!" Salah satu dari mereka memberikan pertanyaan yang bertubi kepada Agam.

Agam diam.

"Jawab woi!" bentak mereka.

Akhirnya Agam pun menjawab dengan nada lirih. "Gue sakit".

"Sakit?"

"Iya."

"Bisa sakit juga lo?" Sinis salah satunya.

'Ya, iyalah, namanya juga manusia'. Agam pun tak kalah sinis, lagi-lagi hanya dalam hati.

***

"Baik anak-anak tugas yang sudah ibu kasih kemarin, tolong dikumpulkan ke depan, sekarang!" perintah guru matematika yang saat ini mengajar di kelas Agam.

"Baik Bu!" Semua menjawab kecuali Agam.

Bergerak saja malas, apalagi mengeluarkan suara. Saat dihadang tadi, Agam lagi-lagi disuruh bersihin toilet, padahal itu kerjaan mereka tetapi malah diberikan kepada Agam.

Agam turut maju mengumpulkan hasil kerjanya.

"Kita lanjutkan pelajaran kemarin."

Agam tidak fokus mendengarkan apa yang guru tersebut jelaskan, ia hanya menatap kosong ke depan. Sampai tidak sadar, bahwa bel tanda jam istirahat telah berbunyi.

"Ibu tutup pelajaran kita hari ini, sampai jumpa minggu depan, tugas yang ibu kasih jangan lupa dikerjakan!"

Baru selangkah guru tersebut keluar, semua siswa berhamburan ikut keluar, meninggalkan Agam sendirian di kelas dalam keheningan.

Agam menghela napas, menelungkupkan kepalanya di lipatan tangan.

Baru beberapa detik, kepalanya kembali tegak.

"Gam!" panggil temannya yang baru masuk.

"Kenapa?" tanya Agam.

"Lo dipanggil Bu Yanti di ruangannya!"

Alis agam berkerut, ia bingung, apa gerangan guru tersebut memanggilnya? tidak biasanya.

"Ada perlu apa?"

Temannya hanya mengedikkan bahu.

Agam berjalan menuju ruang Bu Yanti, melewati koridor kelas XI IPA tiga.

Sesampainya di depan ruang Bu Yanti, Agam terlebih dahulu mengetuk pintu tersebut.

Tok ...! Tok ...!

"Silahkan masuk." Terdengar suara dari dalam,Terdengar suara dari dalam.

Ceklek!

"Ibu panggil saya?" tanya Agam.

"Iya, Gam," Jawab Bu Yanti.

"Kalo boleh tau, ada apa, ya, Bu?"

Bu Yanti menghela napas sebelum kembali bersuara, "Berhubung besok libur, bisa tidak kamu ke rumah ibu? Soalnya ibu mau minta tolong sama kamu, bantuin ibu ngumpulin data-data kelas kita, cuman kamu doang yang bisa ibu andelin."

Agam diam, mencerna apa yang Bu Yanti katakan. Agam ingin menolak, tapi ia segan.

"Baiklah, Bu." Terpaksa Agam mengiyakannya.

"Jam 1 siang, ya, Gam." Bu Yanti mengingatkan.

"Baik, Bu. Kalo gitu saya permisi dulu." Selanjutnya Agam pamit undur diri.

Bu Yanti hanya mengangguk. Di depan pintu ruangan Bu Yanti Agam menghela napas.

Huftt!

Malas banget gue, batin Agam.

***

To be continued

Kalo ada typo atau apalah gitu kasih tau yaa :)

See you❤️

Vava Dan Agam [VAGAM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang