Hai ges!
HAPPY READING✨
***
Setelah beberapa menit, bel berbunyi. Namun, Agam masih bertahan di dalam kelas.
Brak!
Terdengar dobrakan pintu yang nyaring. Agam menoleh ke sumber suara. Lekaki itu menghela napas lelah, ketika mengetahui pelakunya adalah Ben, Delon, Clara, Lexa dan yang lainnya.
Mereka mendekat ke arah Agam. Ketika Agam berdiri, Ben langsung mendaratkan salah satu tangannya di bahu Agam.
"Gaes, ternyata nih anak masih di kelas, haha ...," ejek Ben, "kita bawa ke markas aja, gimana?"
"Yoi, Bro." Sahut Delon.
"Lo mau ikut gak?" tanya Ben pada Agam.
Agam berusaha melepaskan tangan yang berada di bahunya. Melihat itu, Clara, Lexa dan yang lainnya menatap remeh Agam, beberapa dari mereka tertawa sinis.
"Gak jawab, berarti iya," putus Delon.
Langsung saja, mereka membawa Agam ke parkiran, lalu mendorong Agam masuk ke dalam mobil.
Tiba-tiba Agam bersuara, "Gue bawa motor." Dan hendak ke luar lagi dari mobil.
"Siniin kunci motor lo!" Perintah Delon, "Biar anak yang lain bawa, lo di sini aja."
Akhirnya mereka cabut dan pergi menuju markas.
Yap, mereka adalah anak-anak famous yang ada di sekolah Agam. Dikenal sebagai anak Vandalas. Merekalah yang selalu mengganggu Agam.
Setibanya di markas, ada yang langsung rebahan, merokok, dan minum. Sedangkan Agam? Ia hanya berdiri seperti orang kebingungan.
"Ben, malam ini lo ke club apa enggak?" tanya salah satu anggota Vandalas.
Tampaknya Ben sedang memikirkan sesuatu, sehingga pertanyaan barusan ia abaikan.
"Ya, iyalah. Mana bisa Ben gak ke club. Kayak gak tau aja lo." Clara yang menjawab mewakili Ben.
"Anjir, lagi asik-asiknya gue minum, malah habis," kesal Delon melempar botol minumannya ke lantai, menyebabkan bunyi nyaring dan pecahan kaca.
"Yaelahh, tinggal beli lagi napa?" jawab Lexa tak kalah kesal, sebab pecahan kaca dibuat Delon hampir mengenai kakinya. "Noh, ada dia. Tinggal suruh aja, gampangkan?" lanjutnya menunjuk Agam.
"Sini, lo!" panggil Delon.
Agam mendekat.
"Lo, pergi beli minuman di jalan Cempaka, dan jangan sampai ketahuan sama orang-orang!" suruh Delon.
Kemudian ia membisikkan sesuatu ke telinga Agam. "Di sana berbahaya. Kalo sampai lo ketahuan, abis lo!"
Setelah mendengar perkataan Delon tadi, Agam langsung merinding. Ia pun mengangguk pelan.
"Lo kudu cepat, gak pake lama! sepuluh menit lo udah harus sampai sini! kalau lo lama, lo tau akibatnya!"
Bisa-bisanya ia mengancam Agam, padahal tempat yang ia suruh sangat berbahaya. Mana bisa ia buru-buru.
"Iya." Agam pun segera pergi menggunakan motor.
***
Agam masuk ke dalam gedung yang tersembunyi di jalan Cempaka, tempat ia disuruh untuk membeli minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vava Dan Agam [VAGAM]
Roman pour Adolescents_____ Di suatu sekolah, terlihat seorang gadis polos yang bernama Vava. Hari-harinya di sekolah cukup tenang, tanpa adanya bullyan yang menimpanya. Tapi saat Ia melihat seorang cowok yang bernama Agam yang tengah dibully, Ia pun berniat untuk menolo...