Second : Misfortune

76 2 0
                                    

"Yumeha. Tolong belikan 3 ikat bayam di toko, ya.. Tokonya dekat kok, dari rumah ini ke kanan lurus terus saja nanti ada di kanan." Nenek Yumeha meminta tolong sesuatu.

Yumeha yang sedang asyik menonton TV itu menengok kearah sang Nenek, "Oh iya, Nek." katanya, lalu bangun dari duduknya.

"Ini uangnya." kata Neneknya menyerahkan selembar uang 1000 Yen.

Yumeha mengangguk, menerma uang itu. "Aku berangkat~" katanya, ia membuka pintu.

"Selamat jalan." balas sang Nenek dengan tenang.


"Hm.. jauh juga ya.." gumam Yumeha, ia berjalan santai lurus kedepan.

"Yumeha!" panggil seseorang dari belakang, yang tak lain---

"Shi-Shidau?!" Yumeha menengok kebelakang, "Se-sejak kapan kau disini?" tanyanya, jujur saja, ia sangat terkejut tadi.

"Baru saja, kok! Kau mau kemana?" tanya Shidau.

"Mau ke toko. Huuft jauh sekali tokonya." keluh Yumeha, ia menyeka keringat di keningnya dengan punggung tangannya.

Shidau ber-oh. "Aku tadi ingin mencari rumahmu, ternyata kamu ada disini~!" ujarnya tersenyum lebar.

"Begitukah?" Yumeha menyenderkan punggungnya ke tiang listrik.

"Oh ya. Katamu tadi kau ingin ke toko, ya?" tanya Shidau memastikan.

Yumeha mengangguk, "Memangnya kenapa?"

"Tokonya.. sudah lewat."

Yumeha terdiam.

"Sudah.. lewat?" tanya Yumeha, ia berharap Shidau menjawab 'Tidak, sebentar lagi sampai' atau sejenisnya.

Shidau mengangguk, "Begitulah." jawabnya.

"APA? SUDAH LEWAT?" Yumeha berteriak, lalu menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Ia hanya berfikir bahwa seorang gadis tak pantas berteriak dengan keras seperti itu. Tetapi ia hanya refleks, siapapun tahu refleks itu tak disengaja.

Shidau tertawa kecil, "Ayo kuantarkan!" katanya, oh, baik sekali Shidau yang selalu membantu jika Yumeha susah.

"Baiklah baiklah.. Tapi nanti. Aku istirahat dulu.." balas Yumeha, ia berfikir, sia-sia saja ia berjalan sejauh ini, ternyata tokonya sudah lewat, ia hanya bisa pasrah.

"Aha! Kalau begitu biarkan aku menggendongmu! Ayo naik ke punggungku!" seru Shidau tiba-tiba, memberi aba-aba agar Yumeha naik ke punggungnya.

"Hee? Ti-tidak! Tidak usah! A-aku bisa jalan sendiri, kok!!" balas Yumeha, ia mengibas-ngibaskan tangan kanannya didepan wajahnya.

"Ayolah~! Tak apa! Tak usah sungkan!"

"Tidak terima kasih, Shidau!!"

"Aah! Kau ini tsundere ya!!"

"Ja-jangan sebut aku tsundere!!"

"Makanya naik!! Atau akan terus kupanggil tsundere!!"

Yumeha mendengus. Nyatanya, ia memang seorang tsundere, hanya saja tak ketara, mana ada tsundere yang mengaku tsundere, bukan ?

"Baiklah.." kata Yumeha akhirnya, ia menaiki punggung Shidau dengan hati-hati.

"Hup! Ayo jalan~~!!" seru Shidau mulai berjalan.

"A-apa aku berat?" tanya Yumeha, ia mengernyitkan dahinya.

"Sejujurnya, sih, iya! Tapi tidak terlalu, kok! Ini, sih, standar!" jawab Shidau, ia nyengir kuda sambil menengok ke belakang.

Crescent LoveWhere stories live. Discover now