Sejak kejadian di air terjun kemarin, Yumeha dan Shidau terus bermain hampir setiap waktu, kadang mereka ke ladang gandum, ke padang rumput yang penuh dengan bunga 'Renge', membentangkan tangan, merasa 'I Feel Free!' Yumeha yang biasanya murung, luntang lantung tak jelas di kamar, menjadi ceria setiap saat.
"Memancing?" Yumeha mencondongkan badannya ke depan, Shidau baru saja mengajaknya untuk memancing.
Shidau mengangguk, "Tidak bisa?" tersenyum sinis.
Yumeha memalingkan wajahnya, "B-bisa kok. Bisa. Bisa." menyembunyikan ke-tidak-bisaannya.
"Ooh! Bagus deh!" Balas Shidau, ia telah membawa 2 alat pancing, tak lupa sebaskom kosong untuk tempat menaruh ikan yang (jika) berhasil ditangkap. Ia memang benar-benar niat memancing.
"Kita akan memancing dimana? Kurasa disini banyak sekali tempat untuk memancing.. Kalau di kota, sih, ada pemancingan.." Yumeha bergumam sedikit, menaruh telapak tangannya di dagunya layaknya detektif.
"Di sungai dekat jembatan." Jawab Shidau singkat, "Ayo, Yumeha, kalau kesiangan, nanti tidak dapat banyak!"
"Ah, iya." Yumeha mengikuti Shidau dari belakang, mempercepat langkah agar sejajar dengan jalannya Shidau.
- c r e s c e n t L O V E -
"Ada apa, sih, Shidau?!" Yumeha bertanya-tanya, Shidau menahan tawanya sejak tadi.
"Pfftt.. Fffuu..." Shidau menggelengkan kepalanya sebagai respon, tanda tak ada apa-apa.
"Ada apa, Shidau?! Kenapa kamu tertawa seperti itu?!" Yumeha benar-benar ingin tahu.
Shidau benar-benar tak bisa menahan tawanya lagi.
"HAHAHAHAHAHAHA."
"Ada apa, sih?!"
Shidau menunjuk-nunjuk sungai.
Yumeha menunduk untuk melihat ada apa di dalam sungai, "Ada apa, sih?!"
"Ppfftt Ffuuu... Yumeha tak seharusnya membuang umpan... Fffuu.."
Yumeha membuat 'Pokerface'
Shidau masih asik tertawa, walau tak sebahak tadi.
"A-are?" Yumeha merasa ada yang menarik-narik pancingannya, Yumeha menariknya sekuat tenaga, "Hyah!!"
Shidau melongo parah, Yumeha-yang-baru-pertama-kali-memancing-lalu-membuang-umpan-nya itu langsung mendapat ikan berukuran besar. Langka sekali!
"Ghe.. Ghe he he he he..." Yumeha mendengus seraya tersenyum sinis pada Shidau.
Giliran Shidau pokerface, membuat Yumeha berhasil tertawa, memang Shidau tak handal dalam memalsukan ekspresi, tak seperti Yumeha.
Beberapa jam kemudian, setelah asik memancing dan mendapat (sedikit) ikan, mereka memutuskan untuk ke padang rumput untuk membakar ikan yang mereka tangkap dan memakannya bersama. Asik, sepertinya !
"Kalau seperti ini sudah matang, belum, Yumeha ?" Shidau menunjukkan ikan yang telah ditancapkan ke ranting.
"Tidak, itu belum! Tunggu sebentar lagi." Jawab Yumeha menggelengkan kepalanya 2 kali.
Shidau mendengus, "Aku lapar sekali.."
"Bersabarlah!"
Shidau menepuk nyamuk yang hinggap di tangannya, sedangkan Yumeha diam memperhatikan matangnya ikan yang dibakar.
"Shidau." panggil Yumeha tanpa melihat wajah Shidau.
Shidau menengok, "Iya?"
Yumeha terdiam sebentar, lalu menarik nafas dalam-dalam. Lalu Yumeha menengok ke Shidau. "Aku.. Besok pulang."
Mata biru Shidau terlihat membesar, detak jantungnya seketika menjadi lebih cepat, "Pulang...? Ke.. Tokyo ?"
Yumeha mengangguk, ia tersenyum, "Jadi.. Aku ingin.. berterima kasih.. Terima kasih.. Shidau.." ujar Yumeha lembut.
Shidau terdiam sesaat, baru kali ini merasakan seperti baru habis menaiki wahana Super Roller Coaster walau ia tak pernah menaikinya.
Yumeha menunduk, "A-ah.. I-ikan.. Ikannya.. matang.." Yumeha tergagap, grogi.
Shidau yang sempat melamun langsung mengangkat ikan yang ia ambangi di tengah-tengah api unggun kecil itu.
Yumeha mulai memakan ikan yang ia bakar, sedikit demi sedikit, mengingat panasnya yang cukup tinggi derajatnya karena baru saja selesai dibakar.
Shidau juga mulai menggerogoti ikannya, ia hanya diam, mungkin masih tak menerima Yumeha akan pulang besok pagi.
"Shidau.. Aku.. Akan kembali.. sungguh.. liburan selanjutnya !" Yumeha mencoba tersenyum untuk menyemangati Shidau.
"Oh ya?" Shidau nyengir, ia merasa baikan.
"Liburan selanjutnya, kan, saat musim dingin, janji, ya. Kamu main lagi sama aku !" Balas Yumeha, ia tersenyum lebar.
Shidau mengangguk mantap, "Pasti!"
- c r e s c e n t L O V E -
"Semua barang sudah tak ada yang tertinggal, kan?" Tanya Samaya-san untuk memastikan.
"Tidak ada, Ibu." Jawab Yumeha.
"Kalau begitu kita berangkat, ya !" Timpal Yaito-san, ia membuka pintu mobilnya.
"Oke. Ayo, masuk, Yumeha." Samaya-san memberi perintah kecil.
Yumeha mengangguk, lalu masuk ke mobil diikuti Samaya-san yang duduk disebelah Yaito-san.
Mobil mereka pun mulai berjalan, meninggalkan desa Sakurayama yang indah dan dihiasi kenangan itu.
YOU ARE READING
Crescent Love
Short StoryYumeha, gadis pendiam yang menemukan kawan di desa neneknya. Namanya Shidau, pria paras tampan juga rupawan, suka bercanda dan sangat ceria, berbeda dengan Yumeha yang begitu pemalu. Sampai mereka jatuh cinta satu sama lain. Tapi, apa berjalan lanca...