~4~

10 2 1
                                    

Happy reading untuk pembaca setia aku 🤍

***

Selesai dari perdebatan singkat antara emak dan gua, kami semua menjalankan kewajiban sebagai seorang kaum muslim dan muslimah.

Sedikit informasi aja nih, sebenarnya lulus dari SMP bapak gua berencana buat daftarin gua di pesantren tempat Farhan mondok. Mengingat abang gua dulu juga anak pesantren, jadi ya gua harus masuk pesantren juga. Tapi emak gua nggak setuju dengan pendapat bapak, mak nggak mau gua masuk pesantren dengan alasan

"Mak nggak mau kamu pesantren, kamu sekolah biasa aja. Temenin emak."

Iya begitulah alasan emak mengapa gua nggak jadi masuk pesantren. Padahal kalo gua mah manut aja, masuk pesantren hayuk, mau masuk sekolah negeri juga nggak papa. Yang penting gua belajar. Dan ya hasil keputusan dimenangkan oleh si emak.

Hingga akhirnya gua masuk di SMA Negeri yang nggak begitu jauh dari rumah, tapi lumayan gempor juga kalo jalan kaki.

Selesai sholat Maghrib kami semua masih ada di ruang mushola ini, tadarusan sambil menunggu waktu Isya. Iyaps itu juga salah satu kebiasaan keluarga gua. Makan malam pun biasa sesudah sholat Isya. Udah yee gua lanjut Isya dulu.

***

"Ayo pak makan, udah disiapin dimeja." Ujar emak memberi aba-aba kalo makanan sudah siap tersaji dimeja makan. Mendengar ucapan tadi membuat kami, gua, abang, dan bapak segera bergegas pergi ke arah dapur.

"Bang pimpin doa." Perintah si bapake.

"Iya pak. Bismillahirrahmanirrahim, allahuma bariklana fimarozaktana wakina adzabbannar. Aamiin."

"Aamiin." Jawab kami semua.

"Selamat makan bapak, emak, dan Abang." Ujar gua.

"Selamat makan semuanya." Jawab bapak.

Gua dan keluarga makan dulu ya. Menu makannya biasa aja kok, ada sambel terasi, goreng tahu dan tempe, lalapan daun singkong, telor dadar, dan tak ketinggalan ikan asin. Woahh menu terdebest yang paling gua suka.

Kami semua juga nggak pernah komen mau lauknya cuma 3T ataupun menu kayak malam hari ini. Karena bapak selalu ngajarin buat selalu bersyukur dengan keadaan yang sekarang.

"Kalian jangan pernah ngeluh soal makan, coba kamu lihat orang di luar sana. Banyak mereka ngais sampah berharap ada sisa nasi buat ngeganjal perut karena mereka nggak ada uang buat makan. Lah kalian malah ogah-ogahan makan dengan lauk yang menurut bapak udah syukur alhamdulilah."

Soo, kalian harus pada bersyukur ya.

"Alhamdulillah kenyang." Ucap gua. Dedek lemak asupannya udah terpenuhi jadinya buncit kayak gini." Ujar gua seraya mengelus perut gua yg buncit karena kekenyangan.

Bugh

"Perut doang dibesarin!" Jawab abang sambil memukul perut gua, heloww dikira perut gua gendang pakek acara dipukul pula.

"Mak lihat abang, dia bodyseming."

"Udah sih bang, jangan ganggu adeknya terus." Yess akhirnya gw dibela sama emak, love you emak

***

Tok... tok....tok
Siapa sih yang ganggu tidur cantik gue. Padahal di mimpi tadi gue udah hampir pelukan sama Song Joong Ki
"Dek udah tidur belum?" Tanya seseorang dibalik pintu. Oalah ternyata si babang tamvan gue yg ngetok.

"Dek!" Ucapnya lagi. "Sabar napa sih bund." Jawab gua seraya membuka kunci pintu. "Kenapa si bang? Tumben banget ngetok tengah malam kek gini."

"Lama banget sih buka pintunya, kek siput." Astaghfirullah dzolim bangettt dia. "Ini lihat." Ucapnya sambil mengarahkan hp nya kehadapan gue.

"Iyaa tau kok itu hp abang, kenapa?"

"Telmi banget sih punya adek, noh dibaca dong malikaaa."

Apa kata dia tadi?
Malika? Yang dirawat seperti anak sendiri
Kacang kedelai dong gue
Berarti gosong kulit gue, bodo amat dah.

"Ini nih ada tryout buat masuk kampus, kamu kan bentar lagi mau kuliah dicoba aja dulu gimana bentuk ujiannya. Biar nanti kamu udah terbiasa ngerjain soalnya."

"UTBK ya bang?" Tanya gue. "Maybe, ngga tau juga abang. Coba deh kamu daftar."

Dengan segera aku ambil alih hp abang buat ngelihat apa aja syarat dan ketentuan untuk daftar tryout. Diposter tertera pendaftaran terakhir pada tanggal 23 Januari dan sekarang tanggal????

"Sekarang tanggal berapa?" Tanya gua dengan cemas.

"Kenapa-kenapa? Sekarang tanggal 22 Januari."

"Pendaftarannya tinggal satu hari lagi bang, gimana dong ini?"

"Ya buru daftar."

Dan setelah gue baca-baca lagi ternyata tryout nya berbayar, yahh gue mana ada uang.

"Tapi berbayar bang, uang adek kurang buat daftarnya. Biasannya kan nabung dulu biar uangnya cukup, tapi masih kurang." Ucap gue dengan raut wajah memelas.

"Emang berapa?"

"Diposter tertera 50 ribu, dari uang segitu udah dapet tiket tryout nya, snack sama makan siang, sertifikat, sama ada seminarnya juga."

"Abang yang bayar." Jawab abang

"Tapi tryout nya di kota bang, berarti butuh ongkos lagi dong."

"Udah nggak papa, yang penting kamu ikuti tryout nya. Masalah uang biar abang yang bayar, kamu tenang aja. Sekarang buru daftar, biar besok pagi langsung abang bayar."

"Beneran nggak papa bang?" Jujur gue nggak tega. Disatu sisi gue emang mau banget ikutan kayak gini, tapi disisi lain malah abang gue yang bayar. "Iya dek."

Beberapa menit kemudian

"Udah selesai bang tinggal transfer." Ucap gue. "Iya udah besok ya. Acarnya kan tanggal 28 ntar abang ajarin contoh soalnya, siapa tau ada yg mirip."

"Iya bang."

"Yaudah lanjut tidurnya ya, abang juga mau tidur." Ujarnya. "Selamat malam dek." Sambungnya sambil mengecup kening gue.

"Selamat tidur juga bang." Dan ya si abang udah keluar dari kamar gue.

Gue harus bisa, gue harus belajar biar hasil tryout nya nggak begitu buruk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang