Setelah kejadian di restauran itu, aku tidak saling berbicara lagi dengan Morgen. Aku tinggal di rumah Natasha sampai dengan Morgen selesai mengangkut semua barang-barangnya dari apartemenku.
Natasha, berulangkali meminta maaf padaku. Berulangkali dirinya sampai bersujud di kakiku, meminta ampunan dariku. Aku tidak menyalahkan Natasha sepenuhnya, karena Natasha diminta bungkam oleh Morgen. Tapi aku juga tidak percaya, ia tega membiarkanku tinggal bersama Morgen.Aku bukanlah seorang homophobic. Hanya saja, itu semua terasa aneh untuku. Aku adalah laki-laki heteroseksual, yang mana perilaku Morgen bagiku tidak hanya melecehkanku, tetapi juga sudah menyakitiku. Hubunganku dengan Morgen bukan sekedar homoseks saja, tetapi sudah hubungan sedarah. Aku masih menangis setiap kali mengingat tubuhku bersatu dengan tubuhnya. Natasha sudah menjadwalkanku konsultasi dengan seorang psikolog. Perlahan traumaku sudah mulai menghilang, aku sudah memaafkan diriku sendiri, aku juga sudah memaafkan Natasha. Tapi, mampukah aku memaafkan Morgen?
Tiga tahun kemudian, aku memberanikan diri untuk menghubungi Morgen. Psikolog yang menanganiku berkata, cobalah untuk memaafkan Morgen. Mungkin itu akan membantuku menghilangkan semua trauma yang pernah terjadi. Dan aku akan mencobanya, hari ini.
"Morgen, this is Morgan. Aku hanya ingin mengatakan, aku memaafkanmu. Aku bangga dengan semua pencapaianmu, aku bangga dengan hasil karyamu, dan aku bangga pada keberanianmu. Aku menyayangimu, tapi bukan dengan cara yang seperti itu. Aku menyayangimu seperti seorang kakak kepada adiknya, aku menyayangimu seperti saudara, aku ingin melindungimu seperti dulu, bermain bola bersamamu, atau kalau kau mau aku dengan senang hati akan menjadi model percobaanmu. Morgen, siapapun dirimu saat ini, tunjukanlah pada dunia. Kau sudah bukan menjadi katak dalam tempurung lagi. Bersinarlah, Morgen. Kau layak dicintai, semoga kau menemukan sosok laki-laki yang menerimamu apa adanya. Tidak perlu merasa malu dengan hal yang telah terjadi. Aku menyayangimu di masa lalu, di masa kini, dan di masa depan. Aku menyayangimu hingga akhir masa."
Terkirim.
Dan terbaca.
Morgen tidak membalas pesanku, tapi dia terbang langsung dari Paris untuk mengetuk pintu apartemenku dan memelukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Life of Street Wolf
RomanceMorgan dan Morgen adalah saudara kembar yang terpisah lima belas tahun lamanya sejak lulus SMA. Morgan dengan kehidupan sederhananya di Jerman, dan Morgen dengan kehidupan glamornya di New York. Siapa sangka, Morgen memiliki banyak rahasia di dalam...