BAGIAN SATU

123 35 54
                                    

SANG surya mulai menampakkan sinarnya pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SANG surya mulai menampakkan sinarnya pagi ini. Terlihat sangat cerah, tapi tak secerah hati seorang perempuan yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya.

Celyn bangun dari tidurnya, bergegas mandi untuk segera pergi ke sekolah. Hari ini Daniel berjanji untuk menjemputnya dan pergi ke sekolah bersama.

"Celynnnn ... Sudah ada Daniel nih, nunggu kamu."

Suara panggilan Papa Jo dari bawah terdengar.

"Bentar lima menit lagi Papa Jo, Daniel suruh tunggu!" Balas Celyn sambil meratakan dan merapikan bedaknya, tak lupa mengoleskan sedikit lip balm di bibirnya.

Celyn menggunakan ransel nya lalu melihat pantulan dirinya dicermin.

"Oke, perfect!" Katanya percaya diri.

"Daniel, ayo berangkat!"
Daniel, yang sedari tadi duduk diruang tamu sambil mengutak-atik handphone nya kini mengangkat kepalanya, melihat ke arah Celyn.

"Udah?"

"Iya, ayoo!"

"Papa Jo, Celyn pamit pergi ke sekolah ya ...."
Ucap Celyn, sambil mencium tangan papa Jo. Disusul dengan Daniel yang mengikutinya.

Papa Jo adalah paman Celyn, orang yang menggantikan peran orang tua Celyn untuk merawatnya setelah kedua nya meninggal.

"Iyaa. Kalian hati-hati ya," balas Papa Jo.

Daniel memasangkan helm di kepala Celyn perlahan, lalu merapikan anak-anak rambut Celyn yang berantakan. Celyn tersenyum, ini bukan pertama kalinya Daniel melakukannya seperti ini, bahkan Daniel melakukannya selalu. Membuat Celyn senang seakan diperlakukan spesial, Daniel juga salah satu orang yang selalu ada di saat Celyn terpuruk terlebih saat kasus meninggal kedua orang tuanya. walaupun status keduanya kini hanya sebatas—sahabat.

"Ngapain masih berdiri? Ayo naik," kata Daniel yang sudah siap menjalankan motornya.

"Iya, ini mau naik." Balas Celyn lalu naik ke motor Daniel.

Daniel menjalankan motornya, dan kedua nya berangkat ke sekolah.

"Celyn, peluk nanti jatuh!" Perintah Daniel, sambil menatap ke kaca spion, mengamati wajah Celyn dari sana.

"Dih! Ngapain dodol? Gak mau ah!" Tolak Celyn, lalu membuang mukanya. Walaupun sebenarnya Celyn mau hanya saja ia malu.

Daniel tersenyum melihat wajah Celyn dari kaca spion, satu tangan nya bergerak ke arah belakang, menarik kedua tangan Celyn pelan-pelan. Setelah itu melingkarkan nya diperut Daniel.

"Nanti jatuh, cantik."

Celyn tak menyahut, ia sudah sangat malu. Dirinya kembali fokus melihat jalanan sekitar. Udara segar pagi menyambut keduanya.

***

Bel istirahat telah berbunyi. Murid-murid SMA Semesta pun berhamburan keluar dari kelas  nya masing-masing untuk pergi ke surganya mereka yang tak lain adalah kantin, termasuk juga dengan Celyn dan Daniel. Keduanya berjalan bersama menuju kantin. Setelah sampai di kantin mereka memilih tempat duduk yang berada di pojokkan, karena bangku yang lain sudah penuh.

"Kamu mau pesan apa? biar sekalian aku pesanin," tawar Daniel.

"Aku pesan bakso sama es teh aja." ucap Celyn.

"Oke."

Kemudian Daniel segera berlalu untuk memesan makanan mereka. Tak butuh waktu lama, Daniel kembali dengan kedua tangannya yang penuh memegang dua mangkok bakso. Lalu kembali mengambil  dua gelas es teh mereka.

Sembari makan Celyn bertanya kepada Daniel.

"Dan, kamu nanti bisa temenin aku ke kantor polisi gak?" tanya Celyn.

"Ha? Ngapain ke kantor polisi?" Tanya Daniel sambil mengunyah baksonya.

"Hmm... Itu kasus ayah bunda udah mau ditutup, katanya udah gak ada tersangka dan bukti valid lagi." Kata Celyn pelan, wajah nya seketika terlihat murung.

Daniel menghembuskan napas nya pelan. Dirinya merasa bersalah menayakan hal itu kepada Celyn.

"Hm ... Iya tenang, aku temenin." Kata Daniel sambil mengangguk setuju untuk menemani Celyn ke kantor polisi.

***

Tiba di kantor polisi, Celyn segera masuk ke dalam tanpa ditemeni Daniel karena Celyn yang menyuruhnya menunggu di luar.

"Selamat siang pak," sapa Celyn.

"Selamat siang, Celyn ya? Mari ikut saya," kata polisi yang sedang bertugas.

Setelah mengikuti polisi tersebut ke suatu ruangan, Celyn pun diberikan sebuah dokumen dan disuruh menandatanganinya.
Itu adalah dokumen pemberhentian kasus terkait. Dan kini Celyn sudah menandatanganinya.

10 tahun sudah berlalu dan Celyn rasa dirinya sudah harus mengikhlaskan kepergian orang tuanya. Siapapun pembunuh nya dan di manapun Ia berada, Celyn yakin ia akan menerima balasan yang serupa nantinya.

"Pak, boleh saya lihat rekaman CCTV untuk terakhir kali?"

"Pak, boleh saya lihat rekaman CCTV untuk terakhir kali?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Eternal DarkneesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang