Seoul. 2 am.
Anak perempuan itu penuh keringat berlari tanpa tujuan tanpa alas kaki. Sudah pasti tidak ada seorang pun di sana. Ini jam 2 tengah malam di musim dingin.
Dengan berbalut kardigan tipis dan gaun tidur selutut Ia terus berlari seakan hidupnya bergantung pada langkah kakinya. Tidak peduli telapak kakinya yang berdarah atau bibirnya yang mulai membiru kedinginan atau rambut panjangnya yang kusut acak-acakan. Langkah kaki kecilnya sesekali meninggalkan bercak darah pada salju yang lembut.
Tubuhnya kurus. Lebih mungil dari anak delapan tahun pada umumnya. Sesekali Ia menyeka air matanya yang terasa membeku dengan kasar.
Aku harus lari. Oppa, maafkan aku.
huh, dingin
"Berhenti!!"
Ia menoleh ke asal suaranya. Matanya membesar dan tubuhnya gemetar ketakutan.
"Tidak! Kumohon tidak! Lepaskan aku! Lepaskan!! Kumohon! hikss"
"Kau harus kuberi hukuman" Pria itu lalu menggendong anak tersebut yang sedang menangis dengan kasar.
Eomma maafkan aku.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Halooo makasih buat yang udah sempetin baca. Ada yang punya harapan atau saran buat red string ke depannya? Boleh banget komen yaaa. Tenang aja cerita ini gaada horror horror nya kok.
Setelah prelude ini cerita sebenarnya akan dimulaiiii hihi.
Semoga kalian suka cerita inii <3
See ya!
-val

KAMU SEDANG MEMBACA
red string | choi yeonjun
FanfictionRed string of fate (n) -The two people connected by the red thread are destined lovers, regardless of place, time, or circumstances. This magical cord may stretch or tangle, but never break. Kim Dahye, seorang mahasiswa musik di Seoul harus melalui...