Bab 6

819 28 4
                                    

Elliana meletakkan pasta saus tomat yang baru dibuatnya di atas meja. Dua piring pasta saus tomat dengan dua gelas jus jeruk. Ini semua merupakan makanan dan minuman kesukaan Kendrick. Karena hari ini mungkin menjadi hari terakhir mereka dapat bersama, Elliana rela melakukan apa saja demi Kendrick.

"Bagaimana?" tanya Elliana.

Setelah menelan pastanya, Kendrick menatap Elliana sambil tersenyum kecil, "Tetap enak seperti biasa. Kau sepertinya memang hanya bisa memasak ini saja, Ell."

Elliana tertawa kecil saat mendengar fakta itu dari mulut Kendrick. Elliana juga ikut menyuap pastanya sendiri. Betapa dia sangat merindukan saat-saat seperti ini. Dulu, mereka sering sekali menghabiskan waktu berdua seperti sekarang. "Ah, aku senang sekali."

"Aku juga. Aku benar-benar merindukanmu," balas Kendrick. Hati pemuda itu benar-benar hangat saat melihat Elliana, bahkan ia bisa memakan masakan Elliana.

Wajah Elliana kembali sendu, "Tapi sebentar lagi kita akan menempuh jalan yang berbeda."

"Maaf, aku tidak memiliki kekuatan untuk melawan ayahku, Ell."

Elliana menggeleng kecil, "Kau masih punya ayah, Kendrick. Sebaiknya kau memang menuruti permintaannya. Mungkin Devika memang gadis yang cocok untukmu."

"Sudah, berhenti membicarakan ini, aku tidak mau melihat wajahmu yang murung itu."

Elliana mengerucutkan bibirnya, "Seperti wajahmu terlihat ceria saja!" balasnya.

Keduanya kemudian saling memandang. Mereka berada dalam posisi yang sama, posisi yang tersakiti karena satu sama lain. Setelah menghela napas, akhirnya mereka melanjutkan acara makan mereka.

Waktu sudah menunjukkan sekitar pukul enam sore ketika Elliana mencuci piring, gelas dan garpu yang mereka berdua gunakan. Selesai mencuci, Elliana segera menghampiri Kendrick dan berdiri di sampingnya.

Pemuda dari keluarga Byantara itu bangun dari posisinya dan memeluk Elliana pelan. "Sudah sore, mungkin sebaiknya kau pulang, Kend," ucap Elliana sambil membalas pelukan mantan kekasihnya itu.

"Ini berarti mulai sekarang kita benar-benar berpisah, Elliana. Kau yakin kau bisa?" tanya Kendrick sambil melepas pelukannya.

Elliana menatap Kendrick dengan matanya yang mulai berkaca-kaca, "Sejujurnya aku tidak bisa. Tapi kau sudah memiliki Devika dan aku juga sudah memiliki... Bagas."

Kendrick mengerutkan dahinya, "Bagas? Kau berpacaran dengannya?" tanya Kendrick seolah tak percaya dengan ucapan Elliana barusan.

Elliana mengangguk pelan, "Itu karena aku sangat marah padamu, Kendrick. Aku bermaksud untuk segera dapat melupakanmu jadi aku memutuskan untuk berpacaran dengan Bagas. Aku..."

"Sudah, Ell. Bukannya ini hari terakhir kita berdua, jadi jangan bicarakan soal Bagas ataupun Devika," pinta Kendrick.

Rasanya air mata Elliana sudah benar-benar akan jatuh saat mendengar ucapan Kendrick. Ini hari terakhir mereka dapat bersama. Dada Elliana benar-benar sesak saat memikirkannya.

Kendrick yang begitu sangat mencintai Elliana sudah tidak bisa menahan diri lagi. Dia tidak suka melihat Elliana dalam keadaan seperti ini. Setidaknya hari ini dia harus bisa membuat Elliana bahagia bersama dirinya. "Elliana..." gumam Kendrick sambil mencium pelan bibir Elliana.

Ciuman kali ini begitu penuh akan emosi. Keduanya meluapkan semua emosi mereka yang tertahan belakangan ini. Emosi yang timbul karena ketidakadilan dunia kepada mereka. Keduanya saling menekan kepala satu sama lain demi memperdalam ciuman mereka.

Ciuman mereka akhirnya merubah menjadi lumatan dan perang lidah. Tanpa sadar, Kendrick mendorong tubuh Elliana hingga membentur dinding. Begitu tidak bisa menahan desakan akan kebutuhan oksigen, mereka melepas pagutan mereka.

Kita, Kamu, dan Dia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang