~ Part 2~

46 27 14
                                    


Fano yang sudah menunggu cukup lama mengambil sebuah kertas dan pulpen dari tasnya. Ia menuliskan sebuah kalimat lalu menaruhnya di dekat buku Fiona dan bergegas pergi.

Fiona yang baru saja sampai sudah tidak melihat kehadiran Fano, ia merasa bahwa Fano marah padanya karena sudah membuatnya menunggu lama.

Kini pandangan Fiona tertuju pada secarik kertas yang ada di samping bukunya. Fiona mengambil kertas itu lalu membaca isi dari pesan yang tertulis pada kertas.

" Fio... Maaf jika aku pergi begitu saja karena setelah ini aku akan ada kelas itu sebabnya aku tidak bisa menunggu lama. Jangan lupa makanannya di makan."

Tanpa disadari sebuah senyuman terukir dari bibir Fiona. Bagaimana bisa sebuah surat dapat membuat hati Fiona berdetak. Meski isi dari pesan yang ditulis tidak begitu panjang, namun surat ini berhasil membuat Fiona senang. Yerin yang melihat tingkah temannya hanya bisa tertawa geli.

" Aku rasa kamu menyukainya?" kata Yerin mengoda Fiona.

" Aku tidak mengerti apa maksud mu?" balas Fiona tidak mengerti.

" Jujur saja, kamu menyukai Fano kan? Dari tingkahmu yang seperti ini itu sudah menunjukkan bahwa kamu benar-benar menyukainya." Kata Yerin sembari mengangkat salah satu alisnya.

" Sebenarnya......" belum sempat Fiona melanjutkan, Yerin sudah lebih dulu memotong ucapannya " Nahh benar kan apa yang ku katakan, kalau kau menyukainya." Ucapnya tertawa bangga.

" Baru juga satu kata yang keluar, kau sudah memotongnya." Kesal Fiona, Sedangkan Yerin tertawa geli melihat teman barunya ini.

" Tunggu dulu, apa si Fano mengetahui hal ini?" tanya Yerin dengan wajah serius.

" Tentu saja tidak. Aku tidak mau ketika Fano mengetahui semua, sifatnya akan berubah denganku."

Sepulang dari kampus, Fiona menyempatkan pergi ke perpustakaan sendiri sembari menunggu kelas Fano selesai.

Di dalam perpustakaan, Fiona mengambil beberapa buku yang akan ia baca. Namun pandangan Fiona tertuju pada dua orang yang sedang berpelukan dan kelihatannya mereka sedang berciuman.

Tubuh Fiona membeku, karena ternyata dua dari salah satu orang itu adalah orang yang sama. Namun kali ini perempuan yang bersamanya beda dari yang pertama Fiona bertemu. Saat hendak pergi, Mata mereka kembali bertemu hal itu membuat Fiona tidak sengaja menjatuhkan buku yang baru saja ia pegang. Lantas ia pun berlalu pergi tanpa berniat membetulkan buku tersebut.

" Bagaimana bisa dia melakukan hal seperti itu di dalam perpus." Heran Fiona yang kini sudah berada di taman kampus.

............

Keesokan harinya, Fiona berjalan mengelilingi koridor kampus sambil sesekali memotret pemandangan yang di rasa menarik dan kini Fiona sudah berada di atap kampus. Dari atas gedung dia dapat melihat pemandangan kampus dengan lebih leluasa. Sudah banyak gambar yang dia ambil. Fiona mengelilingi seluruh bagian atas kampus dan tidak sengaja ia bertemu dengan pria itu lagi.

" Apa ini? Kenapa aku selalu bertemu dengannya?" batin Fiona.

Pria itu sedang tertidur di atas tembok pembatas. Fiona yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepala. Jika pria itu berbalik ke kanan maka kemungkinan dia akan jatuh ke bawah, mengingat tidak ada penghalang untuk tubuhnya.

Saat Fiona hendak pergi, dengan reflek Fiona menarik tubuh pria itu ketika dia melihat tubuh pria itu akan berbalik.

Sreetttt.....

" Apa kau sudah gila!!" kata Fiona dengan nada tinggi membuat pria yang kini berada di hadapannya sedikit terkejut.

" Apa ku mau mati konyol seperti ini." Lanjut Fiona.

Because Of You (BOY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang