#Fiona pov
Malam harinya di balkon, aku tengah bersantai sambil mendengarkan beberapa lagu di temani dengan suasana malam yang dingin.
Angin sepoi datang menghampiri ku, bintang di langit nampak begitu indah. kini sudah lagu ke 12 yang ku dengar. Lagu ini menggambarkan hati seorang gadis yang harus menyimpan perasaannya dalam diam karena takut si cowok menjauh. Ia merasa seperti orang bodoh yang hanya mampu menatap si cowok dari kejauhan tanpa melakukan apapun.
Aku sungguh seperti orang bodoh, hanya bisa memandangmu. Dan mungkin hatimu akan berpaling dariku, dan karenanya jarak antara kita akan semakin melebar. Sungguh aku seperti orang bodoh, tak mampu mengucapkan kata cinta. Itulah yang selama ini aku rasakan.
" Setidaknya kamu selalu bersamaku itu sudah cukup"
Aku menatap foto Fano yang sempat ku ambil ketika pertama kali kami berada di Seoul. Foto itu sengaja aku pindahkan ke ponsel milikku.
Andai saja aku berani mengatakan ini semua, tapi hati dan pikiranku berkata berbeda.
Di satu sisi aku ingin kamu tau tentang perasaanku namun di satu sisi aku takut. Kamu orang pertama yang selalu melindungi ku, menjaga ku dan selalu ada di saat yang tepat. Orang yang selalu bisa aku andalkan. Aku berharap semua ini tidak akan berakhir.
Saat aku tengah bersiap tidur, sebuah pesan masuk di balik layar ponsel.
Unknown :
" Ku peringkatkan, menjauhkan dari Sejun. Dasar perempuan murahan."
Aku berusaha tidak begitu menghiraukan pesan tersebut. Sungguh aku tidak memperdulikannya, terlebih bukankah aku tidak sedang mendekati Sejun. Tapi yang adaa di pikiranku sekarang, bagaimana bisa orang itu menganggap ku seperti itu. Perempuan murahan katanya? Siapa orang ini bisa menganggap dirinya seperti itu? Aku lantas membalas isi pesan itu.
" Siapa kamu? Dengar, aku tidak ada hubungan dengan Sejun. Jadi jangan menggangguku."
Setelah membalas pesan, aku langsung meletakkan ponselku di meja. Jujur saja aku sangat kesal dengan perkataannya yang mengatakan aku perempuan murahan. Apa dia salah satu korban Sejun? Ah ntahlah aku tidak terlalu memperdulikan urusan orang lain. Aku lantas menarik selimut dan mengistirahatkan diri.
..........
Di kampus aku dan Yerin berada di salah satu cafe yang tidak jauh dari kampus kami. Di sana aku menceritakan tentang kejadian semalam, karena ku pikir Yerin mengetahui hal itu. Setelah aku menceritakan semua padanya, ekspresinya berubah dan sulit aku pahami. Ntah apa yang membuatnya seperti itu.
" Ada apa dengan ekspresi itu?"
" Ah tidak, aku hanya memikirkan siapa orang itu."
" Apa kamu mengenalnya?"
" Tidak. Hanya saja dulu temanku pernah mendapatkan pesan seperti ini. Tapi.."
Tes....
Tunggu, apa pertanyaanku ada yang salah? Ada apa dengan Yerin? Kenapa dia menangis? Pertanyaan itu lah yang sekarang aku pikirkan.
Aku tidak mengerti mengapa Yerin jadi seperti ini. Lantas aku langsung memeluk Yerin yang tengah terisak sembari menenangkannya tanpa berniat menanyakan kembali masalah tadi.
Entah apa yang menganggu pikiranku, aku merasa penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi dan dengan apa yang membuat Yerin menangis. Di sepanjang koridor kampus aku berjalan dengan kondisi tidak fokus, pikiranku seakan terbagi yang membuat ku tidak sengaja menabrak seseorang untuk kedua kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You (BOY)
Romance[ JANGAN LUPA FOLLOW ] " Maaf jika aku sudah membuatmu terluka, hanya saja aku tidak bisa membohongimu terus menerus bahwa aku juga mencintainya. Aku tidak tau sejak kapan perasaan ini tumbuh dan kalau boleh jujur aku tidak ingin berada dalam keadaa...