Bab. 2 Berkunjung

1.3K 121 7
                                    


"Terimakasih, silahkan berkunjung kembali!" ucapnya dengan nada semangat setelah menyerahkan pesanan. Membungkuk sopan ke arah pembeli. Yang dibalas dengan senyuman.

"Anak yang manis," ucap pembeli itu.

Alisnya bertautan, mendengar kata manis yang di tujukan padanya. Matanya memandang pembeli di depannya. Dilihat pertama adalah wajahnya, seorang pria yang memiliki wajah yang bisa dikatakan tampan, maskulin, mungkin? dengan tubuh tinggi, berotot jika dilihat dari cetakan baju nya, kulit yang sedikit coklat.

Dia tersenyum, walau dalam hati sedikit ngeri dibilang anak manis oleh pria dihadapannya. Tidak dipungkiri sudah banyak yang berkata entah itu manis, cantik, imut dan lain-lain, jika bertemu dengannya.

"Terimakasih atas pujiannya, tuan. Saya sangat tersanjung," berucap sopan dengan senyum tipis. Karena sejujurnya dia sudah merasa risih, ditambah tatapan pria itu pada dirinya. Tatapan dari seorang pemburu yang melihat mangsa nya. Ingin rasanya mencolok mata pria di hadapannya.

"Kalau boleh tahu, siapa namamu ... manis?" pria itu bertanya berbisik menggoda.

"Untuk apa, ya? Kalau saya boleh tahu?" berusaha berucap sopan. Menahan marah dihatinya.

"Hanya ingin tahu saja. Siapa nama orang manis yang ada dihadapanku saja. Yang manisnya mengalahkan gula, sehingga membuatku terpikat. Karena sepertinya, aku enggan pergi sebelum mengetahui siapa namamu." ucap pria itu. Seakan berusaha memojokkannya.

"Yibo. Nama saya Yibo." ucapnya final. Yibo menyerah. Dia sudah tidak tahan dengan orang di depannya. Pria itu sengaja mengeluarkan feromon alpha, yang membuat Yibo terancam.

"Yibo? Mm ... nama yang cantik, seperti pemiliknya." ucap pria itu tersenyum.

"Baiklah kalau begitu. Aku bisa pergi dengan hati yang senang, setelah tahu siapa namamu. Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu. Sampai bertemu di lain hari, Yibo." Pria itu berbalik pergi dengan melambaikan satu tangannya. Keluar dari toko.

Setelah memastikan pembeli terakhir itu pergi. Baru setelah itu, dia menghela napas lega. Merosot duduk dikursi meja kasir.

Sungguh dia cukup lelah, malah sangat lelah. Hari ini toko begitu ramai. Sebenarnya, Yibo juga ikut senang bila toko milik gege- nya itu ramai. Menambah pendapatan toko. Tetapi yang membuat Yibo sangat lelah dan benci adalah perlakuan para pembeli pada dirinya. Seperti tadi, entah itu dari alpha atau beta. Mereka selalu memaksanya untuk memberi tahu siapa namanya atau memaksanya untuk berkencan.

Dari semua itu, Yibo berusaha melawan. Berusaha tegar tersenyum.  Dan menyembunyikan semua nya dari gege-nya. Yibo tidak mau menyusahkan hanya karena dirinya. Cukup sekali Haikuan berurusan dengan orang kalangan orang berbahaya karenanya.

Semenjak jie jie-nya menikah. Yibo harus menggantikan posisi jie jie-nya. Membuatnya harus bekerja ekstra. Merangkap sebagai penjaga kasir, pelayan dan pengantar orderan pesanan pembeli. Beruntung Yibo tidak juga harus bertugas membuat kue-kue itu. Karena sudah ada orang lain yang memegang nya.

Jika kalian bertanya bagaimana dengan  gege-nya? Jawabannya, gege-nya juga berperan aktif di dapur, memantau pembuatan kue agar sesuai keinginan pembeli dan sesekali menggantikan pekerjaannya, jika dia sedang pergi mengantar pesanan atau sedang melayani pesanan pembeli. Bekerja bersama-sama saling bahu-membahu di bagian mana yang kosong.

Ditoko kue milik gege-nya. Hanya mempunyai 2 karyawan. Itupun, termasuk dirinya. Pernah dia mengusulkan untuk mencari pegawai baru. Tetapi, gege-nya selalu menolak.

"Untuk apa menambah karyawan baru? Toko gege kecil, cukup kalian berdua saja yang bekerja sudah cukup."

Yibo menghela napas. Mengingat jawaban gege-nya. Dia tahu toko kue milik gege-nya tidak besar. Tetapi mengingat pesanan yang setiap hari banyak. Membuat Yibo mengelus dada.

Late Love (zsww)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang