Bab 3. Cake Attack

959 134 11
                                    

Memandang kagum gedung tinggi yang besar dan indah di hadapannya.

"Betulkah, ini tempatnya?" gumam Yibo.

Melihat gedung tinggi yang bertuliskan Weiwulan Group. Yang ia ketahui, Weiwulan Group adalah sebuah perusahaan besar dan terkenal nomor satu saat ini. Yang memiliki banyak cabang di dunia.

Tangannya merogoh saku hoodienya, mengeluarkan lipatan kertas. Yang berisikan alamat, kemana seharusnya kue yang ditangannya itu dikirim. Melihat lagi tulisan di kertas itu. Memastikan bahwa ia tidak salah tempat.

"Tapi benar. Ini tempatnya!" seru Yibo. Memandang lagi gedung di depannya

"Tempatnya begitu besar. Anak pemesan kue pasti sangat hebat, bisa bekerja di perusahan sebesar ini. Dan lihat," tangannya menyentuh pintu masuk, "interiornya indah. Tidak boleh dilewatkan! Jarang-jarang aku mengantarkan pesanan ke perusahaan sebesar dan sebagus ini! Harus ambil foto nih, hi hi hi." Kemudian Yibo mengeluarkan ponsel miliknya.

Dengan satu tangan memegang Dus kotak yang berisi kue dan tangan yang lain memegang ponsel.  Yibo berusaha berpose sebagus mungkin. Dengan background tempat itu.

Cekrek. Cekrek. Cekrek!

Yibo akhirnya bisa mengambil  foto dengan sudut yang cantik. Beruntung tidak ada orang yang lewat. Sehingga tidak membuatnya terlalu malu.

"Hi hi hi, sudah!" Memandang hasil jepretannya. "Ternyata aku tampan juga, ya?" Memuji dirinya sendiri.

"Sekarang, tinggal mengirimkannya pada gege, hi hi hi." Mengklik tombol kirim kepada nomor gege-nya.

"Ngomong-ngomong tentang Haikuan Ge. Bagaimana kondisinya sekarang ditoko, ya? Pasti luar biasa. Sangat bahagia!" ucap Yibo terkekeh.

Setelah mengambil kue pesanan dan kunci motor. Yibo langsung bergegas pergi mengantarkan pesanan. Bahkan, ia tidak sempat melihat bagaimana kondisi, gege-nya dan orang yang bekerja di dapur setelah, melihat wajah hitam yang dimiliki gege-nya. Bagi Yibo, tidak perlu melihatnya, sudah dipastikan. Di dapur pasti kacau ditambah ada aroma gosong kue.

Hanya bisa mengucapkan good luck untuk gege-nya.

Setelah mengirim foto dirinya, Yibo memasukan ponsel kedalam saku celananya kembali.

"Ok, siap. Sekarang tinggal masuk."

Begitu masuk, Yibo memanfaatkan kesempatan untuk mengambil foto lagi.  Setelah itu, baru Yibo langsung datang kehadapan resepsionis.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis sopan. Seorang wanita muda yang cantik.

"Iya, Jie. Saya mau mengirimkan pesanan kue untuk seseorang." ucap Yibo. Menunjukan kue yang dipegang kedepan resepsionis.

"Kalau saya boleh tahu, atas nama siapa, ya?

"Mmm, itu," mengeluarkan lagi kertas tadi, "atas nama Wei Xiao Z---"

"Zhan!" teriakan keras seorang wanita. Mengagetkan Yibo dan resepsionis juga orang di sekitarnya. Yibo menengok kearah sumber suara.
Dilihatnya, seorang wanita memohon-mohon dengan memegang tangan seorang pria. 

"Kumohon, jangan seperti ini. Tolong beri aku kesempatan. Kumohon, Zhan."

"Siapa mereka? Kenapa ribut-ribut di tempat umum? Putus, kah, urat malu mereka? Seharusnya, sebagai pasangan, jika ada masalah lebih baik di selesaikan dirumah. Bukan ditempat umum seperti ini," gumam Yibo memandang sepasang kekasih yang terlihat sedang bertengkar. Yang gumamannya tidak sengaja didengar oleh sang resepsionis.

Late Love (zsww)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang