NO ONE

90 12 2
                                    


"Hayi-ah!"

Hayi mengangkat kepalanya untuk kali pertama setelah tiba di sana. Ia memandang pria yang tengah melambaikan tangan dengan riang sembari berjalan ke arahnya. Selama sekian detik Hayi merasa tubuhnya menggigil.

Udara malam itu memang cukup dingin, tapi bukan itu alasan ia ingin memeluk erat tubuhnya.

Lalu pria itu pun tiba di sana dengan tatapan yang hangat. Selangkah tepat di depan matanya.

Kim Hanbin.


+ 2o19  +

"Ah, dia semakin menggemaskan dari hari ke hari," kata Hanbin geli.

Mino dan Bobby tidak menanggapi.

"Kurasa aku sangat menyukainya," ucap Hanbin.

"Kau pikir, kau menyukainya," ralat Mino.

"Tidak," bantah Hanbin. "Aku memang menyukainya kok."

"Kau terlalu memaksakan diri."

"Sangat tidak natural."

Hanbin menggerutu pelan sebagai tanggapan atas tuduhan kompak dua sahabatnya itu.

"Lalu kenapa kau tidak mengajaknya berkencan?" tanya Bobby. "Bukankah Mino hyung sudah membuka jalannya untukmu?"

"Yah," desah Hanbin mencari alasan yang tepat. "Ini bukan saatnya."

Mino dan Bobby masih menunggu.

"Dia baru saja debut dan aku sedang sibuk untuk comeback," jelas Hanbin, seolah mengulang sebuah momen dalam hidupnya. Ia lalu buru-buru mengalihkan pikirannya. "Lagipula tanpa kencan pun, kami masih membuat janji nonton film bersama nanti malam."

"Kau hanya mencari pelampiasan dari patah hatimu," ledek Bobby.

"Kupikir juga begitu," ucap Mino sepakat. "Kau tidak pernah benar-benar melupakan cinta pertamamu walau dia telah menolakmu."

"Itu sudah lima tahun berlalu," ucap Hanbin seolah menjelaskan segalanya.

"Oh, jadi kau masih menghitung hari-hari patah hatimu ya?" sahut Mino.

"Aku sudah melupakannya," kata Hanbin penuh penekanan.

"Tidak," jawab Bobby dan Mino kompak, lalu tertawa.

"Lebih baik aku membicarakan perasaanku dengan Jinan hyung. Kalian tidak berguna."

"Jinan akan mengatakan hal yang sama," kata Mino. "Kalau ada seseorang yang benar-benar kau sukai, itu pastilah dia."

"Dia siapa?" bentak Hanbin kesal. Pura-pura tidak mengerti.

"Hayi," ucap Bobby. Selama sekian detik keheningan menggantung di udara. Lalu ia pun melanjutkan. "Itu, dia sedang berjalan ke sini."

Saat itulah Hanbin merasa udara kembali masuk ke paru-parunya. Ia pun baru menyadari beberapa saat lalu bahunya menegang.

"Lee Hayi!" sapa Mino akrab.

"Annyeonghaseyo," jawab Hayi sopan.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Bobby. "Kau ingin membeli sesuatu? Aku akan mentraktirmu"

"Tidak, aku sudah kenyang," jawab Hayi cepat.

"Lantas?" tanya Mino.

"Aku mencari Hanbin," jawab Hayi. "Aku mencarinya di studio tapi manajernya bilang kalian sedang makan bersama di sini. Jadi aku datang."

HOLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang