Epilog

79 10 6
                                    

2o21

"Hayi-ah!"

Hayi mengangkat kepalanya untuk kali pertama setelah tiba di sana. Ia memandang pria yang tengah melambaikan tangan dengan riang sembari berjalan ke arahnya. Selama sekian detik Hayi merasa tubuhnya menggigil.

Udara malam itu memang cukup dingin, tapi bukan itu alasan ia ingin memeluk erat tubuhnya.

Lalu pria itu pun tiba di sana dengan tatapan yang hangat. Selangkah tepat di depan matanya.

Kim Hanbin.

"Kau sudah lama di sini?" tanya Hanbin.

Hayi mengangguk. "Aku memang ingin berada di luar."

"Blo hyung akan merilis albumnya besok," jelas Hanbin tanpa ditanya. Ia menyeringai lebar. "Aku akan ada di sana."

Hayi mengulas senyuman.

"Aku akan kembali," kata Hanbin.

"Pelan-pelan saja," jawab Hayi. "Kau hampir sampai. Pelan-pelan saja."

Hanbin mengangguk.

"Terima kasih karena mau kembali," ucap Hayi tulus.

"Padamu?" goda Hanbin.

"Pada semuanya," jawab Hayi tidak terpengaruh. "Padaku, pada orang-orang yang menyayangimu, pada penggemarmu."

"Aku tidak akan meninggalkan kalian lagi," kata Hanbin. "Aku akan berusaha dengan segenap jiwaku untuk mewujudkannya."

Hayi mengangguk sambil tersenyum.

"Jadi," ucap Hanbin. "Kapan kau mengatakannya?"

"Apa?"

"Bahwa kau mencintaiku sejak dulu," kata Hanbin.

"Apa?" tanya Hayi kaget.

Hanbin menarik wanita itu dalam pelukannya. Sesaat ia tahu punggung wanita itu menegang. Maka ia mengelusnya pelan untuk menenangkan.

"Sejak awal aku tahu cintaku tidak pernah bertepuk sebelah tangan," kata Hanbin sembari tersenyum. Ia melanjutkan. "Aku tahu, Hayi. Aku tahu kau juga selalu mencintaiku meski kau tidak mengatakannya."


Esok harinya lagu Acceptance Speech yang dibawakan Epik High dan Hanbin ramai dibicarakan. Semua orang merasa lega karena B.I memutuskan untuk kembali melalui jalan yang dipilihnya. Hari demi hari akan berganti, B.I akan tetap dinanti.


Niss.

HOLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang