If I Happened to Tame my Brother Well

chapter 10

“Euvil…”

Sungguh menghibur melihat kastil semakin bersih dari hari ke hari. Sejujurnya, saya tidak pernah tahu kastil ini begitu indah.

Yang saya tahu tentang kastil ini adalah jamur dan tanaman merambat yang menutupi pilar, tapi ada mawar juga. Merasa puas, saya mulai mencari ke seluruh penjuru kastil untuk menemukan Euphil.

Namun, saya masih tidak bisa melihatnya. Dia pasti sangat sibuk. Tapi aku masih bisa berkunjung ke kastil karena Orjet bersamaku. Saya berencana untuk memberitahunya 'jika dia tidak datang ke istanaku, saya akan menyerbu istananya'.

"Hah, kamu pikir kamu bisa menjauh dariku?"

Setelah semua hal Anda lakukan, tidak mungkin Anda bisa menariknya kembali. Euphil dan saya memiliki hubungan yang dalam sekarang.
Satu hal yang mengkhawatirkan saya adalah bagaimana Raja akan memutuskan untuk menghukumnya.

'Dia tidak bisa marah karena dia datang ke istanaku. Dia baru saja memecat pelayan nakal. '

Tapi kamu tidak pernah tahu. Raja itu bisa muncul dengan alasan apa pun, tidak peduli betapa absurdnya.

J

adi saya menjelajahi taman saya untuk menemukan Euphil. Taman itu terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya, bahkan sekarang bisa dianggap sebagai objek wisata. Saya ingin menunjukkan taman ini padanya secepat mungkin.

Saya mungkin lebih menyukai Euphil daripada yang saya kira. Masuk akal. Dia adalah orang pertama yang menyelamatkan saya.

Meskipun dia akan membunuhku ketika aku berusia 19 tahun, aku bisa kabur sebelum itu, jadi tidak masalah. Yang perlu saya lakukan adalah merayunya sebelum saya berusia 19 tahun. Tepat ketika saya tersesat di labirin di dalam taman yang dikelilingi oleh tujuh pilar…

“Euvil!”

Aku memanggil namanya lagi. Akhirnya, saya melihat semak berdesir.

Ini Euvil!

Saya dengan riang memeluk apapun yang ada di dalam semak.

"Siapa ini?"

Segera, saya menyesali keputusan itu. Itu adalah suara yang tidak biasa. Suaranya agak muda, seorang anak laki-laki yang tampak sedikit lebih muda dari Euphil sedang menatapku.

"Apa? Kenapa kamu memelukku? ”

Saya mengedipkan mata beberapa kali. Meskipun saya menyeka dan mengusap mata saya, itu adalah wajah yang sama. Saya tidak pernah melihatnya sebelumnya.

"Kamu siapa?"

Itulah yang ingin saya tanyakan!
Siapa Anda dan mengapa Anda di kastil saya?

Anak laki-laki itu berambut hitam dan bermata biru, dia cukup tampan. Aneh menyebut seorang anak laki-laki tampan, tapi dia pengecualian.

Siapapun akan setuju dengan saya dalam kasus ini. Mungkin karena alisnya agak gelap. Ciri dan ekspresinya yang rapi membuatnya tampak tajam, tetapi matanya bersinar seperti anjing.

Mirthy.

“Mirthy? Saya Allenan. "

Ah, Alle?

Panggil saja aku Lenan.

“Lenan…”

Saya penasaran. Dia tampak tersipu karena aku masih memeluknya tapi aku tidak peduli. Saya harus tahu siapa dia.