[xii.] Yes, the herbal tea that you made was quite helpful for sleep

19.5K 2.5K 2.2K
                                    

Batang-batang pohon tebal hutan Gainheim tampak mengerumuni tanah yang mereka pijak, begitu tinggi dan kokoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Batang-batang pohon tebal hutan Gainheim tampak mengerumuni tanah yang mereka pijak, begitu tinggi dan kokoh. Angin bergulung-gulung berembus di antara para manusia yang sibuk mendirikan tenda-tenda sebagai tempat peristirahatan setelah berjalan di atas daratan Edinworth saat fajar belum menyingsing hingga senja mendatangi. Suara kapak membelah kayu bercampur bersama tapak berpasang-pasang kaki yang berpencar ke sana dan kemari. Walaupun sebagian besar tenda sudah dibangun sempurna, mereka masih harus mengerjakan beberapa pekerjaan lain, seperti mencari air bersih di sungai dan berburu hewan meski peluh bergelut penat membungkus tubuh para pasukan imperial Edinworth itu.

Sedangkan Neith hanya terdiam di dalam tenda pribadi Alleria sembari memperhatikan gerak-gerik seorang perempuan bergaun biru muda—sebuah warna yang cukup eksentrik di keadaan menuju perang ini. Ia tahu apabila Alleria sedang bersiap-siap untuk pergi berburu, terlihat kentara dari tas kayu lonjong penyimpan anak panah dan sebuah busur yang tengah digenggam. Ingin melarang pun percuma saja, memangnya Alleria akan mendengar?

Lantas hal pertama yang Neith lakukan adalah mengembuskan napas kuat-kuat.

"Aku akan pergi berburu," Alleria berbalik badan dengan surai yang tergulung rendah begitu rapi; bersama wajah tertutup oleh kain tipis hitam yang menyerupai jaring-jaring kecil dari topi bonnet di atas kepala, "hanya sebentar."

Rupa air muka Neith cukup dapat disimpulkan sebagai suatu masalah. Berburu bukanlah hal terlarang bagi perempuan bangsawan, namun kondisi kali ini cukup berbahaya bagi Alleria untuk berkeliaran sendirian. Hutan Gainheim bukan kawasan yang terjamin aman. Tiada seorang pun tahu jika bandit liar sedang berada di balik semak-semak atau tidak. Lantas Neith berdiri lalu menatap Alleria serius. "Anda akan berburu dengan ditemani oleh beberapa kesatria imperial."

Membenarkan sisi gaun di tubuh, Alleria justru menyibak pintu tenda dan menoleh untuk yang terakhir kalinya. "Aku pasti menerima usulanmu jika sang Raja yang menemaniku," ucap Alleria sebelum benar-benar pergi, "dan jangan khawatir, aku tidak akan pergi jauh lalu tersesat."

Alleria sungguh tak bermain-main atas ucapannya. Bukti nyata, ia sudah menjauhi tenda krem pucat seorang diri tanpa menghiraukan hardikan Neith di dalam tenda. Melangkah mendekati seekor kuda kecokelatan, Alleria mengelus kepala kuda tersebut dan menaikinya. Alleria sempat mengedarkan pandang dan menemukan tenda lebar Raja Willard yang dikelilingi oleh tenda-tenda kesatria lain. Entah pria itu sedang berada di dalam tenda besar merah pekat yang baru Alleria lihat atau tidak, Alleria tak tahu. Namun ia akan mencari tahu perihal itu nanti—setelah pulang bersama daging kelinci yang siap dimasak.

Beberapa kepala anggota pasukan imperial yang sedang memotong-motong kayu untuk membuat perapian segera menoleh memandangi Alleria penasaran. Ada pula kesatria yang tadinya sibuk memberi makan para kuda kini turut melirik wanita di atas kuda cokelat penuh tanda tanya. Lantaran, mereka tidak pernah melihat perempuan aristokrat yang ikut ke medan perang terlibat dengan kegiatan berburu di saat bersamaan. Tetapi Alleria tak menggubris seluruh tatapan mereka. Alih-alih, ia langsung mengeratkan tali kekang kuda dan meninggalkan area peristirahatan kesatria Edinworth begitu cepat.

THE ROYAL CANDIDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang