[iv.] Welcome to the Edinworth palace

12.5K 2.6K 712
                                    

Ketika suara tapak berpasang-pasang kaki kuda yang menarik kereta tak lagi berdentum di tanah, Alleria mengangkat wajah untuk melihat ke samping jendela; hendak tahu apakah mereka telah sampai di tujuan atau justru terhambat oleh suatu kendala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika suara tapak berpasang-pasang kaki kuda yang menarik kereta tak lagi berdentum di tanah, Alleria mengangkat wajah untuk melihat ke samping jendela; hendak tahu apakah mereka telah sampai di tujuan atau justru terhambat oleh suatu kendala. Wajah perempuan itu terlihat sedikit mengernyit kala ia menemukan gerbang besar yang terbuat dari lempengan besi kemerah-merahan sedikit demi sedikit mulai terbuka, menciptakan bunyi deritan keras sekaligus memberi pandangan terhadap isi lanskap di balik gerbang utama, yakni istana Carleigh.

"Nona, kita telah sampai di istana Carleigh," tutur Neith sembari mengikuti arah pandang Alleria lalu beralih mengetuk pintu kereta sebanyak tiga kali, pertanda bahwa mereka akan turun. Lantas setelah itu, dua orang pria pemegang medali kesatria membukakan bilah pintu dan menjulurkan tangan demi membantu Alleria juga Neith agar dapat lebih mudah menuruni kereta.

"Terima kasih." Alleria berucap pelan kepada salah seorang kesatria yang sudah membantunya. Ia segera melirik Neith tatkala gadis belia tersebut telah berdiri di belakang. Saat Alleria hendak menatap lurus kembali, atensinya bersinggungan dengan beberapa tapak kaki kuda yang menghantam tanah tak seirama. Menoleh ke kanan, Alleria menemukan kereta-kereta kuda lain yang sebelumnya turut berada di rute serupa. Mereka adalah kandidat ratu selain Alleria.

Tiga kereta kuda yang berbaris di belakang kereta pembawa Alleria silam kini berhenti, memberikan pemandangan masing-masing kesatria penggiring kereta berbeda tengah membukakan pintu agar kandidat yang mereka layani dapat turun. Tepat ketika seluruh pintu terbuka, perempuan pertama yang turun ialah Lady Diane, putri dari Baron Gustav. Lalu disusul oleh Grett, seorang petani ladang biasa. Di kereta terakhir dan paling ujung, perempuan tanpa status mulia tampak menjejakkan kaki di atas tanah menghadap gerbang utama dengan sorot tatapan sedikit gugup.

Sepasang alis Alleria bertaut tipis, merasa penasaran. Setahunya, total seluruh kandidat ratu yang terpilih berjumlah lima wanita. Lantas, mengapa hanya empat kereta kuda saja yang berdiri tegak mengantar kedatangan para kandidat? Alleria sama sekali tidak menemukan seutas jawaban meski beberapa kemungkinan silih berganti mengelilingi kepala.

Melihat sorot mata Alleria yang cukup meneliti masing-masing kereta, Neith bergeming memikirkan sesuatu sebelum perempuan itu melebarkan netra. "Ah, Nona, ada satu hal yang tidak saya sampaikan saat kita masih berada di dalam kereta." Pungkasan Neith mendapat perhatian lebih Alleria, terlihat dari bagaimana Alleria menoleh memandangi Neith walaupun tidak ada satu patah kata diucapkan bibir.

"Di antara lima kandidat ratu selanjutnya, ada satu kandidat yang ... mati." Neith berucap sangat pelan di pengakhir kalimat sembari mengedarkan pandangan. Memastikan tiada satu pun yang mendengar ucapannya selain Alleria, Neith kembali memusatkan atensi pada topik pembicaraan mereka.

"Mati?"

"Benar Nona," Neith menggaruk pipinya perlahan pertanda ia juga bingung pasal itu, "sejujurnya saya juga tidak tahu pasti mengenai informasi ini tetapi tepat di malam sebelum kedatangan pihak kerajaan untuk menjemputnya, Lady Annaise Farheit mati karena penyakit yang sudah ia derita semenjak kecil."

THE ROYAL CANDIDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang