┊𖥸sembilan┊

1 1 0
                                    

"Ck, bisa diem gak sih lo" jawab Rean ketus

Setelah mendengar kata kata Rean, Nara langsung turun dari motor diikutin oleh Rean,

"Bantuin gue buat pilih bunga" Perintah Rean

"Bunga apa dulu, kan ada tuh bunga buat nikahan, buat kondangan, buat nembak cew-ee" ucapan Nara terhenti

"Apa kak Rean mau nembak aku?" Tanya Nara dalam hati
Nara menggeleng,

"Nggak nggak, nggak mungkin"

"Lu kenapa?" Tanya Rean heran,

"Enggak papa, jadi bunganya itu buat siapa kak?" Tanya Nara lagi

"Buat pacar gue" jawab Rean santai

Nara hanya mematung melihat jawaban Rean,

"Jadi,, selama ini kak Rean udah ada pacar?, Kenapa nggak bilang dari dulu sih" Nara mengomel sendiri

"Gue dah nemu, ini aja" ucap Rean sembari membawa bunga ke kasir lalu membayarnya dan meninggalkan Nara

Nara menatap Rean kesal,

"Tadi katanya suruh milihin, tapi sekarang malah ninggalin, huhhh dasar" Nara menghentakkan kaki lalu berjalan malas ke arah Rean.

Rean melajukan motornya ke suatu tempat, dan tempat itu adalah

"pemakaman"

"Kak kok kesini?" Tanya Nara heran

"Ikutin gue " jawab Rean sambil melepas helmnya

Nara yang ketakutan langsung memeluk lengan Rean,

"Kak Rean pacaran sama siapa?, Sama hantu masa tapi hantu mana mau sama kak Rean yang galak" tanya Nara dalam hati

Setelah sampai di satu batu nisan dengan tulisan:

Nama: Devia Amalia
Lahir: 15 Januari xxx
Wafat:25 Januari xxx

Nara terperanjat melihat namanya,
"Kayaknya aku kenal sama nama itu, tapi siapa ya, kok aku lupa" batin Nara

"Bengong aja, kesambet ntar" ucap Rean sambil berjongkok didepan batu nisan sambil meletakkan bunga.

"Hei, aku Dateng kesini Dev, gimana kabar kamu disana? Pasti kamu udah bahagia ya? Maaf aku gabisa jaga kamu, semoga kamu tenang disana ya Dev, Aku sayang kamu" Ucap Rean sambil mencium batu nisan.

"Deg"
Nara yang melihat momen itu kaget, karena seorang Rean mengucapkan kata aku, kamu pada seseorang yang sudah meninggal, dan yang lebih menyakitkan Nara, ketika Rean mengucapkan

"aku sayang kamu"
"Apa orang itu berarti bagi Rean?"
"Apa itu pacar Rean?"
"Kenapa Rean sayang sekali dengan perempuan itu?"

Begitulah pertanyaan pertanyaan yang Nara

"Kak" Ucap Nara sambil memegang pundaknya

"Aku pamit dulu ya Dev, besuk aku kesini lagi"

Rean menarik tangan Nara keluar dari area pemakaman, mengingat hari sudah sore, takut terjadi yang tidak tidak pada Nara

Reanar slow updateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang