Sakura yang sedang memasak dikejutkan dengan kedua tangan yang melingkar di perutnya. Ia menghela, memukul pelan tangan kekar itu. Menggerutu dengan suara pelan tanpa menoleh ke belakang.
Tidak ada yang berbicara setelahnya. Sakura memilih tetap mengabaikan pria yang memeluknya dan fokus pada masakan yang dia buat. Beberapa kali dirinya mencoba melepaskan rangkulan itu. Namun pelukan itu sangat erat, sampai Sakura juga merasakan kebas di perutnya.
Tak tahan, Sakura kembali memukul tangan yang setia memeluk perutnya, "Bos, lepas. Kau mau ku siram minyak panas?!" ketusnya tanpa rasa takut sedikit pun.
Sasuke tak bergeming. Ia yang semula menenggelamkan wajahnya di lekukan leher Sakura mengangkat kepalanya. Menaruh dagunya di bahu kecil wanitanya itu. Retina kelamnya miliknya memandang datar makanan yang sedang di olah oleh Sakura.
"Bau." komentarnya datar.
Emerald Sakura berotasi. Jika dirinya bau, bukankah seharusnya Sasuke menjauh dan menyuruhnya mandi? Bukannya malah di peluk dan di endus-endus seperti anak anjing.
"Lepaskan dulu bos, aku harus menyelesaikan masakan ini. Aku sudah sangat lapar."
Kali ini Sasuke menurut. Dia melepaskan pelukannya dan berjalan menuju meja makan. Menyandarkan pinggul di sana dan memandang Sakura sembari bersedekap. Menatap intens setiap gerak gerik tubuh Sakura yang lincah ke sana-ke mari mengambil bumbu-bumbu atau peralatan masakan lainnya.
"Ada begitu banyak pelayan di sini. Untuk apa kau memasak sendiri. Apa mereka sudah sangat tidak berguna?"
Sakura melirik Sasuke sejenak. Kepalanya menggeleng kecil sebelum dia menjawab, "Aku yang ingin masak sendiri. Mereka tidak salah." Ia tak mungkin bilang kalau pelayan-pelayan itu sangat lelet mengerjakan tugas yang berhubungan dengannya.
Selama Sasuke pergi, para pelayan memang sangat jarang melayani Sakura. Mereka seperti menghindar. Enggan untuk melayaninya. Dan Sakura adalah tipe orang yang tidak suka hal yang merepotkan. Untuk apa dia susah-susah menyuruh atau memaksa mereka jika dia bisa melakukannya sendiri.
Sasuke tak bersuara lagi setelah mendapatkan jawaban itu. Tangannya bergerak menarik kursi. Lalu mendudukkan diri di sana. Menanti dalam diam masakan Sakura yang sudah matang.
Tanpa di minta, Sakura menyiapkan dua piring. Ia dengan telaten menyiapkan makanan Sasuke. Mengambilkan pria itu nasi beserta lauk-pauknya. Tingkahnya yang seperti ini, membuatnya terlihat seperti seorang istri teladan yang melayani suaminya. Dan pikiran itu tiba-tiba menyusup di kepala Sasuke. Membuat pria itu kagum.
"Kenapa melihatku terus bos?" tanya Sakura ketika menangkap basah Sasuke yang sama sekali tak mengalihkan pandangan darinya. Ia mendadak menjadi sedikit gugup. Apalagi saat melihat kilauan aneh di mata hitam bos kejamnya itu.
Tentu saja Sasuke tak menjawab pertanyaan itu. Dia lebih memilih menunduk dan mulai menyantap makanan di depannya. Tak lagi menghiraukan Sakura yang juga mulai fokus pada makanannya sendiri. Walau begitu, beberapa kali dirinya menyempatkan diri untuk melirik wanita tersebut.
Dan tentu saja itu bukan perbuatannya secara sadar, itu semua karena reaksi tubuhnya sendiri.
Lima belas menit mereka makan dalam diam. Sakura hendak membereskan piring yang mereka gunakan. Akan tetapi, saat dirinya baru saja berdiri, Sasuke memanggil pelayan. Memerintahkan mereka untuk membereskannya. Lalu menyeret Sakura pergi dari sana.
Sakura sedikit kesulitan menyeimbangi langkah Sasuke. Wanita itu berkali-kali protes. Namun seakan telinganya tuli, Sasuke tidak menghiraukannya sama sekali.
Pria itu baru saja melepaskan tangan Sakura ketika berada di dalam kamar mandi kamar Sasuke. Sakura membulat, kepalanya menyembunyikan alarm tanda bahaya ketika paham dengan maksud Sasuke membawanya kemari. Tanpa buang waktu dia langsung melesat ke arah pintu. Namun sayang, baru saja pintunya terbuka, Sasuke mendorongnya dan membuat pintu itu kembali tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Mafia : She Is Mine!
Fiksi PenggemarCover By @WatanabeNiko Hidup Sasuke tak pernah semenarik ini sebelum dia menyelamatkan seorang gadis yang hanyut dan terdampar di villa pribadi miliknya. Melihat kemampuan dari gadis bertampang lemah itu, dia memutuskan untuk memanfaatkan. Namun sia...