O2. About mental

13 4 2
                                    

Happy reading !


── OoO↷

Tok tok tok

Aku mengetuk pintu kamar kak Ryujin yang sedikit terbuka lalu aku membuka nya lebih lebar,

"Kak"

Aku berdiri tepat di ambang pintu kamar kak Ryujin, entah mengapa aku ingin bercerita tentang ucapan Renjun tadi kepada Kak Ryujin.

"Nara? Masuk aja"

ujar Kak Ryujin yang tetap fokus pada laptopnya

Uh.. dia terlihat terlalu fokus dengan laptopnya, mungkin tugas?

Aku memasuki kamar yang dominan  dengan warna merah dengan nuansa yang sederhana, Kak Ryujin memang tipe orang yang simpel dalam semua hal sampai detail-detail kamar ini pun simpel dan mudah untuk dibersihkan kapan saja,

Oh─ Kak Ryujin itu selalu membersihkan kamarnya saat ada waktu luang.

"Ada apa? Hari ini engga ada PR bahasa Korea kan?"

Ck, aku mendengus kesal. Dia terlalu hafal dengan kebiasaan ku yang mengerjakan PR bahasa Korea di kamar nya.

But nope, pelajaran bahasa Korea itu besok bukan hari ini. Aku kesini karena..

Mungkin sedikit aneh jika aku membahas ini dengan kakak ku yang super super bawel ini, tapi dia ini sekertaris osis pasti tau tentang orang yang aku akan bahas.

"Renjun.."

Dia menghentikan ketikannya lalu memutar kursi belajarnya, dia menatapku yang duduk di tepi ranjang nya. Kak Ryu berdecak, tatapannya terlihat kesal.

"Udah baikan? Nanti juga marahan lagi, disuruh putusin engga mau. Udah tau Renjun itu gimana masih aja, terserah lah kakak engga mau ikut campur."

Ngomong-ngomong aku suka memanggil Kak Ryujin itu Kak Ryu. Aku tau Kak Ryu akan mengatakan seperti itu tapi aku bertemu dengannya bukan untuk membicarakan tentang Renjun saja.

"Iya aku memang sudah baikan dengan Renjun, tapi ini bukan tentang Renjun, ini tentang murid pindahan itu"

Kak Ryu langsung memutar kembali kursi belajarnya lalu berdiri dan duduk di samping ku. Tunggu, dia tertarik dengan cerita ini? Sampai-sampai dia berpindah tempat duduk? Ah─ itu tidak penting..

"Murid itu? Ah iya dia kan bergabung ke kelas kamu"

Aku tersenyum, kalian pasti tau aku tersenyum kenapa kan? Okay, aku tersenyum karena Kak Ryu tau tentang Mark. Aku senang itu,

"Renjun kenal dia, kata Renjun dia mentalnya sakit. Aku tau kakak tidak setau yang aku bayangkan tapi kakak tau sedikit tentang dia kan?" Kak Ryu melotot saat aku mengatakan mental Mark sakit, aku hanya ingin mencari kepastian bahwa Mark tidak apa-apa dan tidak seperti yang dimaksud Renjun.

Dia berjalan ke arah meja belajarnya, mengambil buku lalu memberikannya padaku. Buku ini benar-benar tebal.

"Buku apa ini?"

tanyaku padanya, dia hanya membalas dengan senyuman dan menaik turunkan alis nya seperti mengatakan "Sudah lah buka saja"

Aku membuka buku yang berjudul 'The Noonday Demon: An Atlas Of Depression', buku ini mungkin tidak bisa dibaca hanya sehari dan mungkin membutuhkan waktu lebih dari 1 minggu

Can't MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang