Jika sudah baca kisah kelicikan kitsune, pasti minna-san heran dengan judul yang saya tulis diatas. Loh? Katanya kitsune itu licik, lha ini kok baik? Iya doong, kitsune kan juga punya rasa punya hati, jangan samakan dengan pisau belati dong(apaan sih). Tapi kali ini saya memang mau ceritain kalau ternyata kitsune beserta rubah-rubah lain di Jepang itu tidak hanya suka menipu dan mempermainkan orang, tapi juga mereka merupakan salah satu makhluk yang bisa membalas budi. Balas budi gimana? Ini ceritanya, disimak ya^^
Pada suatu musim semi yang cerah, ada 2 pemuda yang pergi ke tegalan untuk mengumpulkan tumbuhan pakis. Mereka merupakan sahabat akrab, dan mereka membawa sebotol anggur serta perbekalan untuk dimakan bersama setelah tugas mereka selesai. Saat mereka sedang asyik mengumpulkan tumbuhan pakis, mereka melihat ada seekor rubah yang mengajak anak-anak mereka bermain dikaki bukit
Didekat para rubah itu, mereka melihat ada 3 anak dari desa tetangga membawa keranjang. Ketika ketiga anak tersebut melihat para rubah itu, mereka mengambil tongkat bambu dan mencuri anak rubah tersebut di hilir. Ketika sang rubah tua hendak melawan, dipukulnya rubah tua itu dengan tongkat bambu sehingga rubah tua itu lari ketakutan. Kemudian anak-anak itu memasukkan sang anak rubah ke keranjang yang mereka bawa.
Salah satu dari pemuda itu seketika bertanya “halo nak, apa yang hendak kalian lakukan terhadap anak rubah itu?”
Anak tertua menjawab “kita akan membawanya pulang, menjualnya kepada pemuda di desa, dan pemuda itu akan merebusnya dan memakannya”
Pemuda yang lain pun ikutan kepo “umm, rasanya nasibnya akan sama saja kemanapun kau menjualnya. Berikan padaku saja anak rubah itu”
“Tidak bisa, pemuda didesa kami memberi kami uang dengan jumlah yang cukup banyak jika kami dapat menangkap anak rubah. Kami tidak dapat menjualnya kepadamu dengan harga berapapun”
“Baiklah, berapa pemuda itu membayarmu?”
“Setidaknya 300 duit” jawab anak itu berbinar-binar
“Baiklah, kuberikan kepadamu 500 duit”