Lanjutan Cerita

4 0 0
                                    

Tapi kami sudah berjanji kepada pemuda didesa kami, bagaimana kami dapat menjual kepadamu?”

“Bilang saja bahwa kau gagal mendapatkannya akibat ilusi”

“Ah! Ide yang bagus!” Teriak ketiga anak tersebut kegirangan sembari menerima 500 duit dari pemuda tersebut. Teman pemuda ini merasa heran, dan dia bertanya “kau punya selera yang aneh, untuk apa kau menyimpan anak rubah ini?”

“Bagaimana bisa kau berkata bahwa seleraku aneh? Bila saja kita tidak menyelamatkan rubah itu, dia akan mati! Bagaimana bisa aku diam saja melihat sebuah nyawa diambil? Aku hanya kehilangan sedikit uang untuk menyelamatkan anak rubah ini. Aku pikir kau cukup akrab hingga mengetahui sifatku, tapi ternyata aku salah, maka pertemanan kita berakhir sampai sini”

Lalu karena melihat sang penyelamat rubah menjadi begitu marah, temannya merendah, menyesal hingga menunduk, sembari mengatakan “aku benar-benar kagum atas kebaikan hatimu. Aku jadi semakin mencintaimu sebagai teman. Kupikir kau akan menggunakan anak rubah tadi sebagai pancingan agar rubah tua datang kerumahmu dan memberikan keberuntungan kepadamu. Ketika aku memanggilmu aneh, aku hanya mengujimu karena aku curiga kepadamu. Namun sekarang aku sangat malu terhadap dirimu sendiri.”

“Apakah benar begitu? Kalau begitu aku juga minta maaf karena kasarnya bahasaku tadi” Jawab sang penyelamat rubah.

Ketika mereka berdua berbaikan, mereka mendapati bahwa kaki anak rubah tersebut terluka dan membuatnya tidak dapat berjalan. Ketika kedua pemuda ini kebingungan, mereka menemukan ada tumbuhan bernama “doktor Nakase” yang sedang tumbuh. Mereka berdua melilitkan doktor Nakase kebagian luka anak rubah, kemudian merawatnya dengan memberinya nasi hangat dari bekal mereka, dan mengelus punggungnya. Tidak lama kemudian, anak tersebut sudah mampu berjalan, mereka berdua sedang mengagumi doktor Nakase ketika mereka menyadari tidak jauh dari mereka terlihatlah rubah tua yang sedang memandangi anaknya.


Lihat! Rubah tua itu telah kembali! Datanglah! Ini anakmu!” teriak kedua pemuda itu sembari membebaskan anak rubah tersebut ke orang tuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lihat! Rubah tua itu telah kembali! Datanglah! Ini anakmu!” teriak kedua pemuda itu sembari membebaskan anak rubah tersebut ke orang tuanya. Anak rubah itu segera mendatangi orangtuanya dan menjilati satu sama lain tanda bahagia. Kedua rubah tersebut kemudian membungkuk, seakan berterima kasih kepada kedua pemuda ini. Dengan hati bahagia, mereka berdua beristirahat dan memakan bekal serta meminum anggur yang mereka bawa. Persahabatan mereka semakin erat.

Bertahun-tahun kemudian, si penyelamat anak rubah menjadi pedagang sukses, menikah dan mempunyai anak laki-laki. Namun ketika anaknya mencapai usia 10 tahun, ia terkena penyakit misterius yang dimana tidak ada dokter maupun obat yang dapat menyembuhkannya. Akhirnya ada satu dokter mengatakan bahwa penyakit anaknya hanya bisa sembuh oleh obat yang terbuat dari hati rubah.Pasangan suami-istri ini putus asa, karena mereka tidak akan mengambil nyawa dari makhluk hidup lain, meskipun untuk anak mereka. Akhirnya mereka meminta tolong dari seseorang yang tinggal di gunung. “jika tetanggamu hendak berburu rubah, berikan hatinya kepadaku, akan kubeli berapapun harganya” dengan putus asa pasangan suami istri ini mengutarakan permohonannya, dan tetangganya menyanggupi.


Taiko-eiji yoshikawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang