1. PERUBAHAN

708 46 4
                                    

Jezia sedaritadi hanya berdiri di depan kaca, melihat dirinya sendiri lewat pantulan sembari berpikir apakah ini adalah kenyataan. Dirinya yang biasa-biasa saja dan aneh ini bisa disukai oleh Christian Yu? Si kakak kelas nakal yang sangat terkenal di sekolah itu?

Apa dia sedang dijadikan taruhan? Seperti di novel-novel dimana jika laki-laki itu berhasil menaklukan hati gadis yang dijadikan target saat menjalani truth or dare, laki-laki itu akan mendapatkan hadiah yang besar. Tapi sepupunya itu kan berteman dengan Christian. Kalau taruhan ini benar-benar terjadi, berarti sepupunya si Bobby itu adalah salah satu orang yang terlibat dalam taruhan ini?

Jezia bergidik ngeri, pikirannya di pagi hari cukup liar dan aneh. Tapi bisa saja terjadi kan? Nothing is impossible man. Kalau taruhan ini benar, dia bersumpah akan memukul Bobby sampai laki-laki itu dirawat di rumah sakit.

Jezia menghela nafasnya pelan, Matanya menatap sudut kamar secara acak disaat otaknya masih berusaha berpikir mengapa kakak kelasnya itu tiba-tiba bisa menyukainya. Jezia berusaha abai dan tidak terlalu peduli. Jika Christian menyukainya, yasudah. Jika semua ini ternyata hanya karena taruhan semata, yasudah.

Gadis itu mengambil tas merah yang biasa dia pakai untuk sekolah lalu turun ke bawah, bersiap untuk sarapan sebelum dirinya pergi menimba ilmu. Dan juga pertemuan pertama kalinya dengan Christian.

、🌹

"Tuan putri akhirnya turun juga setelah sekian lama." Jezia hanya tersenyum kecil mendengar ucapan mamanya setiba gadis itu di bawah.

Jezia tau bahwa itu adalah sebuah sindiran. Dua hari berturut-turut kemarin hanya dia pakai untuk bersantai di kamar. Dia juga hanya keluar jika ingin mengambil minum. Makanpun juga diantar ke dalam kamar. Intinya dua hari ini dia hanya berdiam diri di kamar. Dan sekarang dia baru keluar dari habitatnya.

"Makan dulu gih. Pak Tarno udah di depan nungguin kamu." Kata Andina yang merupakan mamanya itu sembari tangannya mengambil selai strawberry.

"Ma, ehm..."

"Kenapa?" Tanya Andina dengan mata yang menatap anaknya, menunggu anaknya itu berbicara.

"Kayanya aku hari ini ngga sama Pak Tarno deh."

"Lah kenapa? Mau pergi sendiri?"

"Aku dijemput temen aku..." Jawab Jezia dengan tangan yang mengambil mangkok berisi bakso kwetiau di depannya.

"Temen?" Gumam Andina pelan. Seingatnya teman-teman anaknya perempuan semua, dan satupun tidak ada yang bisa menaiki kendaraan sendiri. Lalu, siapa teman yang dimaksud anaknya kali ini?

"Oh... Pacar ya?"

"Ih bukan Ma!" Jawab Jezia secepat mungkin. Andina hanya tertawa melihat respon anaknya yang panik, "Beneran temen ma, bukan pacar."

"Iya, iya. Mama bilang ke Pak Tarno dulu." Setelah itu Andina pergi ke luar rumah, meninggalkan anaknya yang akhirnya bisa sarapan dengan tenang.

Baru ingin memasukkan satu bakso ke dalam mulut, tiba-tiba hpnya bergetar tanda adanya pesan baru yang masuk. Jezia menaruh kembali sendoknya ke dalam mangkok, lalu melihat notif yang ternyata berasal dari kakak kelasnya.

 Jezia menaruh kembali sendoknya ke dalam mangkok, lalu melihat notif yang ternyata berasal dari kakak kelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BEST GIRL | DPR +IANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang