2. CHRISTIAN'S STORY

546 46 8
                                    

Motor Christian melaju lumayan kencang membelah kawasan komplek yang terlihat sepi. Jezia maupun Christian sama sekali tidak ada yang membuka suara karena bingung ingin bicara apa. Padahal helm milik Christian memiliki intercom yang terpasang sehingga pemakainya bisa berbicara dengan leluasa tanpa adanya ha hi hu he ho.

Bibir Jezia terbuka, "Kak, di geng kakak ada yang namanya Bobby kan?" Tanya gadis itu berusaha membuka pembicaraan.

"Iya, ada. Kenapa?" Tanya christian dengan perasaan was-was. Jezia tidak mungkin suka dengan Bobby kan? Secara dia kan lebih tampan berkali-kali lipat?

"Dia sepupu aku."

Jawaban dari Jezia membuat Christian terkejut, tapi beberapa saat kemudian laki-laki itu berdecak kesal karena menyadari sesuatu, "Brengsek si Bobby."

"Hah kenapa emangnya?" Jezia penasaran apa yang dilakukan oleh sepupunya sampai kakak kelasnya itu terlihat kesal.

"Gue sebenernya, ehm, gimana ya ngomongnya..."

"Apaan? Ngomong aja." Kepala Jezia otomatis maju di mana dagu gadis itu hampir menempel di pundak Christian. Tapi saat Christian menoleh ke belakang, mereka berdua terlonjak kaget sampai Jezia langsung kembali ke posisi semula, "Sorry kak."

"Ya, gapapa." Christian berdeham pelan, "Pas gue mulai suka lo itu, gue cerita ke Bobby. Tapi dia belagak ga tau apa-apa tentang lo. Gue minta saran tapi dia malah ngasih saran aneh-aneh. Eh ternyata lo berdua malah sepupuan." Jelas laki-laki itu yang dibalas oleh tawa kecil dari sang gadis. Jezia tidak tau ingin membalas apa. Maka yang dia lakukan hanya tertawa.

Beberapa menit mereka diam karena Jezia yang memutuskan pembicaraan, motor Christian berhenti di pinggir danau. Jezia turun dari motor dan melihat sekitar. Suasananya sangat tenang dan damai, orangpun tidak terlihat satupun disini. Di kiri Jezia terdapat rumah pohon berwarna cokelat yang lumayan besar, dan di kanannya terdapat taman bermain kecil. Saat Jezia melihat ke depan, ada danau besar yang berisi banyak ikan koi.

"Gimana? Menurut lo bagus?" Jezia menoleh ke asal suara. Christian sudah berdiri di sampingnya.

"Bagus kak!"

Christian tersenyum kecil, lalu tangannya menyentuh kedua pundak Jezia dan mendorongnya pelan ke arah rumah pohon. Jezia yang merasa terdorong mengikuti arah dari sang laki-laki menuju rumah pohon.

"Naik gih ke atas."

Jezia melihat rumah pohon yang berada di depannya. Ada tangga yang menghubungkannya sampai ke atas. Baru ingin naik, gadis itu menyadari sesuatu. Dia mundur lalu berkata, "Kakak duluan aja."

"Kenapa?" Christian mengernyit bingung, "Lo duluan aja Jez. Gue belakangan." Tapi yang disuruh pun tetap kekeuh. Jezia terus menyuruh Christian agar naik terlebih dahulu.

"Ngga mau. Kakak duluan aja."

"Lo dulu aja Jez. Gue liatin dari bawah supaya lo ga jatoh. Kalo lo tiba-tiba jatoh kan gue bisa nangkepㅡ"

"Aku pake rok. Ini lebih pendek dari yang biasanya." Ujar gadis itu sembari menunduk karena malu. Jezia menyuruh Christian naik terlebih dahulu agar pikirnya dia nanti bisa naik dengan leluasa. Hari ini kebetulan rok yang dia pakai lebih pendek dari yang lain, dan dia lupa memakai hot pants pula.

"Yaudah, gue liat ke bawah aja. Lo naik duluan sana. Gue ngga se-brengsek itu sampe liatin daleman lo pas naik." Ucap laki-laki itu dengan tatapannya yang mengarah ke bawah.

BEST GIRL | DPR +IANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang