4. HAL YANG TERLUPAKAN

306 32 10
                                    

"Ngga naik motor aja kak?" Tanya Jezia kepada Christian disaat laki-laki itu lebih memilih mobilnya.

"Naik mobil aja, udah sore juga." Jezia mengangguk pelan, mengikuti apa yang Christian inginkan. Dari jauh, Jezia dapat melihat Clarine yang berdiri diam-diam di balik pintu. Gadis itu tidak berani berhadapan dengan Jezia karena dirinya merasa sangat bersalah mengatai kakak kelasnya murahan dan tidak beradab.

Tapi mau bagaimanapun, gadis-gadis sebelumnya memang seperti itu. Padahal dia sudah berusaha untuk terlihat baik kepada gadis-gadis sampah sebelumnya. Christian terakhir kali berhubungan dengan seorang gadis saat sang kakak berada di kelas sebelas. Dia kira setelah pertengkaran hebat saat itu, sang kakak sudah tau apa yang salah dengan dirinya. Tapi rasakan betapa terkejutnya dia saat pulang dari sekolah pagi-pagi karena adanya pengumuman guru yang akan rapat, lalu setelah sampai ke rumahnya dan membuka pintu kamar kakaknya untuk menyapa, dia malah melihat seorang gadis yang tidak dikenal ada di dalamnya.

Tapi kali ini dia yang salah. Jezia sangat berbeda. Dan Jezia adalah gadis yang tepat di mana dia bisa menyerahkan Christian seutuhnya tanpa merasa gelisah. Hari ini dia melihat bagaimana kakak kelasnya itu memperlakukan Christian. Jezia menatap sang kakak dengan tatapan paling lembut, berbicara dengan halus dan sopan tanpa kata-kata buruk yang keluar dari bibir kecil itu. Lalu yang terakhir, Jezia selalu merespon apapun yang kakaknya bicarakan. Sekecil dan sepele apapun selalu gadis itu respon. Dan semua hal itu adalah hal yang tidak pernah gadis-gadis sebelumnya lakukan untuk kakaknya.

Jezia sangat baik. Dia memasakkan mereka berdua makanan, mengajak mereka berdua mengobrol. Dan tanpa sadar hubungannya dengan sang kakak mungkin akan mulai membaik karena adanya kemajuan dalam hal komunikasi. Karena tanpa sadar dirinya dan sang kakak sering bertukar obrolan beberapa kali. Tanpa amarah, tanpa teriakan, tanpa bentakkan. Semuanya... Murni obrolan ringan yang menyenangkan.

"Clarine, gue pulang dulu ya." Teriak Jezia tidak lupa sebelum gadis itu masuk ke mobil. Clarine mengeratkan pegangannya kepada kusen pintu, lalu dengan perlahan keluar dari persembunyiannya. Dia berlari kecil dan menghadap kepada sang kakak kelas.

"Sorry... Buat yang tadi. Sekali lagi sorry."

Jezia menatapnya, lalu tersenyum kecil. "Ngga papa Cla. Bukan salah lo. Keadaan yang akhirnya buat lo begini kan? Jadi... Bukan salah lo. Lo pasti juga kaget pas liat gue di kamar kakak lo. Sebenernya tadi gue juga mau keluar, kamar Christian suram banget gila."

"Emangnya serem?" Tanya Christian tidak terima. Dirinya jadi ikut mengobrol, padahal tadi dia sudah masuk ke dalam mobil. Melihat sang gadis yang masih berbicara dengan adiknya, jadilah dia keluar lagi dari mobilnya.

"Iya, serem banget. Mana kaca di mana-mana, gelap pula. Kakak emang nyaman begitu?" Tanya Jezia.

"Nyaman-nyaman aja."

Jezia mendelik tidak suka. Nyaman darimana, yang ada dia hampir muntah karena gugup dan ketakutan.

"Yaudah. Gue pulang dulu ya." Jezia yang ingin masuk ke dalam mobil terhenti karena cekalan dari Clarine. Gadis itu menatap Clarine, menunggu apa yang gadis itu ingin ucapkan.

"Kapan-kapan... Dateng lagi ya." Ucap Clarine pelan dengan kepala yang menunduk. Jezia tertawa kecil, lalu menganggukkan kepalanya.

Christian tersenyum melihat hubungan Jezia dengan sang adik, lalu masuk ke dalam mobil setelah Jezia yang sudah masuk terlebih dahulu, meninggalkan Clarine yang menatap kepergian mereka dengan tatapan yang lega tanpa beban.

Akhirnya masalah ini telah selesai.

、🌹

"Aku pulang dulu ya kak. Kakak hati-hati juga."

BEST GIRL | DPR +IANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang