Bangun

2 1 0
                                    

Tidak ada gunanya berdiam diri. Jika ingin berubah maka harus berusaha. Aku lelah dengan tidak melakukan apapun. Tapi apa? Tidak ada yang bisa kulakukan. Bahkan mati saja tidak bisa. Dunia ini tidak mengijinkan siapapun untuk keluar meninggalkannya.

Berbagai cara sudah ku coba untuk keluar dari dunia ini. The Dark World, kami menyebutnya begitu. Karena tidak ada apaun di sini selain kegelapan. Sebagian orang menyebutnya The Labirinth, karena dunia gelap ini hanyalah sebuah labirinth tak berujung.

Bukan hanya aku, tapi seluruh penduduk The Dark World sudah melakukan segala hal sama untuk mencari pintu keluar. Tetapi teka-teki dunia ini belum terpecahkan juga. Meskipun demikian kami yakin akan satu hal. Jalan keluar itu ada disana. The Dungeon, kami menyebutnya begitu, adalah sebuah bola energi raksaksa yang terkadang muncul tiba-tiba di dunia ini.

The Dungeon tersebar di berbagai sudut dunia ini. Bola energi itu bergemuruh dengan suara dan pancaran energi yang berbeda-beda. Bahkan gemuruhnya bisa terdengar dari jarak beberapa kilometer.

Perutku berbunyi. Entah kapan terakhir kali aku makan sesuatu. Meski tidak bisa mati, hal-hal yang bersifat duniawi masih mempengaruhi kita seperti rasa lapar, kesedihan, kebahagiaan, keserakahan, cinta dan pengkhianatan. Itulah yang meyakinkanku bahwa kita tidak benar-benar mati. Aku masih yakin bahwa ada satu dunia dimana kita bisa benar-benar hidup.

Meski berat aku harus bangun. Rasa lapar ini kenyiksaku. Jadi kucoba untuk bangun. Menarik nafas dan kuhembuskan. Ku coba untuk mengumpulkan sedikit tekad untuk terus bergerak. Aku bosan, mungkin ada diujung tekadku. Ingin rasanya aku menyerah dan membiarkan diriku tergeletak selamanya. Aku lelah dengan dunia ini.

Aku bangkit. Meski sulit tetap ku paksakan. Sepertinya beberapa sendi tulangku tidak bersahabat. Kaku rasanya. Tetapi ku coba bangun. Sendi-sendinya berbunyi seolah-olah tulang-tulangku patah dibeberaps bagian.

"Ugh... ." Hanya itu yang keluar dari mulutku. Bahkan untuk bangun saja begitu merepotkan.

Aku berdiri. Dan beberapa bagian sendiku berbunyi. Ku coba untuk meregangkan persendian-persendian itu. Sedikit nyaman sekarang. Dengan mata tertutup dengan wajah menengadah keatas Kutarik nafas dalam-dalam dan kuhembuskan. Ku buka mataku, langit itu gelap tak berbintang. Begitulah dunia ini.

Sekarang aku bangun dan mulai melangkah. Kemana aku akan pergi tidak mengganggu pikiranku. Hanya satu tujuan pasti saat. Ya hanya itu satu-satunya jalan keluar dari semua masalah kita semua. Tidak lain adalah The Dungeon. Aku terus berjalan menghilang dikegelapan dan dinginnya salju.

The DungeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang